Selama sembilan bulan mengandung bayinya, ibu mengalami berbagai perubahan. Bagaimana agar kehamilan sehat, persalinan berjalan lancar, dan bayi lahir sehat?         

Kehadiran seorang bayi merupakan hal yang paling dinantikan oleh orang yang telah berumah tangga. Perasaan bahagia akan senantiasa mengiringi pasangan yang akan dikaruniai buah hati mereka. Apa saja yang terjadi pada si kecil selama sembilan bulan dalam kandungan ibunya? Apa saja yang dialami oleh ibu ketika mengandung bayinya? Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Polri Said Sukanto, dr. Fredrico Patria, Sp. O. G. (K.), menjelaskan hal-hal tersebut secara tertulis dalam wawancara dengan Mediakom pada 21 Desember 2023.

Apa yang terjadi di dalam kandungan selama sembilan bulan padi bayi dan ibu yang mengandungnya?

Selama sembilan bulan di dalam kandungan ibu terjadi perubahan yang besar dari seorang calon manusia, mulai dari pertemuan sperma dan sel telur di dalam saluran telur, yang sebelumnya merupakan proses seleksi dari jutaan sel sperma yang masuk dan hanya satu yang terpilih untuk membuahi. Ini dilanjutkan dengan berkembangnya hasil konsepsi itu menjadi ribuan sel yang kemudian mempunyai tugas masing masing.

Pada tiga bulan pertama, terjadi pembentukan organ organ vital, mulai dari otak, pancaindra, jantung, perut dan isinya serta anggota tubuh lainnya. Fase ini dinamakan fase organogenesis. Pertumbuhan ini dilanjutkan dengan dua trimester berikutnya berupa pertambahan sel di masing-masing organ sampai menyerupai bentuk manusia sempurna menjelang kelahiran.

Ibu sendiri juga mengalami perubahan, yang merupakan adaptasi terhadap bayi yang dikandungnya. Tubuh ibu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi yang dikandungnya. Pada tiga bulan pertama terjadi perubahan akibat penyesuaian ibu terhadap hormon kehamilan, termasuk perubahan pola makan, kadang gangguan buang air besar. Terjadi perubahan bentuk tubuh, ketika perut semakin besar yang mengakibatkan penyesuaian seperti napas yang semakin memendek, curah jantung yang meningkat, pertambahan berat badan yang diakibatkan oleh kandungan, dan cadangan makanan ibu yang semakin meningkat. Selain itu, metabolisme ibu meningkat, yang ditandai dengan sedikit kenaikan suhu badan. Menjelang persalinan ada penyesuaian jalan lahir agar ibu dapat melakukan persalinan pervaginam dengan mudah.

Pada fase kehamilan, apa saja yang harus diperhatikan untuk kesehatan ibu dan janinnya?

Untuk mendapatkan kehamilan yang sehat,seorang ibu harus memastikan dirinya sehat sebelum kehamilan terjadi. Hal ini dimulai dari masa remaja. Pastikan tidak ada anemia dan obesitas pada calon ibu dan tidak ada gaya hidup yang kurang baik, seperti malas berolahraga, merokok. Saat hamil, seorang ibu harus menjaga pola makan yang baik, tetap menjaga kebugaran dengan olahraga ringan, dan datang ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan skrining faktor risiko yang mungkin akan mengganggu proses kesehatan. Harus juga dipastikan bahwa tidak ada anemia dan kekurangan zat gizi maupun mikronutrisi lainnya seperti asam folat. Perlu juga diperhatikan asupan susu sebagai sumber kalsium.

Pada trimester berapa yang paling rawan terhadap keselamatan ibu dan bayi?

Pada umumnya masa yang paling rawan adalah di trimester pertama, saat plasenta atau ari-ari baru mulai terbentuk, sehingga kemungkinan dapat terjadi keguguran besar. Pada masa ini juga terjadi organogenesis, yaitu pembentukan organ penting. Sehingga, bila terjadi gangguan asupan makanan atau infeksi, maka kemungkinan kelainan yang terjadi lebih berbahaya.

Asupan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil?

Seorang ibu hamil mempunyai kewajiban untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi yang dikandungnya. Diet berimbang dengan mengutamakan protein dan membatasi karbohidrat dianjurkan. Jangan lupa makan sayuran dan buah-buahan sebagai sumber serat dan vitamin serta mikronutrien. Penggunaan penyedap makanan yang dimasak setengah matang sebaiknya dihindari. Ibu hamil juga perlu memperhatikan asupan kalsium yang berasal dari susu dan pastikan minum air putih yang cukup.

Berapa kali pemeriksaan seharusnya dilakukan oleh ibu hamil?

Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) dilakukan secara terpadu. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan pemeriksaan kehamilan sebanyak enam kali, yaitu dua kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga. Pemeriksaan kesehatan ibu hamil sebaiknya dilakukan di fasilitas kesehatan dengan tenaga kesehatan yang terlatih sehingga dapat mendeteksi bila ada faktor risiko dan memberikan saran dan terapi untuk mencegah atau mengurangi risiko tersebut.

Apakah fenomena ngidam memang ada secara ilmiah atau mitos?

Ngidam merupakan hal yang biasa ditemui saat hamil. Pada umumnya terjadi di awal kehamilan sebagai akibat perubahan hormonal tubuh ibu dan perubahan enzim di saluran cerna. Ngidam sendiri berarti ibu hamil menginginkan sesuatu, bisa yang sifatnya wajar berupa makanan atau hal yang lain, bisa juga sesuatu yang tidak wajar. Sepanjang permintaannya umum dan berupa makanan, dapat dituruti. Tetapi, bila permintaan tidak wajar dan bisa membahayakan kesehatan, tidak perlu dituruti.

Di sini peran suami dan keluarga sebagai support system sangat penting untuk menilai wajar atau tidak dan bisa menjadi alat untuk mendekatkan hubungan keluarga dengan memenuhi permintaan yang wajar tentunya.

Apakah ada perubahan hormonal yang menyebabkan masalah kesehatan pada ibu hamil?

Perubahan hormonal akibat kehamilan akan menyebabkan perubahan anatomi dan fungsi tubuh dari ibu hamil. Hal ini paling terlihat di kehamilan muda atau pada trimester pertama. Perubahan yang terjadi menyebabkan gangguan gerak usus, yang mengakibatkan timbulnya keluhan berupa mual, muntah, kembung, gangguan nafsu makan, sampai tidak bisa makan sama sekali karena muntah terus, yakni kondisi yang dinamakan hiperemesis gravidarum. Pada kondisi yang berat, ibu hamil bisa mengalami dehidrasi berat, gangguan keseimbangan elektrolit, penurunan kesadaran, sampai kematian. Selain itu, ibu yang mengalami hiperemesis berat juga dapat mengalami gangguan jiwa berupa stres sampai mungkin menolak kehamilannya karena dirasa terlalu berat.

Apa saja yang harus dipersiapkan untuk proses persalinan?

Proses persalinan merupakan sesuatu hal yang disiapkan oleh ibu hamil dan suami atau keluarga. Selain fisik dipersiapkan dengan baik, juga dukungan berupa dana atau asuransi perlu dipersiapkan. Kehamilan merupakan suatu proses yang memakan waktu sembilan bulan—waktu yang cukup untuk menyiapkan proses persalinan. Untuk ibu hamil sendiri, harus dipastikan kondisi yang bugar untuk bersalin dan kenali faktor risiko dalam kehamilan yang mungkin menjadi penyulit dalam persalinan. Bila hal ini ada, maka sebaiknya persalinan dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dengan dibantu dokter spesialis kebidanan.

Selama tidak ada penyulit atau faktor risiko apa pun, ibu hamil dapat melahirkan dengan dibantu bidan terlatih. Peran suami dan keluarga terdekat juga penting untuk memberikan dukungan moral selama proses persalinan.

Apa saja yang dilakukan untuk memastikan ibu dan bayi selamat?

Pertama, kenali faktor risiko kehamilan ibu tersebut. Bila ada, upayakan dilakukan perbaikan atau, bila tidak dapat diperbaiki, dianjurkan persalinan dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas PONEK. Kedua, pastikan persalinan dilakukan di tempat fasilitas kesehatan dan dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih. Ketiga, perlu dipastikan adanya fasilitas untuk merujuk bila ada kegawatdaruratan.

Mengapa ada ibu yang mengalami baby blues syndrome?

Seorang ibu dapat mengalami baby blues syndrome yang terjadi mulai 2-3 hari pertama setelah melahirkan sampai dua minggu kemudian. Gejalanya sangat bervariasi, yaitu gangguan mood, kecemasan, menangis berlebihan, mudah marah, konsentrasi turun, gangguan nafsu makan, dan gangguan tidur. Pada kasus yang lebih parah dapat terjadi depresi masa nifas (postpartum) yang dapat mengarah ke bunuh diri dan membahayakan ibu itu sendiri maupun bayinya.

Dukungan keluarga terdekat, terutama suami, merupakan faktor yang paling berperan dalam mengatasi baby blues syndrome sehingga ibu tidak merasa sendiri dalam merawat bayinya. Pada ibu melahirkan dengan riwayat gangguan jiwa, depresi berat perlu lebih diperhatikan dan dikuatkan dengan dukungan orang terdekat. Bila diperlukan, terapi oleh dokter ahli jiwa atau psikiater bisa membantu pada kasus-kasus yang lebih berat.