Bagikan ke:

Vaksinasi merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit menular. Pada populasi pekerja, vaksinasi tidak hanya melindungi individu tetapi juga mengurangi penyebaran penyakit di lingkungan kerja, menurunkan angka absensi, dan meningkatkan produktivitas (World Health Organization [WHO], 2022).

Pekerja di berbagai sektor, khususnya yang berinteraksi langsung dengan publik atau bekerja di fasilitas kesehatan memiliki risiko tinggi terpapar penyakit seperti influenza, hepatitis B, tetanus, dan COVID-19 (PERDOKI, 2024).

Selain itu, pekerjaan yang melibatkan perjalanan atau travel ke tempat-tempat tertentu juga memajankan pekerja kepada risiko terinfeksi penyakit yang khas pada daerah tujuan (endemik).

Dengan semakin meningkatnya batas usia pensiun, populasi pekerja dengan kondisi medis tertentu yang merupakan komorbid dari penyakit infeksi juga akan semakin besar.

Risiko Infeksi pada Pekerja

Risiko infeksi pada pekerja mencakup faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan seorang pekerja terjangkit penyakit menular tertentu, terdiri dari risiko umum, risiko:

– Risiko umum:

  1. seperti usia,
  2. komorbid,
  3. status gizi,
  4. kebiasaan contoh merokok

– Risiko langsung pekerjaan:

  1. pekerja yang secara umum banyak berhubungan dengan orang sakit,
  2. pekerja yang bekerja di panti (seperti panti asuhan, panti jompo, Lembaga pemasayarakatan, asrama),
  3. pekerja yang secara umum berhubungan dengan hewan sakit (dokter hewan, perawat hewan, pekerja kebun binatang, pekerja peternakan/pertanian)
  4. pekerja yang tertular penyakit saat menolong orang yang cedera (seperti polisi atau pemadam kebakaran)

– Risiko tidak langsung dari pekerjaan:

Maksud dari risiko tidak langsung adalah berisiko bukan karena proses kerjanya, melainkan karena lingkungan kerjanya dapat menyebabkan penyakit menular atau karena pekerja tersebut rentan terhadap penyakit menular tertentu. Termasuk dalam kelompok ini adalah:

  1. Pekerja yang bepergian ke daerah endemic penyakit menular tertentu
  2. Pekerja yang di tempat kerjanya banyak pekerja yang mengalami penyakit menular
  3. Pekerja dengan kerusakan organ karena pekerjaan sehingga lebih rentan terinfeksi. Contoh: pneumonia pada welder, silikotuberkulosis pada buruh bangunan

Manfaat Vaksinasi bagi Pekerja

Ada beberapa manfaat vaksinasi bagi pekerja, seperti:

1. Pencegahan Penyakit Menular

Vaksinasi mengurangi risiko penularan penyakit seperti:

  • Influenza: Menurunkan absensi kerja hingga 40% (Nichol et al., 2007).
  • Hepatitis B: Mencegah infeksi kronis yang dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati (Schillie et al., 2018).
  • COVID-19: Menurunkan rawat inap dan kematian pada pekerja esensial (Polack et al., 2020).

2. Perlindungan bagi Kelompok Rentan

Pekerja yang divaksinasi turut melindungi rekan kerja dengan sistem imun lemah, wanita hamil, atau lansia (Kwok et al., 2021).

Jenis Vaksin yang Direkomendasikan untuk Pekerja

Jenis VaksinSasaran Pekerja
InfluenzaSemua sektor, terutama kesehatan
Hepatitis BTenaga medis, laboratorium
Tetanus-Difteria (Td)Pekerja konstruksi, manufaktur
COVID-19Semua pekerja
MMR (Campak, Gondok, Rubela)Guru, petugas daycare
Hepatitis APekerja penjamah makanan

Tantangan dalam Implementasi Vaksinasi di Tempat Kerja

Berikut ini beberapa tantangan dalam mengimplementasikan vaksinasi di tempat kerja:

1. Hambatan Psikologis

  • Vaksin Hesitancy: Keraguan akibat misinformasi atau ketakutan akan efek samping (Larson et al., 2016).
  • Kurangnya Kesadaran: Banyak pekerja tidak menyadari risiko penyakit yang dapat dicegah vaksin (Jarrett et al., 2015).

2. Kendala Logistik

  • Biaya vaksinasi yang tinggi bagi perusahaan kecil.
  • Sulitnya menjangkau pekerja shift atau lapangan

3. Kebijakan yang Tidak Konsisten

  • Tidak semua negara mewajibkan vaksinasi kerja, kecuali untuk sektor tertentu

Strategi Meningkatkan Cakupan Vaksinasi

Berikut ini beberapa strategi untuk meningkatkan cakupan vaksinasi:

1. Edukasi dan Sosialisasi

  • Kampanye internal tentang manfaat vaksinasi.
  • Pelibatan dokter perusahaan untuk konseling (Jarrett et al., 2015).

2. Kemudahan Akses

  • Program vaksinasi gratis di tempat kerja.
  • Kolaborasi dengan puskesmas atau rumah sakit (CDC, 2023).

3. Insentif bagi Pekerja

  • Bonus atau cuti bagi yang sudah divaksin.
  • Sertifikat kesehatan sebagai bentuk apresiasi (Kwok et al., 2021).

4. Regulasi Perusahaan dan Pemerintah

  • Kebijakan wajib vaksin untuk pekerja sektor risiko tinggi.
  • Integrasi dengan program K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) (ILO, 2019).

Kesimpulan

Vaksinasi pada pekerja adalah investasi kesehatan yang menguntungkan bagi individu, perusahaan, dan masyarakat. Dengan pendekatan edukasi, kemudahan akses, dan dukungan kebijakan, cakupan vaksinasi dapat ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.

Referensi:

  1. CDC. (2023). Vaccination Recommendations for Adults. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/imz-schedules/downloads/past/2023-adult.pdf
  2. Kwok, K. O., et al. (2021). Editor’s Choice: Influenza vaccine uptake, COVID-19 vaccination intention and vaccine hesitancy among nurses: A survey. Int J Nurs Stud
  3. Polack, F. P., et al. (2020). Safety and Efficacy of the BNT162b2 Vaccine. NEJM, 383(27).
  4. Perdoki. Buku Panduan Imunisasi untuk Perlindungan dan Upaya Peningkatan Produktivitas Pekerja. Edisi ke-2

Bagikan ke: