Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat lebih dari 119.709 kasus DBD dengan 777 kematian pada tahun 2024.
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 100-400 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun di seluruh dunia, dengan sekitar setengah populasi dunia berisiko terkena penyakit ini. Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat yang berpotensi mengancam jiwa.
Ketahui pembahasan tentang enam faktor utama penyebab penyakit demam berdarah, cara mengatasi DBD, dan informasi layanan kesehatan terkait pemeriksaan serta vaksinasi DBD.
Faktor Penyebab Demam Berdarah (DBD)

Faktor utama penyebab Demam Berdarah adalah gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue.
Lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk serta perilaku masyarakat yang kurang menjaga kebersihan turut meningkatkan risiko penularan DBD.
1. Faktor Vektor Nyamuk
Faktor utama penyebab DBD adalah keberadaan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor penular virus dengue. Nyamuk betina yang terinfeksi virus dengue akan menularkan penyakit ketika menggigit manusia. Melansir dari Cleveland Clinic, nyamuk Aedes paling aktif pada waktu fajar dan senja, namun dapat menggigit kapan saja sepanjang hari.
Nyamuk ini berkembang biak di genangan air bersih yang tidak mengalir, seperti tempat penampungan air, ban bekas, kaleng bekas, dan wadah yang dapat menampung air hujan.
Penelitian di Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa breeding place nyamuk menunjukkan pola spasial yang clustered dengan tingkat kerawanan kasus DBD sebesar 64%. Sungai memiliki pengaruh terhadap keberadaan breeding place yaitu sebesar 66%, kepadatan pemukiman 56%, dan ketinggian wilayah 52%.
2. Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan yang tidak sehat menjadi faktor penting dalam penyebaran DBD. Genangan air yang timbul akibat minimnya daya serap tanah terhadap air hujan dapat meningkatkan risiko penyakit Demam Berdarah Dengue akibat nyamuk Aedes Aegypti.
Konstruksi dan lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat merupakan salah satu faktor penyebab sumber penyakit. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kejadian DBD meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, kepadatan penduduk, ventilasi udara, dan pencahayaan.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kesehatan manusia adalah kondisi lingkungan, dimana penyakit yang ditimbulkan dari kondisi lingkungan yang buruk meliputi diare, TBC, demam berdarah, penyakit kulit dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
3. Faktor Sosiodemografi
Faktor sosiodemografi yang paling banyak diteliti dalam kaitannya dengan kejadian DBD di Indonesia adalah tingkat pendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan, pendapatan dan informasi petugas mengenai demam berdarah dengue merupakan faktor penyebab DBD.
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan demam berdarah dengue. Status ekonomi juga berpengaruh terhadap kejadian DBD.
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan demam berdarah dengue. Kepadatan penduduk juga menjadi faktor risiko, dimana daerah dengan kepadatan penduduk tinggi seperti Bekasi dan Bandung memiliki tingkat kejadian DBD yang lebih tinggi.
4. Faktor Klimatologi
Faktor klimatologi seperti suhu merupakan faktor yang penting dan signifikan dalam proses perkembangbiakan vektor nyamuk.
Menurut WHO, masa inkubasi ekstrinsik (EIP) berlangsung sekitar 8-12 hari ketika suhu lingkungan berkisar 25-28°C. Variasi EIP tidak hanya dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tetapi juga oleh faktor lain seperti besarnya fluktuasi suhu harian, genotipe virus, dan konsentrasi virus awal.
Cuaca yang tidak menentu dapat memicu timbulnya berbagai penyakit, salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue. Perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu, curah hujan tinggi, dan kelembaban tinggi berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyebaran epidemi dengue.
5. Faktor Perilaku Masyarakat
Perilaku pencegahan masyarakat yang kurang baik menjadi salah satu faktor penyebab DBD. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat kurang mengetahui faktor penyebab dan ciri-ciri demam berdarah.
Faktor perilaku yang berisiko dalam penularan kasus DBD yang paling banyak ditemukan signifikan adalah perilaku menggantung pakaian.
Rendahnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) disebabkan oleh beberapa faktor antara lain rendahnya tingkat pendidikan di masyarakat, letak geografis, dan keterbatasan jumlah Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK).
6. Faktor Riwayat Infeksi Sebelumnya
Infeksi sebelumnya dengan virus dengue meningkatkan risiko mengembangkan dengue berat jika terinfeksi kembali dengan strain virus yang berbeda.
Setelah pulih dari demam berdarah, seseorang memiliki kekebalan jangka panjang terhadap jenis virus yang menginfeksinya, tetapi tidak terhadap tiga jenis virus dengue lainnya.
Risiko mengembangkan demam berdarah yang parah meningkat jika seseorang terkena demam berdarah untuk kedua, ketiga, atau keempat kalinya. Fenomena ini dikenal sebagai Antibody-Dependent Enhancement (ADE), dimana antibodi dari infeksi pertama dapat membantu virus strain berbeda masuk ke dalam sel, namun tidak menghancurkannya.
Cara Mengatasi DBD

Saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk DBD, sehingga penanganan berfokus pada manajemen gejala dan pencegahan komplikasi. Berikut ini adalah cara mengatasi DBD:
– Perawatan di Rumah untuk Gejala Ringan
1. Istirahat yang Cukup
- Tirah baring (bed rest) untuk menjaga energi tubuh
- Hindari aktivitas berat selama masa pemulihan
2. Pengendalian Demam
- Berikan paracetamol setiap 4 – 6 jam jika pasien demam
- Jangan berikan ibuprofen, aspirin, atau obat yang mengandung aspirin karena dapat meningkatkan risiko perdarahan
- Kompres dengan air hangat pada kulit ketika suhu tubuh tinggi
3. Pencegahan Dehidrasi
- Perbanyak minum cairan minimal 2 liter per hari
- Berikan banyak cairan (tidak hanya air) seperti jus, susu, atau minuman yang mengandung elektrolit
- Pantau tanda-tanda dehidrasi seperti penurunan frekuensi buang air kecil, mulut kering, atau mata cekung
– Tanda-Tanda Perlu Bantuan Medis Segera
Segera bawa pasien ke rumah sakit jika mengalami:
- Penurunan buang air kecil (periksa jumlah popok basah atau frekuensi ke kamar mandi)
- Tidak menangis dengan air mata atau air mata sedikit saat anak menangis
- Mulut, lidah, atau bibir kering
- Mata cekung
- Kelesuan, agitasi, atau kebingungan
- Detak jantung cepat (>100/menit)
- Jari tangan dan kaki dingin atau lembap
- Fontanel/ubun-ubun cekung pada bayi
– Perawatan Rumah Sakit untuk Kasus Berat
Untuk kasus DBD berat, pasien memerlukan perawatan di rumah sakit dengan:
- Perawatan suportif di rumah sakit
- Pemberian cairan dan elektrolit intravena (IV)
- Pemantauan tekanan darah
- Transfusi darah untuk mengganti kehilangan darah jika diperlukan
- Pemantauan kadar trombosit secara berkala
Tempat Cek & Vaksinasi Demam Berdarah (Bisa Home Care)

Untuk diagnosis dini dan pencegahan DBD yang optimal, sangat penting melakukan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi di fasilitas kesehatan yang terpercaya.
Tirta Medical Centre (TMC) merupakan salah satu pilihan terbaik untuk layanan pemeriksaan dan vaksinasi DBD di Indonesia (Bisa ke rumah Sahabat Tirta atau layanan homecare).
– Layanan Pemeriksaan DBD di TMC
TMC menyediakan berbagai jenis pemeriksaan untuk deteksi dini DBD dengan harga yang terjangkau:
Jenis Pemeriksaan | Fungsi | Biaya |
---|---|---|
Tes Darah Lengkap/Hematologi Lengkap | Memantau kadar trombosit dan sel darah | Rp95.000 |
Tes Dengue NS1 (Rapid) | Deteksi antigen virus dengue pada fase awal infeksi | Rp245.000 |
Tes Anti Dengue IgM | Mendeteksi antibodi IgM yang menunjukkan infeksi akut | Rp703.000 |
Tes Anti Dengue IgG | Mendeteksi antibodi IgG yang menunjukkan infeksi sebelumnya | Rp741.000 |
Note: Harga dapat berubah sewaktu-waktu, Sahabat Tirta dapat menghubungi kami untuk update biaya cek demam berdarah atau reservasi online di sini:
– Layanan Vaksinasi DBD di TMC
TMC juga menyediakan layanan vaksin DBD dengan vaksin Qdenga yang telah mendapat persetujuan dari otoritas kesehatan:
Harga Vaksin Qdenga di TMC: Rp610.000
Note: Harga dapat berubah sewaktu-waktu, Sahabat Tirta dapat menghubungi kami untuk update biaya vaksin qdenga atau reservasi online di sini:
Vaksin Qdenga merupakan vaksin dengue terbaru yang dapat diberikan kepada individu berusia 6-45 tahun dan cocok untuk mereka yang tinggal di daerah endemis dengue. Vaksin ini dapat diberikan kepada individu yang belum pernah terinfeksi dengue sebelumnya.
– Jadwal Vaksinasi Qdenga
Vaksin Qdenga diberikan dalam 2 dosis dengan interval 3 bulan. Konsultasikan dengan dokter di TMC untuk menentukan jadwal vaksinasi yang tepat sesuai kondisi kesehatan Sahabat Tirta dan keluarga.
Untuk informasi lebih lanjut dan penjadwalan pemeriksaan atau vaksinasi DBD, Anda dapat menghubungi Tirta Medical Centre terdekat atau memanfaatkan layanan Home Care untuk kemudahan pemeriksaan di rumah.
Referensi:
- Mayo Clinic. Dengue fever – Symptoms and causes: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/symptoms-causes/syc-20353078
- Cleveland Clinic. Dengue Fever: Causes, Symptoms & Treatment: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17753-dengue-fever
- WHO. Dengue. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
- Jurnal Universitas Tadulako. Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Pemberantasan Sarang Nyamuk Desa Gumuk Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi: https://jurnal.fkm.untad.ac.id/index.php/preventif/article/view/274
- Jurnal UMS. Kombinasi Teknologi Aplikasi GPS Mobile dan Pemetaan SIG dalam Sistem Pemantauan Demam Berdarah (DBD): https://journals.ums.ac.id/index.php/khif/article/view/7136/4603
- Jurnal UMJ. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perilaku Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Posyandu Anggrek Buaran Tanggerang Selatan Tahun 2023: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AS-SYIFA/article/view/21977/10412
- JMK Yayasan Rs Dr. Soetomo. Systematic Review: Faktor Risiko Demam Berdarah di Indonesia: https://jurnal.stikes-yrsds.ac.id/JMK/article/view/1255/269
- Jurnal Universitas Airlangga. Gambaran Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020: https://e-journal.unair.ac.id/MGK/article/download/37935/25297/223342#:~:text=Kasus%20DBD%20Berdasarkan%20Kepadatan%20Penduduk&text=Hal%20ini%20menunjukkan%20bahwa%20semakin,et%20al.%2C%202021
- Jurnal STIKes Budi Luhur Cimahi. Perilaku Pencegahan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue pada Masyarakat: https://jurnal.stikesbudiluhurcimahi.ac.id/index.php/jkbl/article/view/139/87
- Jurnal UNAIR. Pengaruh Faktor Perilaku 3M Plus dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Indonesia: A Meta Analysis: https://e-journal.unair.ac.id/MGK/article/view/36465/25205
- E-Journal of Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Demam berdarah dengue di Kota Bima Nusa Tenggara Barat Indonesia: https://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/mik/article/download/564/535
- Jurnal UIN Walisongo Semarang. Analisis Kestabilan Model Matematika Penyebaran Penyakit Demam Berdarah dengan Pengaruh Fogging: https://journal.walisongo.ac.id/index.php/square/article/download/5149/2577