Jantung merupakan organ vital yang berperan krusial dalam menjaga kesehatan tubuh manusia. Memahami fungsi jantung dan mengenali tanda-tanda penyakit jantung sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. 

Ketahui secara mendalam tentang jantung, berbagai penyakit yang dapat menyerangnya, ciri-ciri gangguan jantung, hingga metode pengobatan yang tersedia.

Apa Itu Jantung?

Jantung merupakan organ vital yang berperan penting dalam sistem peredaran darah manusia. Organ berotot ini berukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa dan terletak di rongga dada, di antara paru-paru.

Fungsi utama organ jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Dinding jantung tersusun dari otot jantung yang disebut miokardium.

Jantung bekerja tanpa henti sepanjang hidup manusia. Dalam satu menit, jantung orang dewasa sehat berdetak sekitar 60-100 kali. Setiap detaknya, jantung memompa sekitar 70 ml darah. Artinya, dalam sehari jantung memompa sekitar 7.200 liter darah ke seluruh tubuh.

Darah yang dipompa jantung membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel tubuh, serta mengangkut zat sisa metabolisme untuk dibuang.

Apa Itu Penyakit Jantung?

Penyakit Jantung

Penyakit jantung adalah istilah umum yang mencakup berbagai gangguan yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Salah satu jenis penyakit jantung yang paling umum adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK). PJK terjadi ketika arteri koroner yang memasok darah ke otot jantung mengalami penyempitan atau penyumbatan akibat penumpukan plak. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah ke jantung dan menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Selain PJK, terdapat beberapa jenis penyakit jantung lainnya seperti gagal jantung, aritmia, penyakit katup jantung, dan kardiomiopati.

Masing-masing jenis penyakit jantung memiliki penyebab, gejala, dan penanganan yang berbeda-beda. Namun secara umum, penyakit jantung dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat.

Penyakit Jantung di Indonesia

Seorang Wanita Mengalami Serangan Jantung

Penyakit jantung di Indonesia masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Menurut data dari World Health Organization (WHO), penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab kematian lebih dari 17 juta orang di seluruh dunia setiap tahun. 

Di Indonesia, kematian karena penyakit kardiovaskular mencatatkan angka sebesar 651.481 jiwa per tahun. 

Rincian dari angka tersebut meliputi stroke yang berkontribusi sebanyak 331.349 kematian, penyakit jantung koroner dengan 245.343 kematian, penyakit jantung hipertensi sejumlah 50.620 kematian, dan kategori penyakit kardiovaskular lainnya, berdasarkan data yang dirilis oleh IHME pada tahun 2019.

Prevalensi penyakit jantung di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter mencapai 1,5% dari total populasi. Ini berarti sekitar 2,7 juta orang Indonesia menderita penyakit jantung.

Yang lebih mengkhawatirkan, prevalensi ini cenderung lebih tinggi pada kelompok usia produktif, dengan angka tertinggi pada kelompok usia 55-64 tahun.

Faktor risiko penyakit jantung di Indonesia juga menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Hipertensi, diabetes melitus, dan obesitas menjadi kontributor utama peningkatan kasus penyakit jantung.

Selain itu, gaya hidup tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas fisik, dan pola makan tidak seimbang masih menjadi tantangan besar dalam upaya pengendalian penyakit jantung di Indonesia.

Penyebab Penyakit Jantung

Seorang Dokter Menjelaskan Penyebab Penyakit Jantung

Penyebab penyakit jantung sangat beragam, tergantung pada jenis penyakitnya. Namun, beberapa faktor umum yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung antara lain:

  1. Aterosklerosis – penumpukan plak di dinding arteri yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
  2. Hipertensi – tekanan darah tinggi yang membebani kerja jantung.
  3. Kolesterol tinggi – kadar kolesterol LDL yang tinggi dalam darah.
  4. Diabetes – kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah.
  5. Obesitas – kelebihan berat badan membebani jantung.
  6. Merokok – zat kimia dalam rokok merusak pembuluh darah.
  7. Kurang aktivitas fisik – gaya hidup sedentari meningkatkan risiko penyakit jantung.
  8. Stres – dapat memicu peningkatan tekanan darah dan detak jantung.
  9. Faktor genetik – riwayat keluarga dengan penyakit jantung.

Gejala Penyakit Jantung

Seorang Pria Mempunyai Penyakit Jantung

Gejala penyakit jantung dapat berbeda-beda tergantung pada jenis dan tingkat keparahan dari penyakitnya. Beberapa gejala umum penyakit jantung yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada (angina)
  • Sesak napas, terutama saat beraktivitas
  • Detak jantung tidak teratur (aritmia)
  • Kelelahan yang berlebihan
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau perut
  • Pusing atau pingsan
  • Keringat dingin
  • Mual atau muntah
  • Nyeri pada leher, rahang, tenggorokan, atau punggung

Penting untuk diingat bahwa beberapa orang dengan penyakit jantung mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi.

Faktor Risiko Penyakit Jantung

Ilustrasi Faktor Risiko Penyakit Jantung

Faktor risiko penyakit jantung dapat dibagi menjadi dua kategori: faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:

  1. Merokok
  2. Hipertensi
  3. Kolesterol tinggi
  4. Diabetes
  5. Obesitas
  6. Kurang aktivitas fisik
  7. Pola makan tidak sehat
  8. Stres berlebihan
  9. Konsumsi alkohol berlebihan

Selain itu, ketahui juga faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:

  1. Usia (risiko meningkat seiring bertambahnya usia)
  2. Jenis kelamin (pria memiliki risiko lebih tinggi)
  3. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung
  4. Etnis (beberapa kelompok etnis memiliki risiko lebih tinggi)

Mengenali dan mengelola faktor risiko yang dapat dimodifikasi sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit jantung.

Diagnosis Penyakit Jantung

Seorang Dokter Mendiagnosis Penyakit Jantung

Diagnosis penyakit jantung melibatkan beberapa tahapan, dimulai dari anamnesis (wawancara medis) dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh. 

Dokter akan menanyakan tentang gejala, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, serta faktor risiko yang dimiliki pasien. Selanjutnya, beberapa pemeriksaan penunjang mungkin diperlukan, antara lain:

  1. Elektrokardiogram (EKG) untuk menilai aktivitas listrik jantung
  2. Ekokardiogram untuk pemeriksaan ultrasonografi jantung
  3. Tes stres jantung untuk menilai respon jantung terhadap aktivitas fisik
  4. Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah
  5. Angiografi koroner untuk pencitraan pembuluh darah jantung menggunakan zat kontras
  6. CT scan atau MRI jantung untuk melihat struktur jantung secara detail

Kombinasi dari berbagai pemeriksaan ini membantu dokter dalam mendiagnosis yang akurat dan menentukan pengobatan yang tepat.

Pengobatan Penyakit Jantung

Seorang Pria sedang Pengobatan Penyakit Jantung

Pengobatan penyakit jantung bertujuan untuk mengurangi gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan mencegah komplikasi. Cara mengobati jantung melibatkan kombinasi dari beberapa hal berikut:

1. Perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, diet sehat, olahraga teratur, dan manajemen stres.

2. Obat-obatan

  • Antiplatelet (aspirin, clopidogrel) untuk mencegah pembekuan darah
  • Statin untuk menurunkan kolesterol
  • ACE inhibitor atau Angiotensin II receptor blocker (ARB) untuk mengontrol tekanan darah
  • Beta blocker untuk mengurani beban kerja jantung
  • Diuretik untuk mengurangi retensi cairan

3. Prosedur invasif dalam kasus yang lebih serius, mungkin diperlukan:

  • Pemasangan stent dan angioplasti untuk membuka arteri yang sudah tersumbat
  • Operasi bypass jantung untuk mengalihkan aliran darah melewati arteri yang tersumbat
  • Implantasi alat pacu jantung atau defibrilator untuk mengatasi aritmia

4. Rehabilitasi jantung untuk program terstruktur yang melibatkan latihan fisik, edukasi, dan dukungan psikososial untuk membantu pemulihan pasien paska serangan jantung atau prosedur jantung.

    Rencana pengobatan penyakit jantung akan disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien, tingkat keparahan penyakit, dan faktor risiko yang dimiliki.

    Komplikasi Penyakit Jantung

    Ilustrasi Komplikasi Penyakit Jantung

    Penyakit jantung yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, antara lain:

    1. Serangan jantung (infark miokard)

    Terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terhambat, menyebabkan kerusakan atau kematian jaringan jantung.

    2. Gagal jantung

    Kondisi di mana organ jantung melemah sehingga tidak mampu memompa darah secara efektif untuk bagian tubuh lainnya.

    3. Aritmia

    Gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan detak jantung terlalu cepat, lambat, atau tidak teratur.

    4. Stroke 

    Terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu, biasanya akibat pembekuan darah.

    5. Aneurisma

    Pelemahan dan pembesaran dinding pembuluh darah yang berisiko pecah.

    6. Penyakit arteri perifer

    Penyempitan pembuluh darah di tungkai yang dapat menyebabkan nyeri dan gangguan sirkulasi.

    7. Sudden cardiac arrest

    Henti jantung mendadak yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

    Pencegahan dan penanganan dini sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi di atas.

    Pencegahan Penyakit Jantung

    Ilustrasi Pencegahan Penyakit Jantung
    Ilustrasi Pencegahan Penyakit Jantung

    Pencegahan penyakit jantung melibatkan serangkaian langkah yang bertujuan untuk mengurangi faktor risiko dan menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan. Beberapa cara mencegah penyakit jantung yang efektif meliputi:

    1. Berhenti merokok atau hindari paparan asap rokok.
    2. Menjaga tekanan darah dalam batas normal (di bawah 120/80 mmHg).
    3. Mengontrol kadar kolesterol darah, terutama menurunkan LDL dan meningkatkan HDL.
    4. Mengelola diabetes dengan baik melalui diet, olahraga, dan pengobatan jika diperlukan.
    5. Menjaga berat badan ideal dan mengurangi obesitas.
    6. Melakukan aktivitas fisik secara teratur, minimal 150 menit per minggu dengan intensitas sedang.
    7. Mengonsumsi makanan sehat kaya serat, buah, sayur, dan rendah lemak jenuh.
    8. Membatasi konsumsi alkohol.
    9. Mengelola stres melalui teknik relaksasi, konseling, atau meditasi.
    10. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bagi mereka dengan faktor risiko tinggi.

    Penting untuk diingat bahwa pencegahan penyakit jantung adalah proses seumur hidup yang membutuhkan komitmen dan konsistensi.

    Kapan Harus Pemeriksaan Jantung di Tirta Medical Centre (TMC)?

    Medical Check Up untuk pemeriksaan jantung di Tirta Medical Centre sebaiknya dilakukan secara rutin, terutama bagi individu yang memiliki faktor risiko tinggi penyakit jantung. Beberapa kondisi yang mengindikasikan perlunya pemeriksaan jantung segera antara lain:

    1. Mengalami gejala seperti nyeri dada, detak jantung tidak teratur, atau sesak napas.
    2. Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
    3. Berusia di atas 45 tahun untuk pria dan di atas 55 tahun untuk wanita.
    4. Menderita hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi.
    5. Memiliki gaya hidup berisiko seperti merokok atau obesitas.
    6. Akan memulai program olahraga intensif, terutama bagi yang sebelumnya jarang berolahraga.
    7. Mengalami kelelahan berlebihan atau penurunan stamina yang tidak dapat dijelaskan.

    Tirta Medical Centre menyediakan berbagai layanan pemeriksaan jantung komprehensif, mulai dari tes dasar hingga prosedur diagnostik yang canggih. 

    Konsultasi dengan dokter spesialis jantung di Tirta Medical Centre akan membantu menentukan jenis pemeriksaan yang sesuai dengan kondisi dan faktor risiko individual.

    Dengan memahami pentingnya kesehatan jantung dan melakukan langkah-langkah pencegahan serta pemeriksaan rutin, kita dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

    Referensi: