Bagikan ke:

Penyakit asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang sangat umum di Indonesia. 

Menurut data kesehatan, prevalensi GERD di Indonesia mencapai 27,4% pada tahun 2018 dan menempati urutan 10 besar penyakit dengan penderita terbanyak. 

Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan berbagai gejala yang dapat mengganggu kualitas hidup sehari-hari.

Apa itu Penyakit Asam Lambung (GERD)?

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi kronis yang terjadi ketika asam lambung mengalir kembali (refluks) ke kerongkongan secara berulang. Kondisi ini berbeda dengan refleks asam biasa yang sesekali dialami setiap orang. 

GERD didiagnosis ketika gejala asam lambung terjadi setidaknya dua kali dalam seminggu atau menyebabkan kerusakan pada lapisan kerongkongan.

Normalnya, otot cincin di bagian bawah kerongkongan yang disebut Lower Esophageal Sphincter (LES) akan terbuka saat menelan makanan, kemudian menutup rapat untuk mencegah isi lambung naik kembali. 

Pada penderita GERD, LES melemah atau tidak berfungsi dengan baik, sehingga asam lambung dapat mengalir balik ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi serta peradangan.

Di Indonesia, GERD merupakan penyakit yang masih jarang terdiagnosis karena banyak yang menganggapnya sebagai gangguan pencernaan biasa. Padahal, jika tidak ditangani dengan baik, GERD dapat berkembang menjadi komplikasi serius.

Ciri-ciri Asam Lambung

Gejala GERD dapat bervariasi antar individu, namun ada beberapa ciri-ciri umum yang sering dialami penderita asam lambung.

– Gejala Utama Asam Lambung

Berikut ini beberapa gejala utama seseorang mengalami asam lambung:

1. Heartburn

Sensasi terbakar di dada yang dapat menjalar hingga ke tenggorokan, biasanya memburuk setelah makan atau saat berbaring. Rasa terbakar ini sering disalahartikan sebagai gejala serangan jantung karena lokasinya yang serupa.

2. Regurgitasi

Naiknya makanan atau cairan asam ke mulut, menyebabkan rasa asam atau pahit yang tidak enak. Kondisi ini dapat terjadi tanpa disadari, terutama saat tidur.

3. Nyeri ulu hati

Rasa tidak nyaman atau nyeri di bagian atas perut yang dapat menjalar ke dada.

– Gejala Tambahan Asam Lambung

  • Kesulitan menelan (disfagia) atau sensasi ada benjolan di tenggorokan
  • Batuk kronis, terutama di malam hari
  • Suara serak atau perubahan suara
  • Sakit tenggorokan yang berulang
  • Mual dan muntah
  • Bau mulut yang persisten
  • Gangguan tidur akibat gejala yang memburuk saat berbaring
  • Kerusakan gigi akibat paparan asam lambung

Berdasarkan penelitian pada remaja di Jakarta Selatan, gejala yang paling sering dialami adalah mual setelah makan (28,5%), sakit dada (23%), dan naiknya makanan atau asam lambung ke mulut (17,2%).

Penyebab Asam Lambung Naik

GERD disebabkan oleh melemahnya atau disfungsi Lower Esophageal Sphincter (LES), namun ada berbagai faktor yang dapat berkontribusi terhadap kondisi ini:

– Penyebab Asam Lambung Naik Berdasarkan Medis

  • Hernia hiatus – Kondisi dimana bagian atas lambung naik ke rongga dada melalui diafragma
  • Gastroparesis – Kondisi dimana otot dinding lambung melemah sehingga pengosongan lambung menjadi lambat
  • Gangguan jaringan ikat seperti skleroderma yang dapat mempengaruhi otot-otot kerongkongan
  • Efek samping obat-obatan tertentu seperti aspirin, ibuprofen, atau obat-obatan untuk tekanan darah tinggi

– Faktor Gaya Hidup

  • Pola makan tidak teratur – Makan dalam porsi besar atau terlambat makan dapat memicu produksi asam berlebih
  • Jenis makanan pemicu – Makanan pedas, berlemak, asam, coklat, kopi, dan minuman berkarbonasi
  • Kebiasaan merokok – Nikotin dapat merelaksasi LES dan meningkatkan produksi asam lambung
  • Konsumsi alkohol – Dapat mengiritasi lapisan lambung dan merelaksasi LES
  • Posisi tidur – Langsung berbaring setelah makan dapat memicu refluks asam lambung

Faktor Risiko Asam Lambung

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami GERD:

– Faktor Demografis

  • Usia – Risiko meningkat seiring bertambahnya usia
  • Jenis kelamin – Wanita lebih rentan mengalami GERD, terutama saat hamil
  • Riwayat keluarga – Adanya riwayat GERD dalam keluarga

– Kondisi Kesehatan

  • Obesitas – Tekanan berlebih pada perut dapat mendorong asam lambung naik
  • Kehamilan – Perubahan hormon dan tekanan janin pada perut
  • Diabetes – Dapat menyebabkan gastroparesis yang memperburuk GERD
  • Asma – Kedua kondisi saling mempengaruhi dan dapat memperburuk satu sama lain

– Faktor Perilaku

  • Stres berkepanjangan – Dapat meningkatkan produksi asam lambung
  • Jadwal kerja yang tidak teratur – Mempengaruhi pola makan dan istirahat
  • Kurang aktivitas fisik – Dapat mempengaruhi fungsi pencernaan

Data menunjukkan bahwa di Indonesia, GERD banyak dialami remaja usia 12-21 tahun karena pola makan yang tidak teratur akibat aktivitas pembelajaran yang padat.

Berbagai Penyakit pada Lambung Lainnya

Selain GERD, ada beberapa penyakit lambung lain yang memiliki gejala serupa:

1. Gastritis

Peradangan pada lapisan lambung yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) berlebihan, atau konsumsi alkohol. 

Gejala gastritis meliputi nyeri perut, mual, muntah, dan rasa kenyang setelah makan sedikit.

2. Dispepsia

Sekelompok gejala yang meliputi nyeri atau rasa tidak nyaman pada epigastrium, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang, dan sering bersendawa.

3. Tukak Lambung (Peptic Ulcer)

Luka terbuka pada lapisan lambung atau duodenum yang disebabkan oleh sekresi asam dan pepsin berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri yang parah dan komplikasi serius jika tidak diobati.

4. Gastroparesis

Kondisi dimana otot-otot dinding lambung tidak bekerja dengan baik, menyebabkan pengosongan lambung menjadi lambat dan makanan tertahan lebih lama.

Medical Check Up & Cek Lab Terbaik di Tirta Medical Centre

Untuk memastikan diagnosis GERD dan kondisi kesehatan lambung Sahabat Tirta, penting untuk melakukan pemeriksaan medis yang komprehensif. 

Tirta Medical Centre (TMC) merupakan klinik medical check up terpercaya dengan laboratorium terbaik di Indonesia yang telah hadir di lebih dari 30 lokasi cabang se-Indonesia.

TMC menyediakan berbagai layanan pemeriksaan kesehatan yang dapat membantu mendiagnosis masalah lambung, termasuk:

  • Medical Check Up Lengkap – Pemeriksaan kesehatan menyeluruh termasuk fungsi pencernaan
  • Tes Laboratorium
  • Konsultasi dengan dokter umum dan dokter spesialis – Untuk interpretasi hasil dan rekomendasi pengobatan

Dengan teknologi diagnostik terkini dan tenaga medis berpengalaman, TMC berkomitmen memberikan layanan kesehatan berkualitas tinggi. 

Untuk informasi terkini mengenai PROMO Pemeriksaan Kesehatan, silakan kunjungi: https://tirta.co.id/promo/

Diagnosis Asam Lambung

Diagnosis GERD biasanya dimulai dengan evaluasi gejala klinis dan riwayat medis pasien. Jika gejala khas seperti heartburn dan regurgitasi terjadi secara regular, dokter mungkin akan memulai pengobatan tanpa pemeriksaan khusus terlebih dahulu.

Namun, pemeriksaan tambahan diperlukan jika:

  • Gejala tidak khas atau tidak merespons pengobatan awal
  • Ada kecurigaan komplikasi
  • Dipertimbangkan tindakan operasi

Cara Mengatasi Asam Lambung Naik

Penanganan GERD memerlukan pendekatan komprehensif yang menggabungkan perubahan gaya hidup, pengobatan medis, dan dalam kasus tertentu, tindakan operasi.

1. Perubahan Gaya Hidup

– Modifikasi Diet

  • Makan dalam porsi kecil tapi sering, hindari makan berlebihan
  • Hindari makanan pemicu seperti makanan pedas, berlemak, asam, coklat, kopi, dan minuman berkarbonasi
  • Konsumsi makanan alkali seperti pisang, melon, dan sayuran hijau
  • Hindari makan 2-3 jam sebelum tidur

– Perubahan Posisi dan Aktivitas

  • Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi 15-20 cm dari kaki
  • Hindari langsung berbaring setelah makan
  • Lakukan aktivitas fisik ringan setelah makan seperti berjalan kaki

– Gaya Hidup Sehat

  • Berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok
  • Batasi konsumsi alkohol
  • Kelola stres dengan baik melalui relaksasi atau meditasi
  • Pertahankan berat badan ideal

2. Pengobatan Medis

– Obat Bebas (OTC)

  • Antasida – Menetralkan asam lambung untuk relief cepat
  • H2 Receptor Blockers – Mengurangi produksi asam lambung
  • Proton Pump Inhibitors (PPI) – Obat paling efektif untuk mengurangi produksi asam lambung

– Obat Resep

Dokter dapat meresepkan PPI dosis tinggi atau kombinasi obat jika OTC tidak efektif. Beberapa pasien memerlukan terapi jangka panjang untuk mengontrol gejala.

3. Tindakan Operasi

Operasi dipertimbangkan jika:

  • Gejala tidak terkontrol dengan obat-obatan
  • Terjadi komplikasi serius
  • Pasien tidak ingin ketergantungan obat jangka panjang

Laparoscopic Nissen Fundoplication – Prosedur paling umum yang memperkuat LES dengan membungkuskan bagian atas lambung di sekitar kerongkongan bagian bawah, sehingga terbentuk katup baru untuk mencegah reflux asam lambung.

Pencegahan Asam Lambung

Pencegahan GERD lebih baik daripada pengobatan. Berikut strategi pencegahan yang dapat diterapkan:

1. Pencegahan Primer

– Pola Makan Sehat

  • Konsumsi makanan seimbang dengan porsi yang tepat
  • Hindari makanan pemicu yang diketahui
  • Makan secara teratur dan jangan melewatkan waktu makan
  • Kunyah makanan dengan baik dan makan perlahan

– Gaya Hidup Aktif

  • Lakukan olahraga teratur tapi hindari aktivitas berat setelah makan
  • Pertahankan berat badan ideal melalui diet seimbang dan aktivitas fisik
  • Kelola stres dengan teknik relaksasi atau hobi yang menyenangkan

2. Pencegahan Sekunder

Bagi mereka yang sudah memiliki gejala ringan:

  • Identifikasi dan hindari makanan pemicu personal
  • Gunakan bantal tambahan saat tidur
  • Konsumsi obat OTC sesuai kebutuhan
  • Rutin kontrol kesehatan untuk monitoring kondisi

3. Edukasi dan Kesadaran

Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang GERD, terutama pada remaja dan dewasa muda yang sering mengabaikan gejala awal. 

Program edukasi kesehatan di sekolah dan masyarakat dapat membantu deteksi dini dan pencegahan GERD.

Komplikasi Asam Lambung

GERD yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius:

1. Komplikasi Jangka Pendek

  • Esofagitis – Peradangan pada lapisan kerongkongan akibat paparan asam berulang. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri menelan dan perdarahan.
  • Ulkus Esofagus – Luka terbuka di kerongkongan yang dapat berdarah dan menyebabkan kesulitan menelan yang signifikan.

2. Komplikasi Jangka Panjang

  • Striktur Esofagus – Penyempitan kerongkongan akibat jaringan parut dari peradangan kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan menelan yang progresif.
  • Barrett’s Esophagus – Perubahan abnormal pada sel-sel lapisan kerongkongan bagian bawah. 
  • Adenokarsinoma Esofagus – Jenis kanker kerongkongan yang dapat berkembang dari Barrett’s esophagus. Meskipun jarang, ini merupakan komplikasi paling serius dari GERD.

3. Komplikasi Ekstaesofageal

  • Masalah Pernapasan – GERD dapat memperburuk asma, menyebabkan batuk kronis, dan bahkan pneumonia aspirasi jika asam lambung terhirup ke paru-paru.
  • Masalah Gigi dan Mulut – Paparan asam kronis dapat menyebabkan erosi enamel gigi, kerusakan gigi, dan masalah gusi.
  • Gangguan Tidur – Gejala GERD yang memburuk saat berbaring dapat menyebabkan insomnia dan sleep apnea.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah asam lambung mematikan?

GERD sendiri jarang mematikan, namun komplikasinya dapat serius dan mengancam jiwa jika tidak ditangani. 

Komplikasi seperti Barrett’s esophagus dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan secara signifikan. Selain itu, aspirasi asam lambung ke paru-paru dapat menyebabkan pneumonia yang berpotensi fatal.

Yang penting, gejala GERD seperti nyeri dada dapat menyerupai serangan jantung. Jika mengalami nyeri dada yang parah, sesak napas, atau nyeri yang menjalar ke lengan dan rahang, segera cari bantuan medis darurat untuk mengatasi kemungkinan masalah jantung.

Data menunjukkan bahwa angka kematian akibat komplikasi asam lambung di dunia mengalami peningkatan dari 40.376 kasus pada 2005 menjadi 47.269 kasus pada 2015. Oleh karena itu, penanganan dini dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

2. Buah apa yang baik untuk penderita asam lambung?

Penderita asam lambung sebaiknya memilih buah-buahan yang rendah asam dan bersifat alkali. Berikut buah-buahan yang aman dan bermanfaat:

Buah yang Sangat Direkomendasikan:

  • Pisang – Rendah asam (pH 4.5-5.2), kaya serat dan kalium, membantu menetralkan asam lambung
  • Melon – Tinggi kandungan air, bersifat alkali, membantu hidrasi dan menetralkan asam
  • Semangka – Kandungan air tinggi, rendah asam, mengandung lycopene yang melindungi lambung
  • Pepaya – Mengandung enzim papain yang membantu pencernaan dan mengurangi peradangan

Buah Lain yang Aman:

  • Alpukat – Tidak terlalu asam, tinggi nutrisi dan serat
  • Buah naga – Kandungan air tinggi, rasa netral, tinggi serat
  • Apel merah – Kandungan asam tidak terlalu tinggi, kaya serat
  • Pir – Rasa cenderung manis, kandungan asam sangat rendah, mengandung pektin

Buah yang Harus Dihindari:

  • Jeruk dan buah sitrus lainnya
  • Tomat (secara teknis buah)
  • Buah-buahan yang sangat asam seperti lemon dan limau

3. Bagaimana cara pertolongan pertama saat asam lambung naik?

Pertolongan pertama saat asam lambung naik dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  1. Melonggarkan pakaian – Lepaskan ikat pinggang atau kancing celana yang ketat untuk mengurangi tekanan pada perut
  2. Menegakkan posisi tubuh – Jika sedang berbaring, segera bangun dan duduk tegak. Postur tegak mengurangi tekanan pada LES dan menghentikan refluks asam lambung
  3. Meninggikan posisi kepala – Jika terjadi saat tidur, gunakan bantal tambahan untuk meninggikan kepala 30-45 derajat
  4. Minum air hangat – Konsumsi air hangat secara perlahan untuk membantu meredakan ketidaknyamanan
  1. Konsumsi jahe – Minum teh jahe atau kunyah jahe segar. Jahe mengandung asam fenolik yang dapat meredakan iritasi saluran cerna
  2. Mengunyah permen karet – Meningkatkan produksi saliva yang dapat menetralkan asam lambung

– Makanan Pereda:

  • Konsumsi makanan yang dapat menetralkan asam seperti melon, yogurt rendah lemak, atau pisang
  • Hindari berbaring minimal 2-3 jam setelah gejala mereda

Penting untuk diingat bahwa pertolongan pertama ini hanya untuk meredakan gejala sementara. Jika gejala GERD terjadi berulang, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Referensi:


Bagikan ke: