Penyakit jantung diklaim masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia maupun seluruh dunia. WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa lebih dari 17,9 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
Jumlah kematian di Indonesia mencapai 651.481 penduduk per tahun, terdiri dari stroke merupakan penyebab kematian terbesar (331.349 kematian), penyakit jantung koroner (245.343 kematian), dan penyakit jantung terkait hipertensi (50.620 kematian).
Memahami jenis-jenis penyakit jantung dan metode diagnosisnya menjadi kunci penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat guna menyelamatkan nyawa.
Jenis-jenis Penyakit Jantung

Penyakit jantung mencakup berbagai kondisi yang mempengaruhi struktur dan fungsi jantung. Berikut adalah tujuh jenis penyakit jantung yang paling umum terjadi:
1. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan jenis penyakit jantung yang paling umum dan menjadi penyebab utama kematian kardiovaskular. Faktor risiko terkuat adalah merokok, kolesterol tinggi, hipertensi, gula darah tinggi, obesitas, dan kurang aktivitas.
Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah koroner yang memasok darah ke jantung mengalami penyempitan atau penyumbatan akibat penumpukan plak yang terdiri dari kolesterol, lemak, dan zat lainnya. Proses penumpukan plak ini disebut aterosklerosis yang berkembang selama bertahun-tahun.
Penyakit jantung koroner dapat menyebabkan nyeri dada (angina), sesak napas, dan bahkan serangan jantung.
2. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi kronis ketika jantung tidak mampu memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kondisi ini dapat terjadi karena otot jantung terlalu lemah atau terlalu kaku, sehingga menyebabkan kelelahan, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, serta sesak napas. Gagal jantung paling sering disebabkan oleh penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan hipertensi.
Menurut data American Heart Association (AHA) tahun 2018, insidensi gagal jantung mencapai 6,5 juta orang di Amerika. Sedangkan di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, berdasarkan diagnosis dokter diperkirakan sekitar 1,5% dari total pendduk atau sekitar 29.550 orang mengalami gagal jantung.
3. Aritmia (Gangguan Irama Jantung)
Aritmia adalah kondisi ketika jantung berdetak tidak normal, baik terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak beraturan. Gangguan irama jantung ini terjadi akibat terganggunya sinyal listrik yang mengatur kerja jantung.
Beberapa jenis aritmia yang umum meliputi fibrilasi atrium, takikardia ventrikel, dan bradikardia. Meskipun beberapa aritmia tidak berbahaya, beberapa jenis dapat meningkatkan risiko stroke dan henti jantung mendadak jika tidak ditangani dengan tepat.
4. Penyakit Katup Jantung
Penyakit katup jantung terjadi ketika satu atau lebih dari empat katup jantung (mitral, trikuspid, pulmonal, dan aorta) tidak berfungsi dengan baik. Katup yang rusak dapat mengalami penyempitan (stenosis) atau kebocoran (regurgitasi), sehingga mengganggu aliran darah normal.
Penyebab penyakit katup jantung meliputi kelainan bawaan, infeksi seperti endokarditis, penyakit jantung rematik, serangan jantung, dan penyakit jantung koroner. Gejala yang muncul dapat berupa sesak napas, nyeri dada, pusing, dan kelelahan.
Aritmia seperti fibrilasi atrium meningkatkan risiko stroke 5 kali lipat karena bisa membentuk bekuan darah.
Kadang aritmia tidak bergejala, sehingga banyak pasien baru tahu saat medical check up.
5. Kardiomiopati (Penyakit Otot Jantung)
Kardiomiopati adalah penyakit yang menyerang otot jantung (miokardium), menyebabkan otot jantung menebal, menjadi kaku, atau meregang. Kondisi ini membuat jantung kesulitan memompa darah dengan efektif ke seluruh tubuh.
Terdapat beberapa jenis kardiomiopati, termasuk kardiomiopati dilatasi (dilated cardiomyopathy), kardiomiopati hipertrofi (hypertrophic cardiomyopathy), kardiomiopati restriktif (restrictive cardiomyopathy), dan kardiomiopati aritmogenik ventrikel kanan (arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy).
Kardiomiopati dapat disebabkan oleh faktor genetik, infeksi virus, reaksi terhadap obat atau racun seperti alkohol, hingga efek kemoterapi.
6. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur jantung yang sudah ada sejak lahir. Kelainan ini dapat meliputi lubang pada dinding jantung (defek septum), kelainan katup jantung, atau masalah pada pembuluh darah besar yang keluar dari jantung.
“Di Indonesia, sekitar 12.500 hingga 15.000 bayi di Indonesia lahir dengan kelainan jantung bawaan setiap tahunnya. Namun, kemampuan fasilitas kesehatan untuk melakukan operasi baru mencapai sekitar 1.600 kasus per tahun.” ujar Menkes Budi pada tanggal 29 Desember 2022.
PJB dapat bersifat sianotik (menyebabkan kulit kebiruan) atau asianotik, tergantung pada ada tidaknya sianosis sentral. Beberapa kasus menunjukkan gejala sejak minggu-minggu pertama kehidupan, namun ada juga yang baru terdeteksi saat dewasa.
7. Penyakit Jantung Rematik
Penyakit Jantung Rematik (PJR) adalah kerusakan katup jantung yang terjadi sebagai komplikasi dari demam rematik akut. Demam rematik sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus grup A yang tidak diobati dengan baik, sehingga memicu reaksi autoimun yang menyerang katup jantung.
Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah kasus PJR terbanyak bersama Tiongkok, India, dan Pakistan pada tahun 2015, dengan angka kejadian di dunia sebanyak 15 juta kasus dan lebih dari 200.000 kematian per tahun.
Penyakit ini paling sering menyerang anak-anak dan remaja usia 5-15 tahun. Gejala PJR meliputi sesak napas, nyeri dada, jantung berdebar tidak beraturan, pembengkakan kaki, dan kelelahan.
Cara Diagnosis Penyakit Jantung
Diagnosis penyakit jantung dimulai dengan evaluasi menyeluruh yang meliputi anamnesis (wawancara medis), pemeriksaan fisik, dan berbagai pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi kondisi jantung pasien.
Berikut adalah metode diagnosis yang umum digunakan untuk mendeteksi penyakit jantung:
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Dokter akan menanyakan riwayat gejala yang dialami pasien seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, kelelahan, dan jantung berdebar. Selain itu, dokter juga akan menggali riwayat kesehatan keluarga, faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, dan pola hidup pasien.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan mendengarkan suara jantung menggunakan stetoskop untuk mendeteksi bising jantung (murmur) atau irama jantung yang tidak beraturan, serta memeriksa tekanan darah, denyut nadi, dan tanda-tanda pembengkakan.
2. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram atau EKG adalah pemeriksaan sederhana dan non-invasif yang mencatat aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menempelkan elektroda pada kulit dada, lengan, dan tungkai pasien yang kemudian dihubungkan ke mesin EKG.
EKG dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi jantung termasuk aritmia, serangan jantung, penyakit jantung koroner, kelainan otot jantung, dan gangguan elektrolit.
Pemeriksaan EKG hanya memakan waktu sekitar 5-10 menit dan tidak menimbulkan rasa sakit. Hasil EKG ditampilkan dalam bentuk grafik gelombang yang menunjukkan irama dan frekuensi detak jantung.
3. Ekokardiografi (USG Jantung)
Ekokardiografi adalah pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara (ultrasonografi) untuk membuat gambar detail struktur dan fungsi jantung.
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan ukuran ruang jantung, ketebalan dinding jantung, fungsi pompa jantung, kondisi katup jantung, dan aliran darah melalui jantung.
Ekokardiografi merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk mendiagnosis penyakit katup jantung, kardiomiopati, gagal jantung, dan kelainan jantung bawaan. Pemeriksaan ini aman, tidak invasif, dan tidak menggunakan radiasi.
4. Rontgen Thorax (Foto Dada)
Rontgen thorax digunakan untuk melihat bentuk jantung, ukuran jantung, serta kondisi paru-paru. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan apakah jantung membesar, terdapat cairan di paru-paru (edema pulmonal), atau kelainan pada pembuluh darah paru.
5. Tes Stres (Exercise Stress Test)
Tes stres atau uji latih jantung dilakukan untuk melihat respons jantung terhadap aktivitas fisik. Pasien diminta berjalan di atas treadmill atau mengayuh sepeda statis sambil dipantau aktivitas jantungnya menggunakan EKG.
Pemeriksaan ini membantu mendeteksi penyakit jantung koroner, aritmia, dan menilai kapasitas fungsional jantung. Jika pasien tidak dapat melakukan aktivitas fisik, dokter dapat memberikan obat yang memberikan efek serupa dengan latihan pada jantung.
6. Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk cek kolesterol, cek gula darah, dan protein tertentu yang dapat mengindikasikan kerusakan jantung. Salah satu protein penting yang diperiksa adalah troponin jantung, yang meningkat saat terjadi serangan jantung.
Tes darah juga dapat mengukur kadar BNP (B-type natriuretic peptide) atau NT-proBNP, yaitu protein yang diproduksi jantung dan meningkat pada kondisi gagal jantung. Pemeriksaan kadar gula darah dan kolesterol penting untuk menilai faktor risiko penyakit jantung.
7. Kateterisasi Jantung dan Angiografi Koroner
Kateterisasi jantung adalah prosedur invasif yang dilakukan untuk melihat penyumbatan pada pembuluh darah koroner. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter (selang tipis dan fleksibel) melalui pembuluh darah di pangkal paha atau pergelangan tangan yang kemudian diarahkan ke jantung.
Setelah kateter mencapai jantung, zat kontras disuntikkan sehingga pembuluh darah koroner dapat terlihat jelas pada gambar sinar-X. Pemeriksaan ini sangat akurat untuk mendeteksi lokasi dan tingkat keparahan penyumbatan arteri koroner.
8. CT Scan dan MRI Jantung
CT scan jantung (cardiac CT) menggunakan sinar-X untuk membuat gambar penampang melintang jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan deposit kalsium pada arteri koroner (coronary calcium score) dan penyumbatan pembuluh darah.
MRI jantung (cardiac MRI) menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar detail struktur jantung. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk menilai fungsi jantung, kelainan struktural, dan mendeteksi kerusakan jaringan jantung.
Pemeriksaan Jantung Terbaik di Tirta Medical Centre (TMC)

Untuk mendapatkan diagnosis penyakit jantung yang akurat dan terpercaya, Anda dapat melakukan pemeriksaan jantung di Klinik Tirta Medical Centre (TMC). TMC merupakan klinik Medical Check Up yang memiliki laboratorium terpercaya dan terbaik di Indonesia dengan lebih dari 30 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Klinik TMC menyediakan berbagai layanan pemeriksaan jantung dengan peralatan modern dan tenaga medis profesional yang berpengalaman. Berikut adalah biaya pemeriksaan jantung di Tirta Medical Centre:
- Biaya EKG (Elektrokardiogram): Rp110.000 – Pemeriksaan untuk merekam aktivitas listrik jantung dan mendeteksi gangguan irama jantung
- Biaya USG Jantung (Ekokardiografi): Rp600.000 – Pemeriksaan ultrasonografi untuk melihat struktur, fungsi, dan aliran darah jantung secara rinci
- Biaya Rontgen Thorax: Rp150.000 – Pemeriksaan foto dada untuk menilai ukuran jantung dan kondisi paru-paru
Note: Harga dapat berubah sewaktu-waktu, Sahabat Tirta dapat menghubungi kami untuk update harga pemeriksaan jantung atau reservasi promo TMC secara online di sini:
Dengan melakukan pemeriksaan jantung secara rutin di TMC, Anda dapat mendeteksi penyakit jantung sejak dini dan mendapatkan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Deteksi dini penyakit jantung sangat penting karena banyak kasus penyakit jantung yang tidak menunjukkan gejala pada tahap awal namun dapat berkembang menjadi kondisi yang mengancam jiwa.
Referensi:
- Cleveland Clinic. Heart Disease: Symptoms, Causes & Treatment: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24129-heart-disease
- Heart and Stroke Foundation. Types of heart disease: https://www.heartandstroke.ca/heart-disease/what-is-heart-disease/types-of-heart-disease
- WebMD. Heart Disease: Types, Causes, and Symptoms: https://www.webmd.com/heart-disease/heart-disease-types-causes-symptoms
- HRI. The 12 most common heart and cardiovascular conditions: https://www.hri.org.au/health/learn/cardiovascular-disease/the-12-most-common-heart-and-cardiovascular-conditions
- Kemenkes. Kurangi Kematian Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi Baru Lahir dengan Cathlab: https://kemkes.go.id/id/kurangi-kematian-penyakit-jantung-bawaan-pada-bayi-baru-lahir-dengan-cathlab
- BRIN. Tingginya Kasus Kardiovaskular di Indonesia Akibat Gaya Hidup Tidak Sehat, BRIN Peringatkan Pentingnya Pencegahan: https://brin.go.id/ork/posts/kabar/tingginya-kasus-kardiovaskular-di-indonesia-akibat-gaya-hidup-tidak-sehat-brin-peringatkan-pentingnya-pencegahan
- Kemenkes, Ditjen Keslan. Penyakit Jantung Rematik: Ancaman Serius yang Harus Diwaspadai: https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/3568/penyakit-jantung-rematik-ancaman-serius-yang-harus-diwaspadai
- IHJ. Overview of Heart and Vascular Disease Patients at Lamaddukelleng Sengkang Hospital in 2023: https://ihj.ideajournal.id/index.php/IHJ/article/view/430/169
- Jurnal BSI. Klasifikasi Potensi Penyakit Jantung Menggunakan Algoritma C4.5: https://jurnal.bsi.ac.id/index.php/jinsan/article/view/3056/1484
- CDC. About Coronary Artery Disease (CAD): https://www.cdc.gov/heart-disease/about/coronary-artery-disease.html
- Healthline. What Are the Different Types of Coronary Artery Disease?: https://www.healthline.com/health/coronary-artery-disease/coronary-artery-disease-types
- Medical News Today. What to know about cardiovascular disease: https://www.medicalnewstoday.com/articles/257484
- Journal UNIBBA. Pendidikan Kesehatan Dengan Media Audiovisual Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Resusitasi Jantung Paru (RJP) Pada Pelajar SMK Al -Islam: https://ejournal.unibba.ac.id/index.php/healthy/article/view/1490/1168
- Kemenkes, Ayo Sehat. Pemeriksaan Penunjang Kardiovaskular: https://ayosehat.kemkes.go.id/pemeriksaan-penunjang-kardiovaskular
- NHS. Coronary heart disease: https://www.nhs.uk/conditions/coronary-heart-disease/diagnosis/
- Alomedika. Diagnosis Kelainan Katup Jantung: https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/kelainan-katup-jantung/diagnosis
- Mayo Clinic. Heart disease – Diagnosis and treatment: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/diagnosis-treatment/drc-20353124

