Bagikan ke:

Virus HMPV (Human Metapneumovirus) telah menjadi perhatian global setelah peningkatan kasus yang dilaporkan di berbagai negara, termasuk China dengan prevalensi 6,1% dari total infeksi saluran pernapasan.

Meskipun virus ini bukan merupakan patogen baru, pemahaman yang tepat tentang karakteristik, gejala, dan cara pencegahannya menjadi sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

Apa itu Virus HMPV?

Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus pernapasan yang sudah diidentifikasi pada tahun 2001 di negara Belanda. Virus ini termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae dan memiliki karakteristik yang mirip dengan virus pernapasan lainnya seperti RSV (Respiratory Syncytial Virus).

Meskipun baru diidentifikasi pada tahun 2001, para peneliti memperkirakan HMPV telah bersirkulasi selama puluhan tahun sebelumnya.

HMPV dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah, dengan tingkat keparahan yang bervariasi mulai dari ringan hingga berat. 

Virus ini dapat menginfeksi semua kelompok usia, namun cenderung lebih sering menyerang dan menimbulkan gejala serius pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Apakah Kasus Influenza Tipe A dan HMPV Sudah Ada di Indonesia?

Ilustrasi Kasus Influenza Tipe A dan HMPV Sudah Ada di Indonesia

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah mengonfirmasi bahwa virus HMPV telah ditemukan di Indonesia, dengan seluruh kasus terdeteksi pada kelompok anak-anak. Meskipun demikian, masyarakat diminta untuk tidak panik karena HMPV bukanlah virus baru dan memiliki karakteristik yang mirip dengan flu biasa.

Terkait riwayat Influenza tipe A di Indonesia, tercatat kasus varian H5N1 terjadi antara tahun 2005 hingga 2017 dengan total 200 kasus dan 168 kematian, dengan Case Fatality Rate (CFR) mencapai 84%.

Sejak tahun 2018 hingga saat ini, tidak ada laporan kasus baru pada manusia. Untuk varian H5N6 dan H9N2 yang saat ini beredar di China, belum pernah terdeteksi di Indonesia.

Berdasarkan data dari Chinese Center for Disease Control and Prevention, pada minggu ke-51 tahun 2024, virus influenza masih mendominasi kasus infeksi saluran pernapasan di wilayah Asia. 

Di China, HMPV berada di peringkat ketiga sebagai penyebab infeksi saluran pernapasan dengan prevalensi 6,1%, setelah virus influenza (23,1%) dan rhinovirus (6,2%).

Kementerian Kesehatan RI terus melakukan pemantauan melalui:

  • Surveilans sentinel Influenza Like Illness (ILI)
  • Pengawasan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk negara
  • Pemeriksaan laboratorium untuk deteksi multipatogen termasuk HMPV

Secara epidemiologi, Indonesia mencatat sekitar 4 juta kasus flu setiap tahunnya yang mengakibatkan hampir 200.000 rawat inap terkait flu. Dengan adanya penemuan kasus HMPV, sistem surveilans nasional telah ditingkatkan untuk memantau perkembangan situasi ini secara lebih ketat.

Gejala Virus HMPV

Pilek Merupakan Salah Satu Gejala Virus HMPV

HMPV menimbulkan gejala yang menyerupai infeksi saluran pernapasan lainnya dengan masa inkubasi 3-6 hari. Manifestasi klinis dapat bervariasi dari ringan hingga berat:

– Gejala HMPV Secara Umum:

  • Batuk (dapat berupa batuk kering atau berdahak)
  • Demam dengan suhu ≥38°C
  • Hidung tersumbat dan pilek
  • Sakit tenggorokan
  • Sesak napas
  • Kelelahan dan malaise

– Gejala Gastrointestinal:

  • Penurunan nafsu makan
  • Mual
  • Muntah

– Gejala HMPV yang Berat:

Pada kasus yang lebih serius, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem imun lemah, infeksi dapat berkembang menjadi:

  • Mengi (wheezing)
  • Bronkiolitis
  • Pneumonia
  • Kesulitan bernapas berat yang memerlukan perawatan intensif

Penyebab Virus HMPV

Percikan Air Liur Dari Batuk Merupakan Penyebab HMPV

HMPV menyebar melalui beberapa mekanisme penularan utama:

– Transmisi Droplet:

  • Percikan air liur dari batuk dan bersin penderita
  • Sekresi pernapasan yang mengandung virus

– Transmisi Kontak:

  • Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
  • Menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi virus kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata

– Faktor Risiko HMPV:

  • Usia muda (terutama anak di bawah 5 tahun)
  • Usia lanjut (di atas 65 tahun)
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Virus ini memiliki pola musiman yang jelas di daerah beriklim sedang, dengan aktivitas puncak terjadi pada akhir musim dingin hingga awal musim semi. Di Indonesia, virus ini dapat ditemukan sepanjang tahun namun dengan peningkatan kasus pada musim hujan.

Diagnosis Virus HMPV

Berkonsultasi Dengan Dokter untuk Diagnosis HMPV

Diagnosis HMPV memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan beberapa metode pemeriksaan:

Pemeriksaan Klinis:

  • Evaluasi gejala dan tanda fisik
  • Riwayat medis lengkap
  • Pemeriksaan fisik menyeluruh, terutama pada sistem pernapasan

Pemeriksaan Laboratorium:

  • Deteksi genom virus menggunakan RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction)

Pengobatan Virus HMPV

Saat ini belum ada pengobatan antivirus spesifik untuk HMPV. Penanganan utama berfokus pada terapi suportif:

  • Pemberian analgesik-antipiretik seperti parasetamol untuk meredakan demam dan nyeri
  • Istirahat yang cukup
  • Penggunaan pelembap udara
  • Pemberian oksigen pada kasus dengan gangguan pernapasan berat

Indikasi Rawat Inap:

  • Kesulitan bernapas berat
  • Dehidrasi
  • Saturasi oksigen menurun
  • Gejala tidak membaik setelah perawatan

Mayoritas kasus HMPV akan sembuh dalam waktu 2-5 hari dengan perawatan suportif yang tepat. Namun, pemantauan ketat diperlukan terutama pada kelompok risiko tinggi seperti anak-anak, lansia, dan pasien immunocompromised.

Pencegahan Virus HMPV

Mencuci Tangan untuk Pencegahan Virus HMPV

Karena belum tersedia vaksin khusus untuk HMPV, pencegahan menjadi kunci utama dalam mengendalikan penyebaran virus ini. Berikut langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

Personal Hygiene:

  • Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik
  • Menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol jika tidak tersedia air dan sabun
  • Menghindari menyentuh area wajah, terutama mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dibersihkan
  • Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu atau siku bagian dalam

– Tindakan Preventif Lingkungan:

  • Membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti gagang pintu, telepon, dan meja
  • Memastikan ventilasi udara yang baik di dalam ruangan
  • Menghindari area padat dan berkerumun, terutama saat musim penyakit pernapasan
  • Menjaga jarak dengan individu yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan
  • Menghindari berbagi peralatan makan dan minum dengan orang lain
  • Tidak melakukan kontak dekat seperti berjabat tangan selama masa sakit

– Penggunaan Alat Pelindung:

  • Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau ketika sakit
  • Membuang tisu bekas pakai dengan benar
  • Mengganti masker secara berkala sesuai anjuran

– Pola Hidup Sehat:

  • Menjaga asupan cairan yang cukup
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Istirahat yang cukup untuk menjaga sistem kekebalan tubuh
  • Mengelola stres dengan baik

Bagi kelompok berisiko tinggi seperti lansia, anak-anak, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, penerapan langkah-langkah pencegahan ini harus dilakukan secara lebih ketat dan konsisten.

Referensi:


Bagikan ke: