Bagikan ke:

Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah sekelompok penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, baik melalui kontak vaginal, anal, maupun oral.

Menurut World Health Organization (WHO), lebih dari 1 juta IMS terjadi setiap hari di seluruh dunia, dan pada tahun 2020 terdapat sekitar 374 juta infeksi baru dengan empat jenis IMS yang dapat disembuhkan: klamidia (129 juta), gonore (82 juta), sifilis (7,1 juta), dan trikomoniasis (156 juta).

PMS dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme patogen, termasuk bakteri, virus, jamur, dan parasit yang ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, atau cairan vagina. Beberapa PMS juga dapat menular melalui kontak kulit ke kulit, seperti herpes dan Human Papillomavirus (HPV).

Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual

Terdapat lebih dari 30 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan IMS. Jenis-jenis utama PMS meliputi:

  1. Klamidia: Infeksi bakteri yang sering tidak menimbulkan gejala
  2. Gonore: Infeksi bakteri pada saluran reproduksi dan kemih
  3. Sifilis: Infeksi bakteri sistemik dengan berbagai stadium
  4. Trikomoniasis: Infeksi parasit yang mempengaruhi saluran urogenital
  5. Herpes Genitalis: Infeksi virus yang menyebabkan luka pada area genital
  6. Human Papillomavirus (HPV): Virus yang dapat menyebabkan kutil genital dan kanker serviks
  7. HIV/AIDS: Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
  8. Hepatitis B: Virus yang menyerang hati

Penyakit Menular Seksual Lainnya:

  • Kandidiasis genital (jamur)
  • Vaginosis bakterial
  • Skabies
  • Kutu kemaluan
  • Molluscum contagiosum

Penyebab Penyakit Menular Seksual

PMS disebabkan oleh tiga kategori utama mikroorganisme patogen:

– Penyebab Penyakit Menular Seksual akibat Bakteri

Infeksi bakteri merupakan penyebab PMS yang dapat disembuhkan dengan antibiotik yang tepat. Jenis-jenis utama meliputi:

1. Gonore (Neisseria gonorrhoeae)

  • Menginfeksi uretra, serviks, rektum, dan tenggorokan
  • Dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati
  • Resistensi antibiotik menjadi masalah global

2. Sifilis (Treponema pallidum)

  • Berkembang dalam empat stadium: primer, sekunder, laten, dan tersier
  • Dapat menyebabkan kerusakan organ jika tidak diobati
  • Dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan

3. Klamidia (Chlamydia trachomatis)

  • Sering asimtomatik, terutama pada wanita
  • Penyebab utama penyakit radang panggul (PID)
  • Dapat menyebabkan infertilitas jika tidak diobati

4. Vaginosis Bakterial

  • Ketidakseimbangan bakteri normal di vagina
  • Meningkatkan risiko infeksi HIV dan komplikasi kehamilan

– Penyebab Penyakit Menular Seksual akibat Virus

Infeksi virus umumnya tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan dengan pengobatan antiviral:

1. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

  • Menyerang sistem kekebalan tubuh
  • Dapat berkembang menjadi AIDS jika tidak diobati
  • Memerlukan terapi antiretroviral seumur hidup

2. Human Papillomavirus (HPV)

  • Terdapat lebih dari 100 tipe HPV
  • Beberapa tipe menyebabkan kutil genital, yang lain dapat menyebabkan kanker
  • Vaksin HPV tersedia untuk pencegahan

3. Herpes Simplex Virus (HSV)

  • HSV-1 dan HSV-2 dapat menyebabkan herpes genital
  • Infeksi seumur hidup dengan episode berulang
  • Dapat ditularkan bahkan saat tidak ada gejala

4. Hepatitis B dan C

  • Menyerang hati dan dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati
  • Hepatitis B dapat dicegah dengan vaksinasi
  • Hepatitis C dapat disembuhkan dengan pengobatan antiviral modern

– Penyakit Menular Seksual akibat Parasit

1. Trikomoniasis (Trichomonas vaginalis)

  • Parasit protozoa yang menginfeksi saluran urogenital
  • Lebih sering menimbulkan gejala pada wanita
  • Dapat meningkatkan risiko penularan HIV

2. Skabies (Sarcoptes scabiei)

  • Tungau yang menyebabkan gatal intensif terutama pada malam hari
  • Ditularkan melalui kontak kulit yang lama

3. Kutu Kemaluan (Pthirus pubis)

  • Parasit yang hidup di rambut kemaluan
  • Menyebabkan gatal dan iritasi pada area genital

Faktor Risiko Penyakit Menular Seksual

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko tertular PMS antara lain:

1. Faktor Perilaku

  • Hubungan seks tanpa kondom
  • Berganti-ganti pasangan seksual
  • Memulai aktivitas seksual di usia muda
  • Penggunaan alkohol atau narkoba yang mempengaruhi pengambilan keputusan
  • Berbagi jarum suntik

2. Faktor Demografis

  • Usia 15-24 tahun (kelompok berisiko tinggi)
  • Populasi tertentu: LSL (Lelaki Seks dengan Lelaki), pekerja seks, pengguna narkoba suntik
  • Status sosial dengan ekonomi rendah
  • Akses terbatas ke layanan kesehatan

3. Faktor Biologis

  • Riwayat PMS sebelumnya
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Pada wanita: perubahan hormonal, anatomi saluran reproduksi

4. Faktor Lingkungan

  • Tinggal di daerah dengan prevalensi PMS yang tinggi
  • Kurangnya edukasi kesehatan reproduksi
  • Stigma dan diskriminasi yang menghambat akses layanan kesehatan

Ciri-ciri Penyakit Menular Seksual

Banyak PMS tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga sering tidak terdeteksi. Namun, ketika gejala muncul, dapat meliputi:

– Gejala Umum pada Pria dan Wanita:

  • Luka, benjolan, atau kutil di sekitar alat kelamin, anus, atau mulut
  • Nyeri atau perih saat buang air kecil
  • Keluarnya cairan abnormal dari penis atau vagina
  • Gatal atau rasa terbakar di area genital
  • Ruam kulit
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan
  • Nyeri perut bagian bawah
  • Demam

– Gejala Khusus pada Wanita:

  • Keputihan yang berbau, berubah warna, atau disertai gatal
  • Perdarahan vagina di luar siklus menstruasi
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Nyeri panggul

– Gejala Khusus pada Pria:

  • Cairan keluar dari penis
  • Nyeri atau pembengkakan testis
  • Gatal atau rasa terbakar di ujung penis

– Gejala Berdasarkan Jenis PMS:

Sifilis:

  • Stadium primer: luka tunggal yang tidak nyeri (chancre)
  • Stadium sekunder: ruam pada tubuh, demam, kelelahan
  • Stadium laten: tidak ada gejala
  • Stadium tersier: kerusakan organ serius

Gonore:

  • Adanya cairan kuning dari penis atau vagina
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Dapat menginfeksi tenggorokan dan rektum

Herpes:

  • Lepuhan yang nyeri di area genital
  • Demam dan gejala mirip flu pada gejala awal

Tes Penyakit Menular Seksual di Tirta Medical Centre

Tirta Medical Centre (TMC) merupakan klinik Medical Check Up terpercaya dengan laboratorium terbaik di Indonesia yang telah hadir di lebih dari 30 lokasi cabang se-Indonesia. 

TMC menyediakan berbagai layanan tes penyakit menular seksual dengan standar internasional dan tenaga medis berpengalaman.

– Keunggulan Layanan Tes PMS di TMC:

  • Laboratorium dengan akreditasi internasional
  • Teknologi pemeriksaan terkini dan akurat
  • Hasil tes yang cepat dan terpercaya
  • Kerahasiaan pasien terjamin
  • Lokasi yang mudah dijangkau di seluruh Indonesia

– Daftar Biaya Tes Penyakit Menular Seksual yang Tersedia di TMC:

Jenis TesBiaya
Tes HBsAgRp145.000
Tes Anti HBsRp230.000
Tes Anti HBcRp 397,000
Tes Anti HCVRp529.000
Tes Anti HCV IgMRp1.000.000
Tes Anti HCV (Kualitatif)Rp150.000
Tes Anti HIV (Ag+Ab)Rp395.000
Tes Anti HIV KualitatifRp298.000
Tes TPHARp155.000
Tes VDRLRp95.000
Tes Anti Chlamydia IgGRp1.000.000
Tes Anti Chlamydia IgMRp1.000.000
Tes HCV GenotypingRp5.224.000
Tes Chlamydia trachomatis & Neisseria gonorrhoeaeRp2.000.000
Tes PCR HCV RNA (Kualitatif)Rp2.000.000
Tes PCR HCV RNA (Kuantitatif)Rp3.582.000
Tabel Biaya Tes PMS

Note: Harga dapat berubah sewaktu-waktu, Sahabat Tirta dapat menghubungi kami untuk update biaya tes penyakit menular seksual atau reservasi online di sini:

TMC menawarkan paket tes komprehensif yang disesuaikan dengan kebutuhan dan faktor risiko individual. Konsultasi pra-tes dan pasca-tes tersedia untuk membantu pasien memahami hasil dan langkah selanjutnya yang diperlukan.

Diagnosis Penyakit Menular Seksual

Diagnosis PMS memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium:

1. Anamnesis (Riwayat Pasien)

  • Riwayat seksual dan gejala yang dialami
  • Riwayat PMS sebelumnya
  • Penggunaan obat-obatan dan kontrasepsi
  • Riwayat perjalanan

2. Pemeriksaan Fisik

  • Pemeriksaan genital eksternal
  • Pemeriksaan panggul pada wanita
  • Pemeriksaan kelenjar getah bening
  • Pemeriksaan kulit untuk ruam atau lesi

3. Tes Laboratorium

  • Tes urin: untuk klamidia, gonore
  • Tes darah: untuk sifilis, HIV, hepatitis B dan C
  • Swab/usap: dari uretra, serviks, rektum, atau tenggorokan
  • Tes kultur: untuk identifikasi bakteri spesifik
  • Tes PCR: untuk deteksi DNA/RNA patogen

Tes Skrining Rutin:

  • Klamidia dan Gonore: NAAT (Nucleic Acid Amplification Test)
  • Sifilis: RPR/VDRL diikuti tes konfirmasi TPHA/FTA-ABS
  • HIV: Tes cepat atau ELISA diikuti tes konfirmasi
  • Hepatitis B: HBsAg, Anti-HBs, Anti-HBc
  • Hepatitis C: Anti-HCV diikuti tes PCR jika positif

Cara Mengobati Penyakit Menular Seksual

Pengobatan PMS tergantung pada jenis mikroorganisme penyebab dan tingkat keparahan infeksi:

– Pengobatan Penyakit Menular Seksual akibat Infeksi Bakteri:

Antibiotik merupakan pengobatan utama untuk PMS yang disebabkan bakteri:

  • Klamidia: Azithromycin atau Doxycycline
  • Gonore: Ceftriaxone
  • Sifilis: Benzathine Penicillin G 2,4 juta unit IM dosis tunggal (stadium awal)
  • Trikomoniasis: Metronidazole

– Pengobatan Penyakit Menular Seksual akibat Infeksi Virus:

Antiviral digunakan untuk mengendalikan infeksi virus

  • HIV: Terapi antiretroviral (ARV) kombinasi seumur hidup
  • Herpes: Acyclovir, Valacyclovir, atau Famciclovir untuk episode akut dan terapi supresi
  • Hepatitis B: Antiviral seperti Tenofovir atau Entecavir untuk infeksi kronis
  • Hepatitis C: Sofosbuvir/Velpatasvir

– Pengobatan Penyakit Menular Seksual akibat Parasit:

  • Trikomoniasis: Metronidazole atau Tinidazole
  • Skabies: Permethrin atau Ivermectin oral
  • Kutu kemaluan: Permethrin atau Pyrethrin

– Prinsip Pengobatan Penyakit Menular Seksual:

  1. Pengobatan pasangan: Semua pasangan seksual dalam 60 hari terakhir harus diobati
  2. Kepatuhan pengobatan: Habiskan seluruh antibiotik sesuai resep
  3. Pantangan seksual: Hindari hubungan seksual selama pengobatan
  4. Follow-up: Tes ulang setelah pengobatan untuk memastikan kesembuhan
  5. Konseling: Edukasi tentang pencegahan dan seks yang aman

Komplikasi Penyakit Menular Seksual

Jika tidak diobati, PMS dapat menyebabkan komplikasi serius dan permanen:

– Komplikasi pada Wanita:

  • Penyakit Radang Panggul (PID): Infeksi yang menyebar ke rahim, tuba falopi, dan ovarium
  • Infertilitas: Kerusakan tuba falopi dapat menyebabkan kemandulan
  • Kehamilan Ektopik: Kehamilan di luar rahim yang dapat mengancam jiwa
  • Nyeri Panggul Kronis: Nyeri berkelanjutan akibat jaringan parut
  • Kanker Serviks: Akibat infeksi HPV tipe onkogenik

– Komplikasi pada Pria:

  • Epididimitis: Peradangan saluran sperma
  • Prostatitis: Peradangan kelenjar prostat
  • Infertilitas: Kerusakan saluran reproduksi
  • Striktur Uretra: Penyempitan saluran kemih

– Komplikasi Umum:

  • Infeksi HIV: PMS meningkatkan risiko penularan HIV hingga 3-5 kali lipat
  • Penyakit Kardiovaskular: Sifilis dapat merusak jantung dan pembuluh darah
  • Kerusakan Neurologis: Sifilis dan HIV dapat menyerang sistem saraf
  • Komplikasi Kehamilan: Keguguran, kelahiran prematur, berat lahir rendah
  • Infeksi Neonatal: Penularan dari ibu ke bayi dapat menyebabkan kebutaan, pneumonia, atau kematian

– Komplikasi Psikososial:

  • Stigma dan diskriminasi
  • Gangguan mental (depresi, kecemasan)
  • Masalah hubungan dan kehidupan seksual
  • Isolasi sosial

Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual

Pencegahan PMS menggunakan pendekatan komprehensif yang dikenal dengan konsep ABCDE:

A – Abstinence (Pantang)

  • Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
  • Menunda aktivitas seksual hingga siap secara fisik dan mental
  • Pendidikan seksualitas yang komprehensif untuk remaja

B – Be Faithful (Setia)

  • Monogami dengan pasangan yang tidak terinfeksi
  • Saling setia dalam hubungan pernikahan
  • Komunikasi terbuka dengan pasangan tentang status kesehatan seksual

C – Condom (Kondom)

  • Penggunaan kondom lateks atau poliuretan secara konsisten dan benar
  • Efektif mencegah penularan melalui cairan tubuh
  • Dental dam untuk seks oral
  • Kondom tidak 100% melindungi dari infeksi kulit ke kulit (herpes, HPV)

D – Drugs No (Tidak Menggunakan Narkoba)

  • Hindari penggunaan narkoba suntik
  • Jangan berbagi jarum suntik, alat cukur, atau alat tajam lainnya
  • Hindari alkohol berlebihan yang dapat mengganggu pengambilan keputusan

E – Education (Edukasi)

  • Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual
  • Pemahaman tentang cara penularan dan pencegahan PMS
  • Kesadaran untuk melakukan tes rutin penyakit menular seksual
  • Mengenali gejala dan kapan harus mencari pertolongan medis

– Strategi Pencegahan Tambahan:

1. Vaksinasi

2. Skrining Rutin

  • Tes PMS berkala untuk orang yang aktif secara seksual
  • Skrining tahunan untuk kelompok berisiko tinggi
  • Tes sebelum memulai hubungan dengan pasangan baru

3. Profilaksis Pra-Pajanan (PrEP)

  • Pengobatan antiretroviral untuk mencegah HIV pada kelompok berisiko tinggi
  • Efektif hingga 99% jika digunakan secara konsisten

4. Pengobatan Pasangan

  • Partner notification dan pengobatan simultan
  • Expedited Partner Therapy (EPT) untuk klamidia dan gonore

5. Modifikasi Perilaku

  • Mengurangi jumlah pasangan seksual
  • Hindari seks dengan pasangan yang memiliki gejala PMS
  • Komunikasi terbuka tentang riwayat seksual

– Pencegahan di Tingkat Masyarakat:

  • Program edukasi kesehatan reproduksi di sekolah
  • Kampanye kesadaran masyarakat
  • Akses mudah ke layanan kesehatan seksual
  • Penghapusan stigma dan diskriminasi
  • Pelatihan tenaga kesehatan
  • Surveillans dan monitoring epidemiologi

Pencegahan PMS memerlukan komitmen dari individu, pasangan, keluarga, dan masyarakat. Kombinasi strategi biomedis, perilaku, dan struktural terbukti paling efektif dalam mengurangi insiden PMS dan komplikasinya. 

Deteksi dini melalui skrining rutin dan pengobatan yang tepat dapat mencegah komplikasi jangka panjang dan mengurangi penularan di masyarakat.

Referensi:


Bagikan ke: