Bagikan ke:

Influenza A merupakan infeksi virus pernapasan akut yang dapat menyebabkan wabah global dan komplikasi serius pada kesehatan manusia. Virus ini termasuk dalam keluarga Orthomyxoviridae dengan karakteristik RNA rantai tunggal yang tersegmentasi. 

Selain itu, Influenza A memiliki kemampuan mutasi yang cepat dan dapat menginfeksi berbagai spesies, sehingga meningkatkan risiko pandemi. 

Penularan terjadi melalui droplet pernapasan dari batuk atau bersin penderita, dengan gejala yang muncul secara tiba-tiba.

Apa itu Influenza A?

Influenza A adalah penyakit infeksi virus akut yang menyerang sistem pernapasan manusia, disebabkan oleh virus influenza tipe A dengan berbagai subtipe. 

Virus ini memiliki diameter 80-120 nanometer (nm), panjang 200-300 nm dan dilengkapi dengan dua protein permukaan penting, yaitu Hemagglutinin (H) yang membantu virus menempel pafa sel inang, dan Neuraminidase (N)  membantu virus melepaskan diri dari sel yang sudah terinfeksi.

Berdasarkan kombinasi protein tersebut, virus Influenza A diklasifikasikan menjadi berbagai subtipe seperti H1N1 dan H3N2 yang sering menginfeksi manusia.​

Karakteristik utama Influenza A adalah kemampuannya untuk bermutasi dengan cepat melalui mekanisme antigenic drift dan antigenic shift, yang memungkinkan virus ini menghindari sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan epidemi berulang. 

Virus ini tidak hanya menginfeksi manusia, tetapi juga dapat ditemukan pada unggas, babi, kuda, dan mamalia lainnya, yang meningkatkan potensi reassortment genetik dan munculnya strain baru.​

Influenza A bertanggung jawab atas sebagian besar kasus flu musiman yang terjadi setiap tahun, terutama pada periode musim dingin di belahan bumi utara dan musim hujan di negara tropis. 

World Health Organization (WHO) mencatat bahwa secara global sekitar 5-10% populasi dunia terinfeksi influenza setiap tahunnya dengan angka kematian mencapai 250.000 hingga 500.000 orang per tahun.​

Gejala Influenza Tipe A

Gejala Influenza Tipe A
Ilustrasi Gejala Influenza Tipe A

Gejala Influenza A dapat muncul secara mendadak, biasanya dalam 1-4 hari setelah terpapar virus dengan rata-rata masa inkubasi 2 hari.

Berbeda dengan flu biasa yang berkembang secara bertahap, Influenza A langsung menimbulkan gejala berat yang mempengaruhi seluruh tubuh. Berikut adalah gejala-gejala yang umum dialami penderita Influenza A:​

1. Demam Tinggi dan Menggigil

Penderita mengalami demam tinggi dengan suhu tubuh diatas 38 derajat Celsius. Demam ini muncul secara tiba-tiba dan merupakan salah satu tanda khas infeksi Influenza A.​

2. Nyeri Otot dan Sendi yang Hebat

Salah satu gejala paling menonjol adalah myalgia atau nyeri otot yang intens, terutama pada bagian punggung, kaki, dan persendian. Rasa nyeri ini dapat sangat mengganggu hingga penderita kesulitan untuk bergerak atau beraktivitas.​

3. Sakit Kepala

Penderita mengalami sakit kepala yang hebat dan berdenyut. Intensitas sakit kepala ini lebih parah dibandingkan dengan flu biasa.​

4. Batuk Kering yang Persisten

Batuk kering tanpa dahak merupakan gejala respiratori yang umum terjadi dan dapat berlangsung hingga beberapa minggu setelah infeksi. Batuk ini seringkali menyakitkan dan mengganggu tidur penderita.​

5. Sakit Tenggorokan dan Hidung Tersumbat

Manifestasi pada saluran pernapasan atas meliputi sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau berair, dan bersin-bersin. Gejala ini dapat membuat penderita kesulitan menelan dan bernapas dengan nyaman.​

6. Kelelahan Ekstrem dan Kelemahan Tubuh

Penderita mengalami fatigue atau kelelahan yang sangat berat hingga tidak mampu melakukan aktivitas ringan sekalipun. Kelemahan tubuh ini dapat bertahan selama beberapa minggu bahkan setelah gejala lain mereda.​

7. Gejala Gastrointestinal pada Anak-anak

Pada anak-anak, Influenza A dapat disertai dengan mual, muntah, dan diare. Meskipun gejala gastrointestinal lebih jarang terjadi pada orang dewasa, beberapa kasus juga menunjukkan manifestasi pencernaan.​

Lebih dari 90% kasus Influenza A dengan gejala ringan dan dapat pulih sendiri dalam waktu 5-10 hari tanpa pengobatan khusus.

Namun, pada kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak di bawah 5 tahun, lansia di atas 65 tahun, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis, infeksi dapat berkembang menjadi komplikasi serius seperti pneumonia berat, gagal napas, bahkan kematian.​

Penyebab Influenza Tipe A

Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap infeksi Influenza A:​

1. Virus Influenza Tipe A

Penyebab utama adalah virus influenza tipe A yang memiliki genom RNA beruntai tunggal terdiri dari delapan segmen.

Virus ini dilengkapi dengan dua protein permukaan utama: Hemagglutinin (H) yang berfungsi untuk perlekatan virus pada sel inang, dan Neuraminidase (N) yang membantu pelepasan virus dari sel yang terinfeksi.​

2. Penularan Melalui Droplet Pernapasan

Penularan Influenza A terjadi terutama melalui droplet pernapasan yang dihasilkan ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara. 

Ketika droplet ini terhirup oleh orang sehat, virus akan masuk ke saluran pernapasan atas seperti rongga hidung, sinus, dan tenggorokan, kemudian dapat menyebar ke saluran pernapasan bawah.​

3. Transmisi Melalui Kontak Tidak Langsung

Virus dapat bertahan hidup pada permukaan benda hingga beberapa jam. Penularan terjadi ketika seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus seperti gagang pintu, pegangan tangga, atau barang pribadi penderita, kemudian menyentuh wajah terutama area mulut, hidung, atau mata.​

4. Periode Penularan yang Panjang

Seseorang yang terinfeksi Influenza A dapat menularkan virus kepada orang lain mulai dari satu hari sebelum gejala muncul hingga 5-7 hari setelah gejala. 

Pada anak-anak dan individu dengan sistem imun yang lemah, periode penularan dapat berlangsung lebih lama hingga dua minggu.​

5. Faktor Risiko Individu

Beberapa faktor meningkatkan risiko seseorang tertular Influenza A, antara lain kontak dekat dengan penderita flu, sistem imun yang lemah, memiliki penyakit kronis seperti asma, diabetes, atau penyakit jantung, serta berusia sangat muda atau lanjut.​

6. Kondisi Lingkungan yang Mendukung

Musim dingin atau musim hujan menciptakan kondisi optimal untuk penyebaran virus influenza. Kebiasaan kurang menjaga kebersihan diri juga meningkatkan risiko penularan.​

Diagnosis Influenza A

Diagnosis Influenza A dapat ditegakkan melalui berbagai metode pemeriksaan klinis dan laboratorium. Berikut adalah tahapan dan metode diagnosis yang umum digunakan:

1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan anamnesis mendalam mengenai gejala, durasi keluhan, riwayat kontak dengan penderita flu, dan kondisi kesehatan yang mendasari.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai kondisi saluran pernapasan, suhu tubuh, dan tanda-tanda komplikasi seperti kesulitan bernapas atau sianosis.​

2. Diagnosis Klinis Berdasarkan Epidemiologi

Saat musim flu berlangsung, diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis khas dan epidemiologis untuk kasus ringan. 

Kombinasi gejala demam tinggi mendadak, batuk, nyeri otot, dan kelelahan ekstrem sangat mengarah pada diagnosis Influenza A.​

3. Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)

RT-PCR merupakan metode diagnostik dengan sensitivitas dan spesifisitas tertinggi yang dapat mendeteksi RNA virus influenza dan membedakan subtipe Influenza A seperti H1N1 dan H3N2.

4. Rapid Influenza Diagnostic Tests (RIDTs)

Sensitivitas Rapid antigen detection test lebih rendah dibandingkan tes molekuler. Hasil negatif perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan molekuler, terutama pada pasien dengan gejala berat.​

5. Foto Rontgen Thorax dan Pemeriksaan Darah

Pada kasus dengan komplikasi paru, foto rontgen thorax diperlukan untuk mendeteksi pneumonia, bronkitis, atau kelainan paru lainnya. Pemeriksaan darah lengkap dapat menunjukkan leukopenia pada infeksi Influenza A.​

Pencegahan Influenza A

Pencegahan Influenza A yang paling efektif adalah dengan melakukan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan yang baik. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

1. Vaksinasi Influenza Rutin

Vaksinasi influenza setiap tahun merupakan pencegahan paling efektif. Vaksin influenza kuadrivalen melindungi tubuh dari empat strain virus influenza. 

WHO dan CDC merekomendasikan vaksinasi untuk semua orang mulai usia 6 bulan ke atas, terutama kelompok berisiko tinggi.​

2. Efektivitas Vaksinasi

Vaksinasi influenza aman, dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit jika tertular, dan terbukti efektif menurunkan risiko tertular flu sebesar 40-60 persen. Vaksinasi rutin diperlukan karena virus influenza terus bermutasi sehingga komposisi vaksin diperbaharui setiap tahun.​

3. Mencuci Tangan Secara Rutin

Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol minimal 60% dapat mengurangi risiko penularan. Hindari menyentuh wajah terutama area mulut, hidung, dan mata sebelum mencuci tangan.​

4. Penggunaan Masker

Penggunaan masker sangat dianjurkan saat berada di tempat umum atau ketika merawat orang yang sakit untuk mencegah inhalasi droplet pernapasan. Menjaga jarak dengan penderita flu minimal 1 meter dan menghindari kerumunan juga membantu mengurangi risiko penularan.​

5. Membersihkan Permukaan Benda

Membersihkan permukaan benda yang sering disentuh seperti gagang pintu, meja, keyboard, dan telepon genggam dengan cairan disinfektan secara rutin dapat menghilangkan virus. 

Hindari berbagi barang pribadi seperti gelas, botol minum, handuk, atau alat makan dengan orang lain.​

6. Isolasi Diri Bagi Penderita

Bagi penderita Influenza A, isolasi diri sangat penting untuk mencegah penyebaran virus. Tetap berada di rumah setidaknya hingga 24 jam setelah demam turun tanpa menggunakan obat penurun panas. Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam.​

7. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Meningkatkan daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat seperti konsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, istirahat cukup, dan mengelola stres membantu tubuh melawan infeksi virus.

Tempat Vaksin Influenza Terbaik (Bisa Homecare)

Untuk mendapatkan perlindungan optimal terhadap Influenza A, vaksinasi influenza dapat dilakukan di Tirta Medical Centre (TMC), klinik medical check up terpercaya dengan laboratorium terbaik di Indonesia. 

TMC menyediakan berbagai pilihan vaksin influenza kuadrivalen yang melindungi dari empat strain virus influenza sekaligus, termasuk subtipe H1N1 dan H3N2 yang sering menyebabkan wabah.

TMC menawarkan tiga jenis vaksin influenza kuadrivalen dengan harga terjangkau untuk pencegahan Influenza A dan merupakan vaksin untuk umrah dan haji: 

  • Biaya Vaksin Influenza (Vaxigrip Tetra): Rp320.000
  • Biaya Vaksin Influenza (Fluarix Tetra): Rp370.000
  • Biaya Vaksin Influenza (Influvac Tetra): Rp370.000

Note: Harga dapat berubah sewaktu-waktu, Sahabat Tirta dapat menghubungi kami untuk update harga vaksin influenza atau reservasi promo MCU, cek lab, dan lainnya secara online di sini:

Keunggulan utama TMC adalah ketersediaan layanan Homecare TiCare yang memungkinkan Sahabat Tirta dan keluarga mendapatkan vaksinasi influenza dengan nyaman di rumah atau kantor tanpa perlu datang ke klinik. 

Layanan homecare ini sangat praktis bagi individu dengan mobilitas terbatas, lansia, ibu hamil, atau profesional dengan jadwal padat yang ingin mendapatkan perlindungan maksimal tanpa mengganggu aktivitas harian.

TMC telah memiliki lebih dari 30 cabang klinik yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga memudahkan akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan vaksinasi berkualitas. 

Setiap cabang TMC dilengkapi dengan fasilitas medis modern dan tenaga kesehatan profesional yang berpengalaman dalam pemberian vaksin.

Referensi:


Bagikan ke: