Cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox, yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan antar manusia.

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark dan telah menjadi perhatian global, termasuk di Indonesia dengan peningkatan kasus dalam beberapa tahun terakhir.

Apa itu Penyakit Cacar Monyet? (Sumber: Youtube/Ini Kata Dokter)

Gejala cacar monyet mirip dengan cacar air, termasuk demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening, yang dapat berlangsung selama 2-4 minggu.

Meskipun belum ada pengobatan khusus, vaksinasi dan langkah pencegahan lainnya sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Kasus Cacar Monyet di Indonesia

Penderita Cacar Monyet

Cacar monyet, atau monkeypox, telah menjadi perhatian serius di Indonesia sejak ditemukannya kasus pertama pada Oktober 2023 di Jakarta.

Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Indonesia, kasus cacar monyet di Indonesia mulai terdeteksi seiring dengan peningkatan kasus di berbagai belahan dunia sejak 2022.

World Health Organization (WHO) telah menetapkan cacar monyet sebagai Public Health Emergency of International Concern pada Juli 2022, setelah kasusnya terdeteksi di lebih dari 70 negara.

Di Indonesia, pemerintah telah mengambil langkah serius untuk mengendalikan penyebaran virus ini. 

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat langkah-langkah pencegahan. Upaya ini mencakup peningkatan surveilans epidemiologi, edukasi masyarakat tentang risiko dan pencegahan cacar monyet, serta penyediaan vaksin bagi kelompok berisiko tinggi.

Penularan cacar monyet di Indonesia diduga terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi.

Virus ini dapat menyebar melalui percikan air liur atau kontak dengan luka terbuka dari penderita. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menghindari kontak dengan hewan liar dan menjaga kebersihan diri untuk mencegah penularan.

Pemerintah Indonesia juga bekerja sama dengan berbagai lembaga internasional untuk memastikan ketersediaan vaksin cacar monyet dan pengobatan yang memadai bagi masyarakat. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menekan laju penyebaran cacar monyet dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan langkah pencegahan yang tepat dan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat, diharapkan penyebaran cacar monyet di Indonesia dapat dikendalikan dengan efektif.

Gejala Cacar Monyet (Monkeypox)

Ilustrasi Gejala Cacar Monyet (Monkeypox)

Cacar monyet, atau yang kini dikenal sebagai mpox, menampilkan gejala yang mirip dengan penyakit flu dan ruam kulit yang khas. Berikut adalah gejala-gejala umum dari cacar monyet:

  • Demam
  • Sakit Kepala
  • Nyeri Otot dan Punggung
  • Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
  • Kelelahan
  • Ruam Kulit

Gejala-gejala ini biasanya muncul dalam 1 hingga 3 minggu setelah terpapar virus. Ruam kulit yang muncul akan melalui beberapa tahap, mulai dari bintik merah, lepuhan, hingga akhirnya mengering dan berkerak sebelum rontok dalam waktu 2 hingga 4 minggu.

Penyebab Cacar Monyet

Ilustrasi Penyebab Cacar Monyet

Cacar monyet adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dan keluarga Poxviridae

Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dari hewan yang terinfeksi.

Hewan yang diduga menjadi reservoir alami virus ini termasuk tikus kecil dan primata non-manusia seperti monyet. Penularan antar manusia terjadi melalui kontak dekat, termasuk kontak kulit ke kulit, serta melalui droplet pernapasan. 

Virus ini juga dapat ditularkan melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian atau tempat tidur yang telah digunakan oleh orang yang terinfeksi. Selain itu, penularan dari ibu ke anak dapat terjadi selama kehamilan atau saat melahirkan.

Faktor Risiko Cacar Monyet

Ilustrasi Virus Cacar Monyet

Memahami faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan tertular virus ini sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian penyebaran.

1. Kontak Langsung dengan Hewan Terinfeksi

Salah satu faktor risiko utama adalah kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti monyet dan tikus. Virus dapat menular melalui gigitan atau cakaran hewan, serta kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit hewan yang terinfeksi.

2. Konsumsi Daging Hewan Liar

Mengonsumsi daging hewan liar yang tidak dimasak dengan benar juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Ini terutama berlaku di daerah di mana perburuan dan konsumsi hewan liar adalah praktik umum.

3. Kontak Antar Manusia

Virus cacar monyet juga dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan lesi kulit, cairan tubuh, atau droplet pernapasan orang yang terinfeksi. Kontak erat seperti hubungan seksual dapat meningkatkan risiko penularan.

4. Lingkungan Tertentu

Tinggal atau bepergian ke daerah yang mengalami wabah cacar monyet dapat meningkatkan risiko terpapar virus. Wabah sering terjadi di daerah pedesaan di Afrika Tengah dan Barat, di mana virus ini endemik.

Diagnosis Cacar Monyet

Tes PCR untuk Diagnosis Cacar Monyet

Mendiagnosis cacar monyet memerlukan pendekatan yang cermat, terutama karena gejalanya bisa mirip dengan penyakit lain seperti cacar air atau infeksi kulit lainnya.

1. Pemeriksaan Klinis

Diagnosis awal cacar monyet sering kali didasarkan pada pemeriksaan klinis. Dokter akan mencari tanda-tanda khas seperti ruam yang berkembang menjadi lesi yang berisi cairan, serta gejala lain seperti demam, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

2. Tes Laboratorium

Untuk konfirmasi, sampel dari lesi kulit dapat diambil dan di tes laboratorium. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah metode yang paling umum digunakan untuk mendeteksi DNA virus cacar monyet.

3. Riwayat Kontak

Mengetahui riwayat kontak pasien, seperti interaksi dengan orang yang terinfeksi atau perjalanan ke daerah endemik, juga membantu dalam diagnosis. Informasi ini dapat memberikan petunjuk penting tentang kemungkinan paparan virus.

Diagnosis yang cepat sangat penting untuk memastikan pengobatan yang tepat dan mencegah penyebaran lebih lanjut dari virus cacar monyet.

Pengobatan Cacar Monyet

Pengobatan Cacar Monyet

Saat ini, belum tersedia pengobatan khusus yang efektif untuk cacar monyet. Penyakit ini umumnya hanya menimbulkan gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 2 hingga 4 minggu.

Meskipun belum ada pengobatan yang spesifik, penyebaran cacar monyet dapat dicegah melalui vaksinasi. Vaksin cacar monyet, seperti Jynneos, efektif jika diberikan dalam waktu 4 hari setelah kontak dengan penderita.

Untuk meredakan gejala yang muncul, dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti pereda gatal, pereda nyeri, atau krim oles untuk mengatasi ruam kulit.

Selain itu, penderita cacar monyet perlu ditempatkan di ruang isolasi, baik di rumah maupun di rumah sakit, guna mencegah penularan lebih lanjut.

Vaksinasi Cacar Monyet di Indonesia

Vaksinasi Cacar Monyet di Indonesia

Vaksinasi cacar monyet di Indonesia menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan penyebaran virus ini. Pemerintah Indonesia telah mengambil tindakan proaktif dengan mendatangkan vaksin cacar monyet untuk melindungi masyarakat dari potensi wabah.

Vaksin yang digunakan adalah vaksin yang awalnya dikembangkan untuk melawan cacar (smallpox), seperti JYNNEOS dan ACAM2000, yang juga efektif dalam memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.

Pemerintah Indonesia telah memulai program vaksinasi dengan mendatangkan vaksin cacar monyet sebagai bagian dari strategi nasional untuk mengatasi penyebaran penyakit ini.

Program vaksinasi ini difokuskan pada kelompok-kelompok yang berisiko tinggi, termasuk tenaga kesehatan dan individu yang berpotensi terpapar virus. Vaksinasi ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang efektif dan mengurangi risiko penularan di masyarakat.

Pentingnya vaksinasi tidak hanya terletak pada perlindungan individu, tetapi juga dalam mencegah penyebaran virus di tingkat komunitas. Dengan cakupan vaksinasi yang luas, diharapkan dapat tercipta kekebalan kelompok yang mampu menahan laju penyebaran virus cacar monyet. 

Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi sebagai langkah pencegahan yang efektif.

Referensi:

  • Portal Informasi Indonesia. Diakses pada 2024. Waspada Cacar Monyet di Indonesia: Gejala, Penyebaran, dan Upaya Penanganan: https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8530/waspada-cacar-monyet-di-indonesia-gejala-penyebaran-dan-upaya-penanganan?lang=1 
  • UNUSA. Diakses pada 2024. Cacar Monyet (Monkeypox), Jangan Anggap Remeh!: https://unusa.ac.id/2024/01/03/cacar-monyet-monkeypox-jangan-anggap-remeh/ 
  • Alodokter. Diakses pada 2024. Cacar Monyet: https://www.alodokter.com/cacar-monyet
  • CDC. Diakses pada 2024. Signs and Symptoms: https://www.cdc.gov/poxvirus/mpox/symptoms/index.html 
  • WHO. Diakses pada 2024. Mpox: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mpox 
  • CDC. Diakses pada 2024. About Mpox: https://www.cdc.gov/poxvirus/mpox/about/index.html 
  • Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Mpox (Monkeypox): Causes, Symptoms, Treatment & Prevention: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22371-monkeypox 
  • Medical News Today. Diakses pada 2024. New monkeypox symptoms identified in current outbreak: What to know: https://www.medicalnewstoday.com/articles/new-monkeypox-symptoms-identified-in-current-outbreak-what-to-know 
  • Medical News Today. Diakses pada 2024. Monkeypox: Why it is now a health emergency, and how to avoid infection: https://www.medicalnewstoday.com/articles/monkeypox-why-it-is-now-a-health-emergency-and-how-to-avoid-infection 
  • Healthline. Diakses pada 2024. Why Monkeypox Messaging Matters To Reduce LGBTQ Stigma: https://www.healthline.com/health/why-monkeypox-messaging-matters-to-reduce-lgbtq-stigma 
  • Kompas. Diakses pada 2024. Jurus Pemerintah Cegah Penyebaran Cacar Monyet: Datangkan Vaksin, Aktivasi Surveilans: https://nasional.kompas.com/read/2024/08/29/09321361/jurus-pemerintah-cegah-penyebaran-cacar-monyet-datangkan-vaksin-aktivasi