Bagikan ke:

Tekanan darah rendah atau hipotensi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan berpotensi membahayakan kesehatan jika tidak ditangani dengan tepat. Ketahui secara komprehensif tentang kondisi ini beserta cara mengatasinya.

Apa itu Tekanan Darah Rendah?

Tekanan darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah nilai normal, yaitu kurang dari 90/60 mmHg. Kondisi ini terjadi ketika darah tidak memberikan tekanan yang cukup pada dinding arteri saat dipompa ke seluruh sistem peredaran darah.

Hipertensi vs Hipotensi! Mana Yang Lebih Bahaya? (Sumber: Youtube: Ini Kata Dokter)

Meskipun tidak selalu menimbulkan gejala, hipotensi dapat menyebabkan beberapa keluhan seperti pusing, pandangan kabur, kelelahan berlebihan, mual, dan bahkan pingsan dalam kasus yang lebih serius.

Penyebab Tekanan Darah Rendah

Berikut adalah 9 penyebab utama terjadinya tekanan darah rendah yang perlu Sahabat Tirta diketahui:

1. Kehamilan

Kehamilan Merupakan Salah Satu Penyebab Tekanan Darah Rendah

Perubahan fisiologis selama kehamilan menyebabkan pembuluh darah mengalami pelebaran yang cepat, terutama pada 24 minggu pertama kehamilan. 

Kondisi ini mengakibatkan penurunan tekanan darah yang signifikan. Setelah melahirkan, tekanan darah biasanya akan kembali ke nilai normal seperti sebelum kehamilan.

2. Dehidrasi

Kekurangan cairan tubuh dapat menyebabkan penurunan volume darah yang beredar. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti demam, diare berat, muntah berlebihan, olahraga intensif tanpa asupan cairan yang cukup, atau cuaca panas yang menyebabkan berkeringat berlebih.

3. Gangguan Hormonal

Kondisi endokrin seperti penyakit Addison dan diabetes dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. 

Kadar gula darah yang rendah (hipoglikemia) juga dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan. Gangguan hormonal ini mempengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur tekanan darah.

4. Kehilangan Darah

Penurunan volume darah akibat perdarahan, baik karena cedera maupun perdarahan internal (hipovolemia), dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

5. Infeksi Berat

Infeksi yang masuk ke aliran darah (sepsis) dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang mengancam jiwa, yang dikenal sebagai syok septik. Kondisi ini terjadi ketika kuman masuk ke dalam darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

6. Gangguan Jantung

Berbagai kondisi kardiovaskular dapat menyebabkan tekanan darah rendah, termasuk kelainan katup jantung, serangan jantung, dan gagal jantung. 

Kondisi ini mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh, yang mengakibatkan penurunan tekanan darah.

7. Reaksi Alergi Berat

Anafilaksis atau reaksi alergi berat dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan dan mengancam jiwa. 

Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap alergen, menyebabkan pembuluh darah melebar secara drastis.

8. Defisiensi Nutrisi

Kekurangan vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang berujung pada penurunan tekanan darah. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

9. Efek Samping Obat

Beberapa jenis obat dapat menurunkan tekanan darah sebagai efek samping, termasuk:

  • Obat antihipertensi seperti beta-blocker dan diuretik
  • Obat antidepresan
  • Obat untuk penyakit Parkinson
  • Obat disfungsi ereksi, terutama bila dikombinasikan dengan nitrat

Cara Mengatasi Tekanan Darah Rendah

Aneka Makanan Bergizi untuk Mengatasi Tekanan Darah Rendah

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi tekanan darah rendah:

1. Manajemen Cairan dan Nutrisi

Konsumsi air putih minimal 8 gelas per hari untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan volume darah. Atur pola makan dengan porsi kecil tapi sering untuk menjaga kestabilan tekanan darah.

2. Perhatikan Posisi Tubuh

Hindari perubahan posisi secara mendadak saat bangun tidur atau berdiri. Lakukan perubahan posisi secara bertahap dan perlahan untuk mencegah penurunan tekanan darah yang tiba-tiba.

3. Penggunaan Stoking Kompresi

Stoking kompresi dapat membantu mencegah penumpukan darah di kaki dan meningkatkan sirkulasi darah ke jantung. Alternatifnya bisa menggunakan sabuk kompresi perut yang disebut abdominal binder.

4. Modifikasi Asupan Garam

Konsumsi makanan yang mengandung garam secara seimbang dapat membantu meningkatkan tekanan darah, namun tetap dalam jumlah yang wajar dan sesuai anjuran dokter.

5. Olahraga Teratur

Lakukan aktivitas fisik ringan secara teratur untuk melancarkan sirkulasi darah. Hindari olahraga berat atau di lingkungan yang terlalu panas.

6. Pengaturan Suhu

Hindari mandi air panas atau berendam terlalu lama karena dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang menurunkan tekanan darah.

7. Konsumsi Makanan Bergizi

Pastikan asupan vitamin B12, asam folat, dan zat besi tercukupi untuk mencegah anemia yang dapat memperburuk tekanan darah rendah.

8. Evaluasi Pengobatan

Konsultasikan dengan dokter jika mengonsumsi obat-obatan tertentu, karena beberapa jenis obat dapat mempengaruhi tekanan darah.

Tempat Cek Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk memantau kesehatan kardiovaskular. Klinik Tirta Medical Centre (TMC) merupakan pilihan tepat untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah. 

Klinik TMC mempunyai laboratorium yang terpercaya dan terakreditasi, menyediakan layanan pemeriksaan tekanan darah yang akurat dan profesional.

Keunggulan melakukan pemeriksaan di TMC:

  • Tim medis berpengalaman
  • Hasil pemeriksaan cepat dan akurat
  • Klinik sudah ada di 30 lokasi se-Indonesia
  • Pelayanan yang profesional dan nyaman

Baca Juga: Tekanan Darah Normal

Jika Anda mengalami gejala tekanan darah rendah atau ingin melakukan pemeriksaan rutin, segera kunjungi cabang TMC terdekat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik.

Referensi:


Bagikan ke: