Human Papillomavirus atau HPV merupakan salah satu penyakit menular seksual yang umum terjadi. Infeksi virus ini dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker serviks pada wanita.
Apa sebenarnya HPV itu? Apa saja gejala, penyebab, dan bagaimana pengobatannya? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu HPV?
HPV adalah kelompok virus yang terdiri lebih dari 200 strain atau tipe yang berbeda. Virus ini menginfeksi sel-sel permukaan kulit dan selaput lendir, terutama di area kelamin, anal, mulut, dan tenggorokan.
Beberapa tipe HPV dapat menyebabkan kutil, sementara yang lainnya dapat memicu kanker, terutama kanker serviks pada wanita.
Hampir semua orang yang aktif secara seksual akan terpapar HPV pada suatu titik dalam hidup mereka. Namun, sebagian besar penderita infeksi HPV tidak menimbulkan gejala dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Gejala HPV
Kebanyakan infeksi HPV tidak menimbulkan gejala atau masalah kesehatan. Ketika gejala muncul, itu tergantung pada jenis HPV yang menyebabkan infeksi.
Gejala HPV risiko rendah meliputi:
- Kutil kelamin (condyloma acuminata): tonjolan kecil berbentuk kembang kol di area genital, biasanya tidak terasa sakit. Kutil ini dapat muncul beberapa minggu hingga bulan setelah terinfeksi HPV.
- Kutil umum: tonjolan kasar yang biasanya muncul di tangan dan kaki.
- Kutil plantar: tonjolan keras, kasar, menyerupai kutil di telapak kaki yang dapat menyebabkan rasa sakit saat berjalan atau berdiri.
- Kutil datar (flat warts): tonjolan datar yang lebih kecil, biasanya di wajah, leher, atau di bawah dagu, dan sering terjadi pada anak-anak.
Sementara gejala HPV berisiko tinggi umumnya tidak ada sampai berkembang menjadi kanker. Gejala kanker terkait HPV dapat berupa:
- Perdarahan vagina abnormal, perdarahan setelah berhubungan seksual, atau perdarahan pasca menopause (kanker serviks)
- Perdarahan anal, rasa sakit, gatal, atau benjolan (kanker anal)
- Serak atau suara serak yang menetap (kanker tenggorokan)
- Luka di mulut atau lidah yang tidak sembuh-sembuh (kanker mulut)
- Benjolan di pangkal paha atau pangkal paha yang membengkak (kanker vulva)
Penting untuk diingat bahwa kebanyakan infeksi HPV tidak menimbulkan gejala. Itu sebabnya skrining rutin seperti pap smear sangat penting untuk deteksi dini kanker serviks.
Penyebab HPV
HPV menyebar melalui kontak kulit ke kulit, biasanya selama aktivitas seksual, termasuk seks vaginal, anal, dan oral. HPV juga bisa menular melalui kontak intim kulit ke kulit tanpa penetrasi.
Penyebaran HPV dapat terjadi ketika kulit yang terinfeksi bersentuhan dengan kulit pasangan. Hal ini bisa terjadi bahkan ketika orang yang terinfeksi tidak menunjukkan tanda atau gejala. Infeksi HPV sangat umum dan kebanyakan orang mendapatkannya setelah mulai berhubungan seks.
Selain itu, seorang ibu yang terinfeksi HPV berisiko menularkannya ke bayinya selama persalinan, meskipun kasus ini jarang terjadi. Ketika itu terjadi, bayi dapat mengembangkan kutil pada saluran pernafasan.
Sebagian besar infeksi HPV sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 tahun tanpa menyebabkan masalah kesehatan. Namun, infeksi yang menetap dengan tipe HPV berisiko tinggi dapat menyebabkan perubahan sel abnormal yang jika tidak terdeteksi dan tidak diobati, dapat berkembang menjadi kanker.
Faktor Risiko HPV
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko mendapatkan infeksi HPV meliputi:
Untuk kutil kelamin yang terlihat, dokter umumnya dapat mendiagnosis dengan pemeriksaan visual. Jika hasil tidak jelas, dokter mungkin mengambil biopsi (sampel jaringan) dari kutil untuk diperiksa di laboratorium.
- Memiliki banyak pasangan seksual. Semakin banyak pasangan seksual yang Anda miliki, semakin besar risiko terinfeksi HPV.
- Memiliki pasangan seksual yang juga memiliki banyak pasangan seksual atau terinfeksi HPV.
- Melakukan hubungan seksual pada usia muda. Infeksi HPV lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa muda, terutama mereka yang mulai aktif secara seksual sebelum usia 18 tahun.
- Memiliki kekebalan tubuh yang melemah karena kondisi medis seperti infeksi HIV/AIDS atau obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh.
- Perokok lebih mungkin mengembangkan kutil kelamin dan kanker serviks terkait HPV dibandingkan non-perokok.
- Riwayat keluarga dengan kanker serviks. Memiliki ibu atau saudara perempuan dengan kanker serviks meningkatkan risiko Anda.
Meski faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko, siapa pun yang aktif secara seksual berisiko terinfeksi HPV. Itu sebabnya vaksin HPV dan skrining kanker serviks rutin direkomendasikan untuk mengurangi risiko.
Diagnosis HPV
Untuk HPV risiko tinggi, tes skrining yang tersedia meliputi:
1. Pap smear
Prosedur di mana dokter mengumpulkan sel dari serviks untuk diperiksa di bawah mikroskop. Pap smear direkomendasikan untuk wanita berusia 21-65 tahun setiap 3 tahun sekali.
2. Tes HPV
Tes ini mendeteksi DNA virus HPV risiko tinggi dalam sampel sel serviks dab bisa dilakukan bersamaan dengan pap smear. Direkomendasikan untuk wanita di atas 30 tahun setiap 5 tahun sekali.
3. Kolposkopi
Jika pap smear atau tes HPV abnormal, dokter mungkin merekomendasikan kolposkopi, di mana serviks diperiksa menggunakan instrumen pembesaran (kolposkop). Dokter mungkin mengambil sampel biopsi dari area yang mencurigakan.
Untuk pria, saat ini tidak ada tes skrining yang disetujui untuk deteksi infeksi HPV. Namun, beberapa dokter mungkin menawarkan pemeriksaan anal untuk pria yang berhubungan seks dengan pria dan berisiko tinggi kanker anal.
Penting untuk diingat bahwa hasil positif tes HPV tidak selalu berarti seseorang akan terkena kanker. Ini hanya berarti tindakan pencegahan tambahan dan pemantauan mungkin diperlukan.
Pengobatan HPV
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan infeksi HPV. Namun, sistem kekebalan tubuh biasanya dapat dengan sendirinya menghilangkan infeksi HPV dalam waktu 1-2 tahun. Selama waktu itu, skrining teratur untuk perubahan sel serviks atau saluran anus dianjurkan.
Untuk kutil kelamin yang disebabkan HPV risiko rendah, beberapa pilihan pengobatan meliputi:
- Krim topikal atau larutan resep seperti podofilox (Condylox), imiquimod (Aldara, Zyclara), dan sinecatechins (Veregen)
- Cryotherapy
- Electrocautery
- Laser therapy
- Eksisi bedah
Pilihan pengobatan tergantung pada ukuran, lokasi, dan jumlah kutil. Seringkali kombinasi beberapa metode diperlukan.
Pengobatan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mungkin perlu beberapa kali pengobatan. Meski kutil hilang, infeksi HPV mungkin masih ada dan bisa ditularkan.
Lesi prakanker dan kanker yang terkait dengan HPV berisiko tinggi biasanya diobati dengan cara yang sama seperti lesi prakanker dan kanker non-HPV di lokasi tubuh yang sama. Ini dapat melibatkan eksisi bedah, radioterapi, dan/atau kemoterapi tergantung pada stadium, lokasi, dan faktor pasien lainnya.
Penting untuk melakukan skrining rutin dan menindaklanjuti hasil abnormal untuk deteksi dini dan pengobatan perubahan sel yang mungkin berkembang menjadi kanker.
Komplikasi HPV
Meskipun infeksi HPV sering tidak menimbulkan gejala dan dapat hilang dengan sendirinya, beberapa jenis HPV dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati.
Berikut ini adalah beberapa komplikasi utama yang dapat disebabkan oleh HPV:
- Kanker Serviks
Salah satu komplikasi paling serius dari HPV adalah kanker serviks. Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV yang persisten, terutama jenis HPV berisiko tinggi seperti HPV 16 dan 18.
Infeksi virus ini dapat menyebabkan perubahan pra-kanker pada sel-sel serviks, jika tidak diobati dapat berkembang menjadi kanker serviks.
- Kanker Lainnya
Selain kanker serviks, HPV juga dikaitkan dengan jenis kanker lain, termasuk:
- Kanker vulva
- Kanker vagina
- Kanker penis
- Kanker anus
- Kanker orofaringeal (kanker mulut dan tenggorokan)
Meskipun kanker-kanker ini lebih jarang daripada kanker serviks, infeksi HPV tetap menjadi faktor risiko utama untuk perkembangan kanker ini.
- Kutil Kelamin
Beberapa jenis HPV risiko rendah, terutama HPV 6 dan 11, dapat menyebabkan kutil kelamin. Kutil kelamin adalah pertumbuhan kulit kecil, seperti kembang kol di area genital.
Meskipun kutil kelamin biasanya tidak berbahaya, mereka dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan tekanan emosional. Kutil kelamin juga sangat menular dan dapat ditularkan melalui kontak seksual.
- Recurrent Respiratory Papilloma (RRP)
Papillomatosis laring berulang atau RRP adalah kondisi langka di mana kutil tumbuh di laring (kotak suara), trakea (tabung udara), atau paru-paru. Kondisi ini paling sering terjadi pada anak-anak yang telah terpapar HPV tipe 6 atau 11 selama persalinan.
RRP dapat menyebabkan suara serak, kesulitan bernapas, dan dalam kasus yang parah, obstruksi jalan napas.
Pencegahan HPV
Langkah-langkah yang dapat membantu mencegah infeksi HPV meliputi:
- Mendapatkan vaksinasi HPV. Vaksin HPV tersedia untuk pria dan wanita usia 11-45 tahun.
- Menggunakan penghalang latex, seperti kondom dan dental dam saat berhubungan seks. Ini dapat mengurangi risiko, tetapi HPV masih bisa menular melalui kontak kulit ke kulit.
- Membatasi jumlah pasangan seksual. Semakin banyak pasangan seksual, semakin besar kemungkinan terpapar HPV.
- Melakukan skrining kanker serviks secara teratur. Tes pap smear dan HPV dapat membantu mendeteksi perubahan serviks sebelum berkembang menjadi kanker.
- Tidak merokok.
Dengan menyadari faktor risiko dan mengambil langkah pencegahan, kita dapat mengurangi risiko terinfeksi HPV dan komplikasi terkaitnya.
Jika Sahabat Tirta memiliki kekhawatiran terkait HPV, Anda dapat mencegah infeksi HPV di Tirta Medical Centre (TMC)menyedikan Vaksin HPV yang dapat dilakukan di seluruh cabang Tirta se-Indonesia atau vaksin di rumah Anda (home care).
Referensi:
- Mayo Clinic. Diakses pada 2024. HPV infection – Symptoms & causes: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hpv-infection/symptoms-causes/syc-20351596
- WebMD. Diakses pada 2024. Information About Human Papillomavirus (HPV): https://www.webmd.com/sexual-conditions/hpv-genital-warts/hpv-virus-information-about-human-papillomavirus
- CDC. Diakses pada 2024. About Genital HPV Infection: https://www.cdc.gov/sti/about/about-genital-hpv-infection.html
- Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. HPV (Human Papillomavirus): Causes, Symptoms & Treatment: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11901-hpv-human-papilloma-virus
- NHS. Diakses pada 2024. Human papillomavirus (HPV): https://www.nhs.uk/conditions/human-papilloma-virus-hpv/
- Medical News Today. Diakses pada 2024. Human papillomavirus (HPV): Treatment, symptoms, and causes: https://www.medicalnewstoday.com/articles/246670
- Healthline. Diakses pada 2024. Human Papillomavirus Infection: Symptoms and Prevention: https://www.healthline.com/health/human-papillomavirus-infection
- National Cancer Institure. Diakses pada 2024. Cervical Cancer Causes, Risk Factors, and Prevention: https://www.cancer.gov/types/cervical/causes-risk-prevention
- Mayo Clinic. Diakses pada 2024. HPV infection – Diagnosis & treatment: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hpv-infection/diagnosis-treatment/drc-20351602
- The New Zealand HPV Project. Diakses pada 2024. HPV Diagnosis & Detection: https://www.hpv.org.nz/hpv-diagnosis
- Everlywell. Diakses pada 2024. HPV Complications: What Are The Complications Of HPV?: https://www.everlywell.com/blog/hpv/hpv-complications/
- Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Anal Warts (Condyloma): Treatment, Symptoms & Causes: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24097-anal-warts