Bagikan ke:

Pemeriksaan kesehatan pekerja, atau yang lebih dikenal dengan Medical Check Up (MCU), merupakan salah satu aspek penting dalam dunia ketenagakerjaan di Indonesia.

MCU bertujuan untuk memastikan bahwa pekerja berada dalam kondisi kesehatan yang optimal sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu, MCU juga membantu mendeteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan yang mungkin timbul akibat lingkungan kerja.

Artikel ini akan membahas pentingnya MCU, prosedur pelaksanaannya, serta regulasi yang mengatur MCU di Indonesia.

Pentingnya Medical Check Up bagi Pekerja

Ilustrasi Medical Check Up bagi Pekerja

1. Deteksi Dini Penyakit

MCU membantu mendeteksi penyakit sejak dini, seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan fungsi organ lainnya. Deteksi dini memungkinkan penanganan penyakit yang lebih cepat dan efektif.

2. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Beberapa pekerjaan memiliki risiko kesehatan tertentu, seperti paparan bahan kimia, debu, atau kebisingan. MCU dapat mengidentifikasi potensi Penyakit Akibat Kerja (PAK) sebelum berkembang menjadi lebih serius.

3. Meningkatkan Produktivitas

Pekerja yang sehat cenderung lebih produktif. Dengan MCU, perusahaan dapat memastikan bahwa pekerjanya berada dalam kondisi fisik dan mental yang baik.

4. Kepatuhan terhadap Regulasi

Di Indonesia, MCU merupakan kewajiban yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Perusahaan yang tidak melaksanakan MCU dapat dikenai sanksi.

    Regulasi Medical Check Up di Indonesia

    Di Indonesia, pelaksanaan MCU diatur dalam beberapa peraturan, antara lain:

    1. Permenaker no. 2/Men/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
    2. Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2024 Tentang Peraturan Pelaksana UU No. 17 tahun 2023 tentang Kesehatan

    Jenis-jenis Medical Check Up bagi Pekerja

    Jenis MCU terdiri dari 3 macam, menyesuaikan dengan tujuan MCU itu sendiri:

    1. Pemeriksaan Kesehatan Prakerja

    Dilakukan sebelum pekerja diterima bekerja. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa calon pekerja tidak memiliki kondisi kesehatan yang dapat membahayakan dirinya atau orang lain di tempat kerja.

    Selain itu, MCU Prakerja juga menjadi data dasar kesehatan pekerja sebelum mulai bekerja. Fungsinya adalah sebagai pembanding saat melakukan surveilans medis pada pekerja. 

    2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

    Dilakukan secara rutin, biasanya setiap tahun 1 kali. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan pekerja dan dapat digunakan sebagai informasi apakah terdapat potensi kesehatan pekerja dapat memengaruhi aktivitas pada pekerjaan.

    Selain itu, pada pemeriksaan kesehatan berkala yang jenis pemeriksaannya disusun berdasarkan risiko pajanan di tempat kerja, Pemeriksaan berkala dapat menjadi deteksi dini dari Penyakit Akibat Kerja. 

      3. Pemeriksaan Kesehatan Akhir Bekerja

      Seperti pemeriksaan kesehatan berkala, namun dilakukan pada masa akhir bekerja (karena pensiun atau pasca penempatan). Bermanfaat sebagai data akhir yang diperlukan dalam surveilans kesehatan pekerja terutama untuk pekerjaan yang memiliki pajanan yang sifatnya kronik progresif. 

        4. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

        Dilakukan pada indikasi tertentu, misal yang bertujuan untuk melakukan penegakan penyakit akibat kerja, ataupun kelaikan kerja.

          Jenis Pemeriksaan MCU Pekerja yang Dilakukan

          Jenis Pemeriksaan MCU Pekerja

          MCU biasanya mencakup beberapa jenis pemeriksaan, antara lain:

          1. Pemeriksaan Fisik

          Meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah, dan pemeriksaan oleh dokter mencakup wawancara medis dan/atau kuesioner, dan pemeriksaan fisik. 

          2. Pemeriksaan Laboratorium

          Meliputi tes darah (seperti kadar gula darah, kolesterol, dan fungsi hati, pemeriksaan zat pajanan atau metabolit pada darah), tes urine (baik urin rutin maupun zat pajanan atau metabolitnya) , dan tes feses/tinja.

          3. Pemeriksaan Radiologi

          Seperti rontgen dada, USG, Treadmill, dll.

          4. Pemeriksaan Khusus

          Misalnya, tes pendengaran untuk pekerja yang terpajan kebisingan atau tes fungsi paru untuk pekerja yang terpajan zat (debu, uap, dll) yang memiliki organ target di saluran pernafasan, atau ILO Radiography bagi pekerja dengan risiko pajanan yang dapat menyebabkan pneumokoniosis.

            Tantangan dalam Pelaksanaan MCU di Indonesia

            Ilustrasi MCU di Indonesia

            Meskipun MCU sangat penting, pelaksanaannya di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan, seperti:

            1. Keterbatasan Fasilitas Kesehatan: Tidak semua daerah di Indonesia memiliki fasilitas kesehatan yang memadai untuk melakukan MCU secara lengkap.
            2. Kesadaran yang Rendah: Baik dari pihak perusahaan maupun karyawan, kesadaran akan pentingnya MCU masih perlu ditingkatkan.
            3. Biaya MCU: Pelaksanaan MCU memerlukan biaya yang tidak sedikit, terutama untuk perusahaan kecil dan menengah.

            Kesimpulan

            Pemeriksaan kesehatan pekerja (Medical Check Up) merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia. Dengan MCU, perusahaan dapat memastikan bahwa pekerjanya sehat dan produktif, sementara pekerja dapat mendeteksi dini adanya masalah kesehatan.

            Meskipun masih ada tantangan dalam pelaksanaannya, MCU tetap menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

            Referensi:

            1. Permenaker no. 2/Men/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
            2. Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2024 Tentang Peraturan Pelaksana UU No. 17 tahun 2023 tentang Kesehatan
            3. Pedoman Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Edisi ke-1. Perdoki. September 2024

            Bagikan ke: