Meningitis adalah kondisi medis serius yang sering menyerang bayi atau anak, dengan gejala yang perlu diwaspadai oleh setiap orang tua. Gejala meningitis pada bayi bisa beragam, tetapi beberapa tanda awal yang umum termasuk demam tinggi, kekakuan pada leher, dan kepekaan terhadap cahaya.

Pengenalan dini gejala meningitis pada anak atau bayi sangat penting untuk pengobatan efektif dan untuk menghindari komplikasi jangka panjang. Berikut ini penjelasan tentang gejala meningitis, faktor risiko, dan vaksin meningitis untuk bayi.

Gejala Meningitis pada Bayi dan Anak

Demam Tinggi pada Bayi Merupakan Salah Satu Gejala Meningitis

Gejala meningitis pada bayi dan anak di bawah 2 tahun dapat berbeda dengan orang dewasa. Penting untuk mengenali gejala-gejala meningitis pada bayi lebih awal untuk mendapatkan perawatan medis yang cepat dan tepat.

1. Demam Tinggi

Meningitis pada bayi seringkali dimulai dengan demam tinggi yang tiba-tiba. Demam ini biasanya lebih dari 38°C dan dapat menyebabkan bayi menjadi rewel atau gelisah.

2. Tangisan yang Konstan dan Makin Keras Ketika Dipegang

Bayi yang menderita meningitis seringkali menangis tanpa henti dan tangisan tersebut semakin keras saat bayi dipegang atau digendong. Tangisan ini biasanya bernada tinggi dan berbeda dari tangisan biasa.

3. Bayi Terlihat Sangat Mengantuk, Lesu, atau Tidak Aktif

Bayi dengan meningitis cenderung terlihat sangat lelah, lesu, atau tidak aktif. Anak dapat tidur lebih lama dari biasanya dan sulit untuk dibangunkan.

4. Leher atau Tubuh Kaku

Salah satu tanda klasik meningitis adalah kekakuan pada leher atau tubuh bayi. Bayi mungkin menunjukkan resistensi saat lehernya digerakkan atau saat tubuhnya diposisikan.

5. Adanya Benjolan pada Area Lunak di Atas Kepala Bayi

Pada bayi, meningitis dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam tengkorak yang bisa membuat area lunak di atas kepala (fontanel) menonjol atau membengkak.

6. Sulit untuk Makan

Bayi dengan meningitis seringkali menunjukkan kesulitan atau penolakan untuk makan. Mereka mungkin tidak mau menyusu atau menerima makanan padat.

7. Rewel atau Mudah Marah

Bayi yang menderita meningitis bisa sangat rewel dan sulit ditenangkan. Mereka mungkin menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan atau rasa sakit yang tidak biasa.

Faktor Risiko Meningitis

Ilustrasi Meningitis

Meningitis merupakan infeksi serius yang dapat menyerang anak-anak. Anak-anak di bawah usia 1 tahun memiliki risiko tertinggi terkena meningitis. 

Kondisi medis tertentu, seperti defisiensi komponen komplemen dan infeksi HIV dapat meningkatkan risiko. Ini dia faktor risiko meningitis yang perlu Sahabat Tirta ketahui.

1. Usia

Bayi dan anak-anak kecil, terutama mereka yang berusia di bawah 1 tahun, memiliki risiko tertinggi terkena penyakit meningitis. Remaja dan dewasa muda usia 16 hingga 23 tahun serta orang dewasa di atas 65 tahun juga termasuk dalam kelompok usia dengan risiko tinggi.

2. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terkena meningitis. Kondisi ini termasuk defisiensi komponen komplemen, asplenia fungsional dan anatomis, serta infeksi HIV.

  • Defisiensi Komponen Komplemen

Defisiensi komponen komplemen adalah gangguan pada sistem komplemen yang membantu tubuh melawan infeksi. Orang dengan defisiensi komponen seperti C3, C5-9, properdin, faktor H, dan faktor D berisiko lebih tinggi terkena meningitis.

  • Asplenia Fungsional dan Anatomis

Asplenia adalah kondisi di mana seseorang tidak memiliki limpa (asplenia anatomis) atau limpa tidak berfungsi dengan baik (asplenia fungsional). Orang dengan anemia sel sabit sering kali memiliki asplenia fungsional.

  • Infeksi HIV

Orang dengan HIV yang memiliki jumlah CD4 rendah atau viral load tinggi berisiko lebih tinggi terkena meningitis.

3. Obat-obatan Tertentu

Orang yang menerima penghambat komplemen seperti eculizumab (Soliris®) dan ravulizumab (Ultomiris™) memiliki risiko lebih tinggi terkena meningitis. 

Obat ini sering digunakan untuk mengobati kondisi medis langka seperti sindrom hemolitik uremik atipikal, miastenia gravis umum, spektrum gangguan neuromielitis optika, dan hemoglobinuria paroksismal nokturnal.

4. Kontak Dekat dengan Penderita Penyakit Meningokokus

Orang yang memiliki kontak dengan seseorang yang menderita penyakit meningitis meningokokus, terutama yang memiliki kontak langsung dengan sekresi mulut pasien, seperti pasangan berciuman atau anggota rumah tangga, berisiko lebih tinggi tertular penyakit ini.

5. Tempat dan Lingkungan

Lingkungan tempat orang bekerja, tinggal, dan bepergian juga dapat meningkatkan risiko terkena meningitis. Kelompok yang berisiko lebih tinggi termasuk:

  • Mikrobiolog yang bekerja dengan bakteri penyebab penyakit meningokokus.
  • Mahasiswa yang tinggal di asrama.
  • Pendidikan kepolisian atau militer yang tinggal di fasilitas pelatihan yang padat.
  • Wisatawan ke negara Afrika sub-Sahara.

Baca Juga: WAJIB Vaksin Meningitis untuk Umroh & Haji, Benarkah?

Vaksin Meningitis untuk Bayi dan Anak

Bayi Vaksin Meningitis

Vaksin meningitis untuk bayi dan anak dapat melindunginya dalam upaya pencegahan penyakit meningokokus, yang dapat menyebabkan meningitis bakteri dan infeksi serius lainnya. Saat ini, ada dua jenis vaksin meningitis yang diberikan kepada anak-anak:

1. Vaksin Meningokok Konjugat (MCV4/MenACWY)

    Vaksin ini melindungi terhadap empat jenis bakteri meningokokus (A, C, W, dan Y). MenACWY direkomendasikan untuk semua anak dan remaja berusia 11 tahun ke atas. 

    Beberapa jenis MenACWY diberikan kepada anak-anak yang lebih muda (mulai dari usia 8 minggu) jika mereka berisiko lebih tinggi terkena penyakit meningitis meningokokus.

    2. Vaksin Meningokokus B (MenB)

      Vaksin ini melindungi jenis kelima bakteri meningokokus (tipe B). MenB relatif baru dan belum direkomendasikan sebagai vaksin rutin untuk orang sehat. Namun, beberapa anak dan remaja dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit meningokokus harus mendapatkan vaksin ini mulai dari usia 10 tahun.

      Jika Sahabat Tirta mencurigai anak mengalami gejala meningitis, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat.

      Referensi:

      • WebMD. Diakses pada 2024. Meningitis: Symptoms, Causes, Transmission, and Treatment. https://www.webmd.com/children/understanding-meningitis-basics 
      • CDC. Diakses pada 2024. Risk Factors for Meningococcal Disease: https://www.cdc.gov/meningococcal/risk-factors/index.html 
      • Kids Health. Diakses pada 2024. Your Child’s Vaccines: Meningococcal Vaccines: https://kidshealth.org/en/parents/meningitis-vaccine.html 
      • Kemenkes. Diakses pada 2024. FAQ Meningitis Meningokokus: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/download/vWn