Bagikan ke:

Pemeriksaan laboratorium atau cek lab merupakan bagian integral dari perawatan antenatal yang berkualitas. Selama masa kehamilan, berbagai perubahan fisiologis terjadi pada tubuh ibu yang memerlukan pemantauan cermat untuk memastikan kesehatan ibu dan perkembangan janin berjalan optimal.

Pemeriksaan laboratorium berperan penting dalam mendeteksi dini berbagai komplikasi kehamilan, sehingga intervensi dapat dilakukan secara tepat waktu untuk mencegah morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia, dengan 84,6% kasus terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun. Kondisi ini mengindikasikan pentingnya pemeriksaan laboratorium secara rutin untuk mendeteksi dan mengatasi masalah kesehatan pada ibu hamil sedini mungkin.

Jenis-jenis Cek Lab untuk Ibu Hamil

Cek Lab untuk Ibu Hamil

Pemeriksaan laboratorium untuk ibu hamil dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan jenis pemeriksaan dan tujuannya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium Untuk Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas, pemeriksaan laboratorium untuk ibu hamil meliputi:

  1. Pemeriksaan Rutin: Merupakan jenis pemeriksaan yang harus dilakukan untuk semua ibu hamil, meliputi pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah.
  2. Pemeriksaan pada Daerah/Situasi Tertentu: Pemeriksaan yang harus dilakukan atau ditawarkan untuk ibu hamil yang berada di daerah atau situasi tertentu, seperti pemeriksaan anti HIV, malaria, dan pemeriksaan lain tergantung kondisi daerah tersebut.
  3. Pemeriksaan atas Indikasi Penyakit: Pemeriksaan yang harus dilakukan jika ditemukan indikasi penyakit tertentu pada ibu hamil.

Secara lebih rinci, jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan pada ibu hamil meliputi pemeriksaan darah, tes urine, dan pemeriksaan khusus:

– Pemeriksaan Darah

Berikut ini beberapa jenis pemeriksaan darah untuk ibu hamil:

  1. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb): Untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil. WHO menetapkan standar Hb normal untuk ibu hamil adalah ≥ 11,0 g/dL.
  2. Golongan Darah dan Faktor Rhesus: Penting untuk antisipasi jika diperlukan transfusi darah dan untuk mendeteksi kemungkinan inkompatibilitas Rhesus antara ibu dan janin.
  3. Hitung Darah Lengkap (Complete Blood Count/CBC): Menilai keseluruhan komponen darah termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
  4. Skrining Infeksi: Meliputi pemeriksaan Hepatitis B, HIV, dan Sifilis (Triple Eliminasi), yang bertujuan untuk mencegah penularan dari ibu ke janin.

– Pemeriksaan Urine

Berikut ini beberapa jenis pemeriksaan urine untuk ibu hamil:

  1. Protein Urine: Untuk mendeteksi preeklamsia, suatu kondisi hipertensi dalam kehamilan yang ditandai dengan adanya protein dalam urine.
  2. Glukosa Urine: Untuk skrining diabetes gestasional yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan janin.
  3. Kultur Urine: Untuk mendeteksi infeksi saluran kemih yang sering terjadi pada ibu hamil.

– Pemeriksaan Khusus

Berikut ini beberapa jenis pemeriksaan khusus untuk ibu hamil:

  1. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO): Untuk diagnosis diabetes gestasional, biasanya dilakukan pada trimester kedua.
  2. Skrining Genetik: Untuk mendeteksi risiko kelainan genetik pada janin, seperti sindrom Down.
  3. Ultrasonografi (USG): Meskipun bukan pemeriksaan laboratorium, USG sering dilakukan bersamaan dengan cek lab untuk memantau perkembangan dan kondisi janin.

Manfaat Pemeriksaan Lab Kehamilan

Ibu Hamil akan Melakukan Pemeriksaan Lab Kehamilan

Pemeriksaan laboratorium selama kehamilan memberikan berbagai manfaat bagi ibu dan janin. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil:

1. Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan

Pemeriksaan laboratorium memungkinkan deteksi dini berbagai komplikasi kehamilan seperti anemia, diabetes gestasional, preeklamsia, dan infeksi. Deteksi dini ini memungkinkan intervensi medis segera untuk mencegah perkembangan kondisi yang lebih serius.

2. Pemantauan Kesehatan Ibu

Melalui pemeriksaan laboratorium, tenaga kesehatan dapat memantau kondisi kesehatan ibu secara menyeluruh. Hal ini penting untuk memastikan ibu tetap sehat selama kehamilan dan dapat menjalani persalinan dengan aman.

3. Evaluasi Perkembangan Janin

Beberapa pemeriksaan laboratorium dapat memberikan informasi tentang kondisi dan perkembangan janin. Misalnya, kadar alpha-fetoprotein dalam darah ibu dapat menunjukkan kemungkinan kelainan pada janin.

4. Pencegahan Penularan Penyakit dari Ibu ke Janin

Skrining HIV, Hepatitis B, dan Sifilis memungkinkan pencegahan penularan penyakit dari ibu ke janin melalui intervensi yang tepat.

5. Penilaian Kesiapan untuk Persalinan

Pemeriksaan laboratorium pada trimester ketiga dapat membantu menilai kesiapan ibu untuk menghadapi persalinan, termasuk mendeteksi kondisi yang mungkin menyulitkan proses persalinan.

6. Dasar Pengambilan Keputusan Klinis

Hasil pemeriksaan laboratorium menjadi dasar bagi tenaga kesehatan dalam membuat keputusan klinis terkait pengelolaan kehamilan dan persalinan.

7. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Bayi Jangka Panjang

Dengan mendeteksi dan mengatasi masalah kesehatan selama kehamilan, pemeriksaan laboratorium berkontribusi pada peningkatan kesehatan ibu dan bayi dalam jangka panjang.

Cek Lab Ibu Hamil Trimester 1 (Wajib, Skrining, & Opsional)

Trimester pertama kehamilan, yang berlangsung dari minggu 1 hingga minggu 12, merupakan periode kritis dalam perkembangan janin.

Pada periode ini, sistem organ janin mulai terbentuk, sehingga pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk mendeteksi faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi perkembangan janin dan kesehatan ibu.

– Pemeriksaan Wajib

  1. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil. Anemia pada trimester pertama dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan masalah perkembangan janin. WHO merekomendasikan kadar Hb minimal 11 g/dL untuk ibu hamil.

  1. Golongan Darah dan Faktor Rhesus

Pemeriksaan ini penting untuk antisipasi jika diperlukan transfusi darah selama kehamilan atau persalinan. Selain itu, jika ibu memiliki Rhesus negatif dan janin Rhesus positif, dapat terjadi inkompatibilitas Rhesus yang memerlukan penanganan khusus.

– Pemeriksaan Skrining

  1. Triple Eliminasi (HIV, Sifilis, Hepatitis B)

Sesuai dengan Permenkes tentang eliminasi penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak, pemeriksaan ini wajib ditawarkan kepada semua ibu hamil pada kunjungan pertama. Deteksi dini memungkinkan intervensi untuk mencegah penularan ke janin.

  1. Pemeriksaan Urine Lengkap

Meliputi pemeriksaan protein dan glukosa urine, serta kultur urine jika diperlukan. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi preeklamsia dini, diabetes gestasional, dan infeksi saluran kemih.

  1. Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

Pemeriksaan fungsi tiroid penting karena gangguan tiroid dapat mempengaruhi perkembangan janin dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.

– Pemeriksaan Opsional

  1. Skrining Genetik

Pemeriksaan ini mungkin ditawarkan kepada ibu hamil dengan faktor risiko kelainan genetik. Termasuk di dalamnya adalah tes NIPT (Non-Invasive Prenatal Testing) yang dapat mendeteksi kelainan kromosom seperti sindrom Down dari sampel darah ibu.

  1. Pap Smear

Meskipun bukan pemeriksaan khusus kehamilan, Pap smear direkomendasikan untuk ibu hamil yang belum melakukan pemeriksaan ini dalam 3 tahun terakhir.

Cek Lab Ibu Hamil Trimester 2 (Wajib, Skrining, & Opsional)

Trimester kedua kehamilan berlangsung dari minggu 13 hingga minggu 27. Pada periode ini, pertumbuhan janin semakin cepat dan beberapa masalah kesehatan seperti diabetes gestasional dan preeklamsia mulai terdeteksi. Pemeriksaan laboratorium pada trimester kedua berfokus pada deteksi kondisi-kondisi tersebut.

– Pemeriksaan Wajib

  1. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)

Pemeriksaan ulang Hb dilakukan untuk memantau status anemia ibu, terutama karena kebutuhan zat besi meningkat pada trimester kedua. Pada trimester ini, kadar Hb normal dapat sedikit lebih rendah yaitu ≥ 10,5 g/dL.

  1. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Dilakukan pada minggu 24-28 untuk mendiagnosis diabetes gestasional. Ibu hamil akan diberikan larutan glukosa untuk diminum, kemudian kadar gula darah diukur pada interval waktu tertentu.

– Pemeriksaan Rutin

  1. Pemeriksaan Urine

Pemeriksaan protein dan glukosa urine dilanjutkan untuk mendeteksi preeklamsia dan diabetes gestasional.

  1. Pemeriksaan Darah Lengkap

Untuk memantau komponen darah secara keseluruhan dan mendeteksi masalah seperti infeksi atau gangguan pembekuan darah.

 – Pemeriksaan Opsional

  1. Alpha-Fetoprotein (AFP) dan Skrining Quadruple

Pemeriksaan ini dapat mendeteksi risiko kelainan saraf pada janin dan sindrom Down. Skrining quadruple meliputi pemeriksaan AFP, hCG, estriol, dan inhibin A.

  1. Pemeriksaan Ferritin

Untuk ibu hamil dengan risiko defisiensi zat besi, pemeriksaan ferritin dapat memberikan informasi tentang cadangan zat besi tubuh.

Cek Lab Ibu Hamil Trimester 3 (Wajib, Skrining, & Opsional)

Trimester ketiga kehamilan berlangsung dari minggu 28 hingga persalinan. Pada periode ini, pemeriksaan laboratorium berfokus pada persiapan menjelang persalinan dan deteksi komplikasi akhir kehamilan.

– Pemeriksaan Wajib

  1. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)

Pemeriksaan Hb kembali dilakukan untuk memastikan ibu tidak anemia menjelang persalinan. Anemia pada saat persalinan meningkatkan risiko perdarahan postpartum.

  1. Pemeriksaan Protein Urine

Untuk mendeteksi preeklamsia yang sering muncul pada trimester akhir kehamilan. Preeklamsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia.

– Pemeriksaan Rutin

  1. Pemeriksaan Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg)

Jika belum dilakukan pada trimester pertama, pemeriksaan ini penting untuk mencegah penularan Hepatitis B dari ibu ke bayi saat persalinan.

  1. Skrining Streptococcus Grup B (GBS)

Dilakukan pada minggu 35-37 untuk mendeteksi kolonisasi bakteri GBS yang dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi baru lahir.

– Pemeriksaan Opsional

  1. Pemeriksaan Fungsi Hati dan Ginjal

Untuk ibu hamil dengan riwayat hipertensi atau preeklamsia, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal dapat membantu memantau perkembangan kondisi tersebut.

  1. Pemeriksaan Faktor Koagulasi

Untuk ibu dengan riwayat masalah pembekuan darah atau risiko perdarahan.

Tempat Cek Lab Ibu Hamil Terbaik di Indonesia

Ilustrasi Tempat Cek Lab Ibu Hamil Terbaik di Indonesia

Pemilihan tempat pemeriksaan laboratorium yang tepat sangat penting untuk memastikan akurasi hasil dan kenyamanan ibu hamil. Salah satu tempat terbaik untuk melakukan pemeriksaan laboratorium kehamilan adalah Klinik Tirta Medical Centre (TMC).

TMC merupakan klinik untuk Check Up yang memiliki laboratorium terpercaya dan terbaik di Indonesia. Berikut beberapa keunggulan melakukan pemeriksaan laboratorium di TMC:

1. Jaringan Luas

TMC telah hadir di lebih dari 30 lokasi cabang se-Indonesia, memudahkan akses ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan berkualitas di mana pun mereka berada.

2. Laboratorium Terakreditasi

Laboratorium TMC telah terakreditasi secara nasional dan memiliki standar mutu yang tinggi, memastikan hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya.

3. Harga Terjangkau

Saat ini, TMC sedang menjalankan promo spesial untuk bulan Mei 2025, dengan harga pemeriksaan lab untuk ibu hamil hanya Rp344.000. Dapatkan info Promo MCU di yang lainnya di sini: https://tirta.co.id/promo/

4. Tim Medis Profesional

Pemeriksaan dilakukan oleh tim medis yang berpengalaman dan profesional, memberikan rasa aman dan nyaman bagi ibu hamil.

5. Paket Pemeriksaan Komprehensif

TMC menawarkan paket pemeriksaan laboratorium khusus untuk ibu hamil yang mencakup semua parameter penting sesuai dengan trimester kehamilan.

6. Hasil Cepat dan Akurat

TMC menjamin hasil pemeriksaan yang cepat dan akurat, sehingga ibu hamil dan dokter dapat segera menindaklanjuti jika ditemukan masalah kesehatan.

7. Fasilitas Nyaman

Fasilitas TMC dirancang dengan mempertimbangkan kenyamanan ibu hamil, termasuk ruang tunggu yang nyaman dan area parkir yang memadai.

Pemeriksaan laboratorium merupakan komponen penting dalam perawatan antenatal yang berkualitas. Melalui pemeriksaan laboratorium yang tepat dan rutin, komplikasi kehamilan dapat dideteksi sejak dini dan ditangani dengan tepat, sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Setiap trimester kehamilan memiliki fokus pemeriksaan laboratorium yang berbeda, disesuaikan dengan perkembangan kehamilan dan risiko komplikasi yang mungkin muncul. Ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mengenai jadwal dan jenis pemeriksaan laboratorium yang diperlukan sesuai dengan kondisi kesehatannya.

Pemilihan tempat pemeriksaan laboratorium juga perlu dipertimbangkan dengan baik untuk memastikan akurasi hasil dan kenyamanan. Klinik Tirta Medical Centre (TMC) dengan jaringan luas dan laboratorium terakreditasi merupakan salah satu pilihan terbaik untuk melakukan pemeriksaan laboratorium selama kehamilan.

Referensi:


Bagikan ke: