Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia dan menjadi salah satu penyebab kematian utama akibat kanker pada perempuan.
Berdasarkan data Globocan tahun 2020, terdapat 68.858 kasus baru kanker payudara di Indonesia, dengan angka kematian mencapai lebih dari 22.000 jiwa.
Lebih dari 80% kasus penyakit kanker payudara ditemukan dalam kondisi stadium lanjut, sehingga deteksi dini dan pemahaman mengenai kanker payudara sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Apa itu Kanker Payudara?
Kanker payudara adalah suatu jenis tumor ganas yang berkembang pada sel-sel payudara akibat pertumbuhan sel ganas yang tidak terkendali.
Penyakit ini terjadi ketika sel-sel abnormal di jaringan payudara tumbuh di luar kendali dan membentuk tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh termasuk jaringan payudara terdekat.
Kanker payudara paling sering dimulai di dalam saluran susu (duktus) atau kelenjar penghasil susu (lobulus) di payudara. Bentuk paling awal dari kanker payudara disebut karsinoma in situ, di mana sel kanker belum menyebar ke jaringan sekitarnya.
Namun jika dibiarkan, sel kanker dapat menyebar (invasif) ke jaringan payudara di sekitarnya dan bahkan ke organ tubuh lain melalui sistem getah bening dan aliran darah.
Kanker payudara dapat menyerang siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki, meskipun sekitar 99% kasus terjadi pada perempuan. Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada perempuan berusia di atas 40 tahun.
Ciri-ciri Kanker Payudara

Sebagian besar pasien kanker payudara tidak mengalami gejala apapun pada tahap awal penyakit, sehingga pentingnya pemeriksaan rutin untuk deteksi dini. Gejala kanker payudara yang perlu diwaspadai meliputi:
1. Benjolan atau Penebalan Payudara
Munculnya benjolan atau area penebalan pada payudara yang terasa berbeda dari jaringan sekitarnya. Benjolan ini biasanya tidak disertai rasa nyeri dan teraba keras serta melekat pada jaringan payudara.
2. Perubahan Ukuran dan Bentuk Payudara
Terjadi perubahan ukuran, bentuk, atau penampilan pada satu atau kedua payudara yang tidak wajar.
3. Perubahan pada Puting
Puting payudara terlihat tertarik ke dalam (retraksi), berubah bentuk, atau mengalami perubahan pada kulit di sekitar puting (areola).
4. Keluar Cairan dari Puting
Keluarnya cairan abnormal atau darah dari puting payudara tanpa dipijat atau ditekan.
5. Perubahan Kulit Payudara
Kulit payudara mengalami perubahan warna menjadi kemerahan atau tampak seperti kulit jeruk. Kulit juga dapat bersisik atau mengelupas pada area payudara atau puting.
6. Pembengkakan atau Benjolan di Ketiak
Munculnya benjolan atau pembengkakan pada kelenjar getah bening di bawah ketiak.
Pada stadium lanjut, gejala dapat meluas ke organ tubuh lain yang terkena metastasis, seperti nyeri tulang, batuk yang menjalar ke paru-paru, sakit kepala, mual muntah, dan penurunan nafsu makan.
Penyebab Kanker Payudara
Penyebab pasti kanker payudara belum diketahui secara pasti, namun diduga terjadi akibat pertumbuhan abnormal sel-sel payudara yang disebabkan oleh mutasi gen dan kerusakan DNA di dalam sel.
Mutasi DNA ini memberikan instruksi kepada sel untuk membelah dan berkembang biak secara cepat dan tidak terkendali, membentuk tumor yang dapat menyebar ke bagian tubuh lain.
Mutasi genetik yang menyebabkan kanker payudara dapat bersifat diturunkan (herediter) maupun didapat (akuisita) sepanjang hidup seseorang.
Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 merupakan mutasi genetik yang paling dikenal dan dapat meningkatkan risiko kanker payudara secara signifikan. Wanita dengan mutasi gen BRCA1 memiliki risiko kanker payudara hingga 55-65%, sedangkan mutasi gen BRCA2 meningkatkan risiko sekitar 45%.
Stadium Kanker Payudara
Penentuan stadium kanker payudara sangat penting untuk merencanakan pengobatan yang tepat dan menentukan prognosis pasien.
Stadium kanker payudara ditentukan menggunakan sistem TNM (Tumor, Node, Metastasis) yang dikembangkan oleh American Joint Committee on Cancer (AJCC). Sistem ini membantu dokter menentukan tingkat keparahan penyakit dan pilihan pengobatan yang paling sesuai.
Sistem TNM menilai tiga komponen utama:
- T (Tumor): Ukuran dan seberapa jauh tumor utama telah menyebar
- N (Node/Kelenjar Getah Bening): Ada tidaknya penyebaran ke kelenjar getah bening dan jumlah kelenjar yang terkena
- M (Metastasis): Ada tidaknya penyebaran ke organ tubuh lain
Berikut adalah penjelasan stadium kanker payudara:
- Kanker Payudara Stadium 0 atau Stadium Awal: disebut kanker payudara non-invasif atau karsinoma in situ, di mana sel abnormal hanya ada di duktus atau lobulus payudara dan belum menyebar ke jaringan sekitarnya.
- Kanker Payudara Stadium I: Tumor berukuran kecil (kurang dari 2 cm). Stadium ini dibagi menjadi IA dan IB.
- Kanker Payudara Stadium II: Tumor berukuran 2-5 cm dan telah menyebar ke 1-3 kelenjar getah bening, atau tumor lebih besar dari 5 cm namun belum menyebar ke kelenjar getah bening.
- Kanker Payudara Stadium III: Kanker telah menyebar lebih luas ke jaringan payudara dan kelenjar getah bening, termasuk kelenjar di bawah ketiak, di atas tulang selangka, atau di dekat tulang dada. Tumor dapat berukuran besar atau telah menyebar ke kulit dan dinding dada.
- Kanker Payudara Stadium IV: Kanker telah menyebar (metastasis) ke organ tubuh lain yang jauh dari payudara, seperti tulang, paru-paru, hati, atau otak. Stadium ini disebut juga kanker payudara metastatik.
Semakin tinggi stadium kanker, semakin rendah angka harapan hidup dan semakin kompleks pengobatan yang diperlukan. Deteksi dini pada stadium awal memberikan peluang kesembuhan yang jauh lebih tinggi, mencapai 90% pada stadium awal.
Diagnosis Kanker Payudara
Pendekatan diagnosis kanker payudara menggunakan prosedur diagnostik triplet yang terdiri dari pemeriksaan klinis, pencitraan penunjang, dan pemeriksaan histopatologi.
Berbagai metode pemeriksaan digunakan untuk mendeteksi dan memastikan diagnosis kanker payudara:
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Metode deteksi dini yang mudah dilakukan sendiri untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudara. SADARI dilakukan setiap bulan pada hari ke-7 hingga ke-10 sejak hari pertama menstruasi.
2. Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS)
Pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk mendeteksi benjolan atau perubahan abnormal pada payudara.
3. Mammografi
Pemeriksaan menggunakan sinar-X dosis rendah untuk mendeteksi kelainan payudara, termasuk pengapuran halus yang merupakan tanda dini kanker. Mammografi dinilai efektif untuk mendeteksi kanker pada wanita usia 40 tahun ke atas.
4. USG Payudara (Ultrasonografi)
Pemeriksaan menggunakan gelombang suara untuk membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista.
USG lebih direkomendasikan untuk wanita muda di bawah 30 tahun, terutama yang memiliki jaringan payudara padat akibat dominasi jaringan fibroglandular dan jumlah jaringan lemak yang lebih sedikit..
5. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Alat deteksi kanker yang lebih sensitif dari mammografi, menggunakan medan magnet untuk mendeteksi kelainan payudara dengan akurasi tinggi.
6. Biopsi
Prosedur pengambilan sampel jaringan dari benjolan di payudara untuk pemeriksaan di laboratorium guna menentukan apakah sel bersifat ganas atau jinak. Jenis biopsi meliputi aspirasi jarum halus (FNA), biopsi jarum inti, dan biopsi bedah.
7. Tes Penanda Tumor
Pemeriksaan darah untuk mendeteksi penanda kanker seperti CA 15-3 (Cancer Antigen 15-3) yang dapat monitoring perkembangan kanker payudara.
Harga Diagnosis Kanker Payudara di Tirta Medical Centre
Untuk pemeriksaan deteksi dini kanker payudara, Klinik Tirta Medical Centre (TMC) menyediakan layanan dengan biaya sebagai berikut:
- Biaya USG Payudara atau USG Mammae: Rp350.000
- Biaya Pemeriksaan CA 15-3 (Cancer Antigen 15-3): Rp867.000
Note: Harga dapat berubah sewaktu-waktu, Sahabat Tirta dapat menghubungi kami untuk update harga pemeriksaan kanker payudara atau reservasi promo TMC secara online di sini:
Pemeriksaan ini penting dilakukan secara berkala untuk deteksi dini kanker payudara, terutama bagi perempuan berusia 40 tahun lebih atau yang memiliki faktor risiko tinggi.
Cara Mengobati Kanker Payudara
Pengobatan kanker payudara disesuaikan dengan tipe kanker, stadium, ukuran tumor, kondisi pasien, dan apakah kanker telah menyebar ke organ lain. Metode pengobatan utama meliputi:
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi merupakan pengobatan utama untuk kanker payudara dan dilakukan pada pasien stadium I, II, dan III yang masih dapat dioperasi. Jenis operasi meliputi:
- Lumpektomi: Pengangkatan tumor dan sedikit jaringan sehat di sekitarnya sambil mempertahankan sebagian besar payudara
- Mastektomi: Pengangkatan seluruh payudara, termasuk jaringan payudara, puting, dan areola
- Pengangkatan kelenjar getah bening: Untuk memeriksa penyebaran kanker ke kelenjar getah bening di ketiak
2. Radioterapi (Terapi Radiasi)
Radioterapi menggunakan sinar-X berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker dan mengurangi risiko kekambuhan. Radioterapi diberikan:
- Setelah operasi lumpektomi untuk mencegah kekambuhan di payudara
- Setelah mastektomi pada kasus stadium lanjut
- Sebelum operasi (neoadjuvant) dengan kanker yang besar untuk mengecilkan ukuran kanker
- Pada stadium IV untuk mengurangi nyeri akibat metastasis
3. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Kemoterapi dapat diberikan:
- Sebelum operasi (neoadjuvant) untuk mengecilkan tumor
- Setelah operasi (adjuvant) untuk membunuh sel kanker yang tersisa
- Pada stadium IV sebagai terapi utama
- Biasanya diberikan melalui pembuluh darah (intravena) atau dalam bentuk tablet
4. Terapi Hormon (Terapi Endokrin)
Terapi hormon diberikan pada kanker payudara yang bersifat hormon-positif (memiliki reseptor estrogen atau progesteron). Obat seperti tamoxifen diberikan selama 5-10 tahun untuk mengurangi risiko kekambuhan hingga 30%-50%.
5. Terapi Target
Terapi target menggunakan obat yang secara spesifik menyerang sel kanker dengan menargetkan protein tertentu, seperti HER2. Contohnya adalah trastuzumab yang diberikan bersamaan dengan kemoterapi pada kanker payudara HER2-positif.
6. Imunoterapi
Imunoterapi membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan melawan sel kanker, terutama pada tipe kanker payudara triple-negative.
Pengobatan sering menggunakan kombinasi dari beberapa metode di atas untuk hasil yang optimal.
Pada stadium dini, tingkat kesembuhan kanker payudara mencapai lebih dari 90% dengan pengobatan yang tepat. Namun pada stadium lanjut, pengobatan lebih berfokus pada meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup pasien.
Cara Mencegah Kanker Payudara
Meskipun tidak semua kanker payudara dapat dicegah, berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.
Pencegahan kanker payudara mencakup tiga pilar utama: promosi kesehatan, deteksi dini, dan tatalaksana kasus yang tepat.
1. Penerapan Pola Hidup Sehat CERDIK
Kementerian Kesehatan RI menganjurkan masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat CERDIK:
- Cek kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari
- Diet seimbang dengan banyak konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian
- Istirahat cukup
- Kelola stres dengan baik
2. Menjaga Berat Badan Ideal
Obesitas dan kelebihan berat badan meningkatkan risiko kanker payudara, terutama setelah menopause. Menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur sangat penting untuk pencegahan.
3. Membatasi Konsumsi Alkohol dan Menghindari Rokok
Konsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah sedikit, terbukti meningkatkan risiko kanker payudara.
4. Aktivitas Fisik Teratur
Olahraga rutin minimal 150 menit per minggu dengan intensitas sedang hingga berat dapat menurunkan risiko kanker payudara. Aktivitas fisik membantu menjaga berat badan dan keseimbangan hormon dalam tubuh.
5. Menyusui
Menyusui dapat menurunkan risiko kanker payudara karena membuat sel-sel payudara bekerja sesuai fungsinya dan mencegah mutasi gen. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker payudara dapat berkurang 4,3% setiap 12 bulan menyusui.
6. Membatasi Terapi Hormon Menopause
Penggunaan terapi hormon kombinasi (estrogen dan progesteron) untuk mengatasi gejala menopause sebaiknya dibatasi, dengan menggunakan dosis terendah dalam waktu sesingkat mungkin.
7. Deteksi Dini Melalui SADARI dan SADANIS
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) merupakan kunci deteksi dini kanker payudara.
Kementerian Kesehatan RI menghimbau setiap perempuan untuk melakukan SADARI dan SADANIS secara berkala setiap bulan pada hari ke-7 hingga ke-10 dari hari pertama menstruasi, atau pada tanggal yang sama setiap bulan bagi perempuan yang sudah menopause.
Dengan melakukan SADARI dan SADANIS secara berkala, kanker payudara dapat ditemukan pada stadium dini dan meningkatkan angka harapan hidup hingga lebih dari 90%. Deteksi dini juga dapat menekan biaya pengobatan yang relatif mahal.
8. Skrining Mammografi Rutin
Perempuan berusia 40-69 tahun dianjurkan melakukan mammografi setiap 2 tahun untuk deteksi dini kanker payudara.
Mammografi dapat mendeteksi kanker sebelum muncul gejala dan mengurangi angka kematian akibat kanker payudara hingga lebih dari 40%.
9. Konsultasi Genetik untuk Risiko Tinggi
Bagi perempuan dengan riwayat keluarga kanker payudara atau ovarium yang kuat, terutama pada usia muda, dapat mempertimbangkan tes genetik untuk mutasi gen BRCA1 dan BRCA2.
Mereka yang memiliki mutasi gen dapat mempertimbangkan strategi pencegahan seperti obat-obatan pencegahan (kemoprevensi) atau operasi pengangkatan payudara profilaksis.
Penelitian menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup yang berhasil dapat mencegah 25-30% kasus kanker payudara. Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini merupakan upaya penting untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker payudara di Indonesia.
Referensi:
- WHO. Breast cancer: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/breast-cancer
- Cleveland Clinic. Breast Cancer: Symptoms, Types, Causes & Treatment: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3986-breast-cancer
- Mayo Clinic. Breast cancer – Symptoms and causes: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/breast-cancer/symptoms-causes/syc-20352470
- American Cancer Society. Breast Cancer | Breast Cancer Information & Overview: https://www.cancer.org/cancer/types/breast-cancer.html
- Kemenkes. Kanker Payudara Paling Banyak di Indonesia, Kemenkes Targetkan Pemerataan Layanan Kesehatan: https://kemkes.go.id/id/kanker-payudaya-paling-banyak-di-indonesia-kemenkes-targetkan-pemerataan-layanan-kesehatan
- National Breast Cancer Foundation. BRCA: The Breast Cancer Gene – BRCA Mutations & Risks: https://www.nationalbreastcancer.org/what-is-brca/
- Kemenkes. Deteksi Dini Kunci Selamatkan Penderita Kanker: https://kemkes.go.id/id/deteksi-dini-kunci-selamatkan-penderita-kanker
- Alomedika. https:/Mamografi Vs Ultrasonografi untuk Deteksi Dini Kanker Payudara: https://www.alomedika.com/mamografi-ultrasonografi-untuk-deteksi-dini-kanker-payudara
- Kemenkes Ditjen Keslan. Apakah Benar Menyusui Dapat Mengurangi Risiko Kanker Payudara?: https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/858/apakah-benar-menyusui-dapat-mengurangi-risiko-kanker-payudara
- PubMed Central. Bridging Lifestyle and Screening for Cancer Prevention: A Comprehensive Analysis of Cancer-Related Lifestyle and Screening Attitudes in Adults: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11944137/
- PubMed Central. Can diet and lifestyle prevent breast cancer: what is the evidence?: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25993238/
- Jurnal Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Kenali Kanker Payudara Dan Lakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Secara Dini Di Kelurahan Mulyasariwilayah Kerja Puskesmas Tamansarikota Tasikmalaya: https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/41105/25809
- NCBI. Breast Cancer Treatment (PDQ®): https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK65969/

