Telat haid selama 1 bulan sering kali menimbulkan kekhawatiran bagi banyak wanita. Meskipun kehamilan merupakan penyebab yang paling umum terlintas di pikiran, sebenarnya terdapat berbagai faktor lain yang dapat menyebabkan keterlambatan menstruasi.
Memahami berbagai penyebab telat haid dapat membantu Anda mengidentifikasi kondisi yang mendasari dan menentukan langkah yang tepat untuk mengatasinya.
Siklus menstruasi yang normal berkisar antara 21-35 hari, dengan rata-rata 28 hari. Telat haid dianggap terjadi ketika menstruasi tidak datang lebih dari 35 hari dari siklus terakhir atau ketika terdapat variasi lebih dari 7-9 hari dari pola normal.
Faktanya, sekitar 14-25% wanita mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, menunjukkan bahwa kondisi ini cukup umum terjadi.
Penyebab Telat Haid 1 Bulan

Ada berbagai faktor yang perlu Sahabat Tirta ketahui tentang penyebab telat haid 1 bulan, mulai dari kehamilan, stres berlebihan, hingga kelainan struktural.
1. Kehamilan
Kehamilan merupakan penyebab paling umum dari telat haid pada wanita yang aktif secara seksual.
Setelah pembuahan terjadi, tubuh mulai memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang menghentikan pelepasan sel telur dan menyebabkan menstruasi berhenti.
Tes kehamilan dapat dilakukan untuk memastikan kondisi ini, terutama jika keterlambatan lebih dari seminggu.
2. Stres Berlebihan
Stres fisik maupun emosional dapat secara signifikan mempengaruhi siklus menstruasi. Ketika tubuh mengalami stres, produksi hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH) terganggu, yang berperan dalam mengatur ovulasi dan siklus menstruasi.
Stres juga meningkatkan produksi hormon kortisol yang dapat mengganggu keseimbangan hormonal reproduksi.
3. Perubahan Berat Badan Drastis
Baik penurunan maupun kenaikan berat badan yang signifikan dapat menyebabkan telat haid. Penurunan berat badan yang berlebihan dapat menghambat produksi hormon estrogen yang penting untuk ovulasi.
Sebaliknya, kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan tubuh memproduksi estrogen berlebihan, yang justru mengganggu siklus menstruasi.
4. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS adalah kondisi hormonal yang menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak hormon androgen. Kondisi ini dapat menghambat ovulasi dan menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur atau bahkan terhenti selama beberapa bulan.
Gejala PCOS lainnya meliputi jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, dan kesulitan menurunkan berat badan.
5. Gangguan Tiroid
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) atau kurang aktif (hipotiroid) dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
Gangguan tiroid dapat menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur, terlambat, atau bahkan berhenti sama sekali selama beberapa bulan.
6. Olahraga Berlebihan
Aktivitas fisik yang terlalu intensif dapat menyebabkan tubuh menghemat energi dengan mengurangi produksi hormon reproduksi. Kondisi ini sering terjadi pada atlet atau orang yang melakukan olahraga dengan intensitas tinggi secara berlebihan.
7. Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntik KB, atau IUD hormonal dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
Beberapa jenis kontrasepsi bahkan dapat menyebabkan menstruasi berhenti sementara, yang merupakan efek normal dari penggunaannya.
8. Primary Ovarian Insufficiency (POI)
POI terjadi ketika ovarium berhenti berfungsi normal sebelum usia 40 tahun. Kondisi ini dapat menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur atau berhenti total, meskipun berbeda dengan menopause dini karena masih ada kemungkinan menstruasi kembali.
9. Perimenopause dan Menopause Dini
Transisi menuju menopause yang biasanya dimulai pada usia 40-an dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
Pada kasus menopause dini (sebelum usia 40), hormon estrogen menurun secara signifikan sehingga menstruasi dapat terhenti.
10. Penyakit Kronis
Berbagai penyakit kronis seperti diabetes yang tidak terkontrol, penyakit jantung, atau penyakit celiac dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
Perubahan kadar gula darah yang ekstrem dapat mengganggu keseimbangan hormonal dan menyebabkan keterlambatan menstruasi.
11. Efek Samping Obat-obatan
Beberapa jenis obat seperti antidepresan, antipsikotik, atau kemoterapi dapat menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi. Penggunaan jangka panjang obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon reproduksi.
12. Menyusui
Pada ibu yang sedang menyusui secara eksklusif, hormon prolaktin yang diproduksi untuk produksi ASI dapat menekan ovulasi dan menyebabkan menstruasi terhenti sementara.
Kondisi ini normal dan menstruasi biasanya akan kembali setelah proses menyusui berkurang atau berhenti.
13. Kelainan Struktural
Kelainan pada organ reproduksi seperti sindrom Asherman (jaringan parut di rahim), fibroid rahim, atau kelainan bawaan pada sistem reproduksi dapat menyebabkan gangguan menstruasi. Kondisi ini memerlukan evaluasi medis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun telat haid sesekali dapat dianggap normal, terdapat beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis segera. Sahabat Tirta harus segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami:
- Telat haid lebih dari 3 bulan berturut-turut
- Gejala yang menyertai seperti nyeri perut hebat, demam, atau perdarahan yang tidak normal
- Perubahan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas
- Gejala hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebih berpola seperti pria pada wanita) atau jerawat parah
- Nyeri kepala yang terus-menerus atau gangguan penglihatan
- Keluarnya cairan dari payudara padahal tidak sedang menyusui
Pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk deteksi dini gangguan reproduksi. Klinik Tirta Medical Centre (TMC) sebagai salah satu penyedia layanan Medical Check Up terbaik di Indonesia, memiliki laboratorium terpercaya dan fasilitas pemeriksaan yang lengkap untuk evaluasi kesehatan reproduksi wanita.
Dengan lebih dari 30 cabang di seluruh Indonesia, TMC menyediakan pemeriksaan hormonal, USG, dan konsultasi dengan dokter spesialis yang dapat membantu mengidentifikasi penyebab telat haid dan memberikan penanganan yang tepat.
FAQ
Telat haid 1 bulan tidak selalu menandakan kehamilan. Meskipun kehamilan merupakan penyebab paling umum pada wanita yang aktif secara seksual, banyak faktor lain yang dapat menyebabkan keterlambatan menstruasi.
Untuk memastikannya, lakukan tes kehamilan menggunakan test pack atau pemeriksaan darah. Jika hasil negatif namun menstruasi belum juga datang, konsultasikan dengan dokter untuk mencari penyebab lainnya.
2. Berapa Lama Batas Wajar Telat Datang Bulan?
Siklus menstruasi normal berkisar antara 21-35 hari. Telat haid hingga 7 hari masih dapat dianggap normal, terutama jika Anda biasanya memiliki siklus yang tidak selalu teratur.
Namun, jika keterlambatan lebih dari 7 hari atau siklus bervariasi lebih dari 7-9 hari dari pola normal, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Telat Datang Bulan?
Langkah pertama adalah melakukan tes kehamilan untuk menyingkirkan kemungkinan hamil. Jika hasilnya negatif, evaluasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi seperti tingkat stres, pola makan, berat badan, dan aktivitas fisik.
Kelola stres dengan baik, jaga pola hidup sehat, dan hindari diet ekstrem atau olahraga berlebihan. Jika keterlambatan berlanjut lebih dari 3 bulan atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat.
Referensi:
- verywellhealth. 14 Reasons for a Late or Missed Period: https://www.verywellhealth.com/reasons-you-missed-your-period-2757503
- Healthline. Why Is My Period Late? 8 Reasons Besides Pregnancy: https://www.healthline.com/health/womens-health/why-is-my-period-late
- Flo. Why is my period late? 13 possible reasons behind your delayed period: https://flo.health/menstrual-cycle/health/period/reasons-for-a-delayed-period
- Jurnal Unsika. Edukasi Tentang Masalah Gangguan Haid dengan Menggunakan Media Leaflet pada Wanita Usia Subur: https://ejournal.unsika.ac.id/index.php/babakti/article/download/2/5
- Jurnal Universitas Kusuma Husada Surakarta. Hubungan Status Gizi dan Kualitas Tidur dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di Pesantren Perkampungan Minangkabau Yayasan Shine Al Falah Padang: https://jurnal.ukh.ac.id/index.php/JK/article/download/1212/596
- Jurnal STIKES Kendal. Hubungan Stres Kerja dengan Gangguan Siklus Menstruasi pada Perawat di Rumah Sakit: https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/download/1028/842
- NICHD, NIH. What causes menstrual irregularities?: https://www.nichd.nih.gov/health/topics/menstruation/conditioninfo/causes
- MDPI. The Prevalence of Menstrual Cycle Disorders in Female Athletes from Different Sports Disciplines: A Rapid Review: https://www.mdpi.com/1660-4601/19/21/14243
- MDPI. The Impact of Competitive Swimming on Menstrual Cycle Disorders and Subsequent Sports Injuries as Related to the Female Athlete Triad and on Premenstrual Syndrome Symptoms: https://www.mdpi.com/1660-4601/19/23/15854
- NHS. Missed or late periods: https://www.nhs.uk/symptoms/missed-or-late-periods/
- Bangholm Medical Centre. Menstrual Issues: https://www.bangholmmedicalcentre.scot.nhs.uk/menstrual-issues