Polusi udara telah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius di Indonesia dan dunia. Menurut data WHO, hampir 99% populasi global menghirup udara yang melampaui batas aman kualitas udara.
Kondisi ini menuntut pemahaman yang mendalam tentang penyebab, dampak, dan strategi penanganannya untuk melindungi kesehatan masyarakat Indonesia.
Apa Itu Polusi Udara?
Polusi udara adalah kontaminasi lingkungan dalam ruangan (indoor) maupun luar ruangan (outdoor) oleh agen kimia, fisik, atau biologis yang mengubah karakteristik alami atmosfer.
Berdasarkan definisi ilmiah, polusi udara merupakan pelepasan gas, partikel padat halus, atau aerosol cair terdispersi ke atmosfer dengan laju yang melebihi kapasitas alami lingkungan untuk menyerap atau menghilangkannya.
Polusi udara terdiri dari campuran zat berbahaya yang berasal dari sumber buatan manusia maupun sumber alami. Komponen utama polusi udara meliputi Particulate Matter (PM), karbon monoksida (CO), ozon ground-level (O₃), timbal (Pb), nitrogen dioksida (NO₂), dan sulfur dioksida (SO₂).
Tingkat konsentrasi polutan dalam udara yang menyebabkan efek kesehatan, ekonomi, atau estetika yang tidak diinginkan. Di Indonesia, pencemaran udara terutama bersumber dari aktivitas transportasi, industri, pembakaran biomassa, dan pembangkit listrik.
Penyebab Polusi Udara

Polusi udara di Indonesia memiliki sumber yang beragam dan spesifik konteks. Sumber utama polusi udara outdoor meliputi energi residensial untuk memasak dan pemanasan, kendaraan bermotor, pembangkit listrik, pertanian dan pembakaran limbah, serta industri.
1. Emisi Kendaraan Bermotor
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memprediksi, emisi kendaraan bermotor menyumbang antara 42 sampai 57 persen polusi udara di musim kemarau.
Traffic-Related Air Pollution (TRAP) yang dihasilkan kendaraan mengandung campuran gas dan partikel yang mencakup ozon ground-level, berbagai bentuk karbon, nitrogen oksida, sulfur oksida, senyawa organik volatil, polycyclic aromatic hydrocarbons, dan particulate matter halus.
Gas yang dihasilkan oleh asap kendaraan akan bereaksi membentuk ozon, sehingga kadar ozon di permukaan bumi meningkat, terutama saat cuaca panas dan kelembapan rendah.
2. Aktivitas Industri
Proses industri berkontribusi signifikan terhadap polusi udara melalui emisi dari cerobong asap, proses manufaktur, dan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Industri menghasilkan berbagai polutan termasuk sulfur dioksida dari pembakaran batu bara dan minyak, serta particulate matter dari berbagai proses produksi.
3. Pembakaran Biomassa dan Limbah
Pembakaran limbah rumah tangga dan biomassa untuk memasak atau pemanasan menghasilkan particulate matter dan gas berbahaya. Aktivitas ini sangat umum di daerah pedesaan dan berkontribusi terhadap polusi udara indoor.
4. Faktor Meteorologi dan Geografis
Kondisi meteorologi seperti suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, dan pola curah hujan mempengaruhi distribusi dan konsentrasi polutan di atmosfer.
Topografi kota-kota besar Indonesia yang berada di dataran rendah dengan sirkulasi udara terbatas memperparah akumulasi polutan.
Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan

Paparan polusi udara memberikan dampak kesehatan yang komprehensif dan multisistemik. Berdasarkan penelitian epidemiologi yang ekstensif, polusi udara berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan akut maupun kronis.
1. Gangguan Sistem Pernapasan
Polusi udara dapat mempengaruhi perkembangan paru-paru dan berimplikasi pada perkembangan penyakit sistem pernafasan seperti emfisema, asma, dan penyakit pernapasan lainnya seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
Peningkatan prevalensi dan keparahan asma dikaitkan dengan urbanisasi dan polusi udara di luar ruangan, terutama pada anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan dengan pendapatan yang rendah.
Penelitian di Kota Bogor menunjukkan hubungan kausal yang signifikan antara konsentrasi partikulat PM2.5, SO2, dan NO2 dengan kejadian penyakit saluran pernapasan.
Konsentrasi polutan tersebut memiliki dampak merugikan terhadap kesehatan penduduk, dengan efek yang berbeda pada berbagai kelompok seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan yang sudah melemah.
2. Penyakit Kardiovaskular
Fine particulate matter dapat mengganggu fungsi pembuluh darah dan mempercepat kalsifikasi pada arteri. Paparan jangka panjang terhadap NO2 dan PM2.5 berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung iskemik dan serangan jantung.
3. Efek Neurologis dan Kognitif
Paparan polusi udara dapat berdampak negatif pada fungsi otak dan kognitif. Paparan bahan kimia berbahaya dalam udara dapat mempengaruhi fungsi saraf dan kognitif, serta meningkatkan risiko gangguan seperti demensia.
Penelitian menunjukkan bahwa tingginya kadar PM10 dan NO2 berhubungan dengan peningkatan kasus depresi dan kecemasan.
4. Dampak pada Kehamilan dan Reproduksi
Bagi ibu hamil, polusi udara sangat membahayakan diri dan janin. Dampak pencemaran udara dapat memicu peradangan dan stress oksidatif pada ibu hamil dan memicu kelahiran prematur.
5. Peningkatan Risiko Kanker
International Agency for Research on Cancer (IARC) dari WHO telah mengklasifikasikan polusi udara sebagai karsinogen untuk manusia pada tahun 2013.
Beberapa polutan udara, terutama polutan dalam bentuk partikel ultrafine, telah terkait dengan peningkatan risiko kanker paru-paru.
Cara Mengatasi Polusi Udara (Tindakan Individu)

Meskipun sebagian besar sumber polusi udara luar ruangan berada di luar kendali individu dan memerlukan tindakan terkoordinasi dari pembuat kebijakan, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi paparan dan dampak polusi udara.
1. Perlindungan Diri
Penggunaan masker yang tepat merupakan langkah penting dalam melindungi diri dari polusi udara.
Kementerian Kesehatan Indonesia merekomendasikan penggunaan masker KF94 atau KN95 yang dapat menyaring partikel PM2.5. Masker ini efektif dalam mengurangi paparan polutan berbahaya, terutama saat kualitas udara buruk.
2. Manajemen Aktivitas Luar Ruangan
Populasi rentan seperti lansia atau penderita asma dapat mengurangi risiko dengan membatasi aktivitas di luar ruangan selama lalu lintas yang ramai atau hari-hari dengan kualitas udara buruk.
Pemantauan kualitas udara secara real-time melalui platform digital dapat membantu dalam pengambilan keputusan aktivitas harian.
3. Peningkatan Kualitas Udara di Dalam Ruangan
Paparan PM2.5 dalam ruangan dapat dikurangi melalui penggunaan AC dan filter partikulat, serta menghentikan kebiasaan merokok. Penggunaan High-Efficiency Particulate Air (HEPA) filter terbukti efektif dalam mengurangi konsentrasi polutan di dalam ruangan.
4. Transportasi Berkelanjutan
Individu dapat berkontribusi dengan memilih mode transportasi yang lebih bersih seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum.
Penggunaan kendaraan listrik dan pemeliharaan kendaraan yang baik juga dapat mengurangi emisi polutan.
5. Penanaman Vegetasi
Menanam pohon atau tanaman di sekitar rumah dapat membantu meningkatkan kualitas udara. Vegetasi berfungsi sebagai filter alami yang dapat menyerap polutan dan menghasilkan oksigen.
Tempat Pemeriksaan Kesehatan Terbaik (Bisa Homecare)
Mengingat dampak serius polusi udara terhadap kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala menjadi sangat penting untuk deteksi dini penyakit-penyakit terkait polusi udara.
Klinik Tirta Medical Centre (TMC) merupakan salah satu pilihan terbaik untuk pemeriksaan kesehatan komprehensif di Indonesia. Dengan lebih dari 30 cabang klinik dan 4.000 provider di seluruh Indonesia, TMC memberikan akses pelayanan kesehatan yang luas.
Salah satu keunggulan TMC adalah layanan Homecare TiCare yang memungkinkan pemeriksaan kesehatan dilakukan di rumah atau kantor. Layanan homecare ini sangat bermanfaat bagi individu atau keluarga yang ingin mengurangi paparan polusi udara dengan tidak perlu keluar rumah untuk pemeriksaan kesehatan.
Homecare TiCare dilakukan oleh tenaga medis profesional berlisensi yang dapat melakukan pemeriksaan kesehatan, pengambilan sampel laboratorium, dan konsultasi medis langsung di tempat tinggal atau kantor pasien.
Layanan ini memberikan kenyamanan, mengurangi risiko paparan polusi udara selama perjalanan ke klinik, dan memungkinkan pemantauan kesehatan yang lebih personal.
Referensi:
- WHO. Air pollution: https://www.who.int/health-topics/air-pollution
- Britannica. Air pollution | Effects, Causes, Definition, & Facts: https://www.britannica.com/science/air-pollution
- National Institute of Environmental Health Sciences. Air Pollution and Your Health: https://www.niehs.nih.gov/health/topics/agents/air-pollution
- WHO. Ambient (outdoor) air pollution: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ambient-%28outdoor%29-air-quality-and-health
- JEPI UI. Polusi Udara dalam Ruangan dan Kondisi Kesehatan: Analisis Rumah Tangga Indonesia: https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1142&context=jepi
- Jurnal Multidisiplin West Science. Studi Kausalitas antara Polusi Udara dan Kejadian Penyakit Saluran Pernapasan pada Penduduk Kota Bogor, Jawa Barat, Indonesia: https://wnj.westsciences.com/index.php/jmws/article/view/434/408
- Journal UNDIP. Evaluasi Polusi Udara PM2.5 dan PM10 di Kota Bandung serta Kaitannya dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/57595/25426
- Nautical. Analisis Faktor Kondisi dan Kesehatan Lingkungan di Indonesia Tahun 2022: https://jurnal.arkainstitute.co.id/index.php/nautical/article/view/1391/1275
- PMC. Environmental and Health Impacts of Air Pollution: A Review: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7044178/
- Journal Universitas Maritim AMNI. Dampak Pencemaran Udara terhadap Kesehatan Masyarakat di Perkotaan: https://journal.unimar-amni.ac.id/index.php/profit/article/download/2246/1870/6713
- PMC. Clearing the Air: A Review of the Effects of Particulate Matter Air Pollution on Human Health: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3550231/
- Journal Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Penerapan Tema SDGs Kehidupan Sehat dan Sejahtera untuk Menangani Polusi Udara di Jakarta: https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-teknologi/article/view/3239/2395