Cacar monyet atau mpox merupakan penyakit infeksi virus yang semakin mendapat perhatian global seiring dengan peningkatan kasus di berbagai belahan dunia.
Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk dalam keluarga Orthopoxvirus, sama seperti virus penyebab cacar. Meskipun gejala cacar monyet mirip dengan cacar biasa, namun tingkat keparahannya umumnya lebih ringan dan jarang menyebabkan kematian.
Sebagai penyakit zoonosis, cacar monyet dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya, serta dapat menyebar antar manusia melalui kontak dekat.
Pemahaman yang komprehensif tentang gejala, pencegahan, dan komplikasi penyakit ini menjadi sangat penting untuk masyarakat Indonesia dalam menghadapi ancaman penyebaran yang terus meningkat.
Waspada Cacar Monyet Menurut WHO dan Kasus Cacar Monyet di Indonesia (2025)
World Health Organization (WHO) pada pertemuan komite darurat keempat yang diselenggarakan pada 5 Juni 2025 menegaskan bahwa cacar monyet masih memenuhi kriteria sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional .
WHO menekankan pentingnya koordinasi darurat dan pengawasan kolaboratif untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut .
Di Indonesia, data terbaru dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa hingga Agustus 2024 telah tercatat 88 kasus konfirmasi cacar monyet.
Sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh, dengan distribusi terbanyak berada di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus, Jawa Barat 13 kasus, dan Banten 9 kasus. Kasus pertama cacar monyet di Indonesia ditemukan pada bulan Agustus 2022 di Jakarta.
Analisis genomik terhadap 54 kasus yang memenuhi kriteria menunjukkan bahwa seluruh kasus di Indonesia merupakan varian Clade IIB, yang memiliki tingkat fatalitas lebih rendah dan sebagian besar ditularkan melalui kontak seksual.
Studi epidemiologi mengidentifikasi bahwa kelompok rentan penularan adalah laki-laki berusia 20-40 tahun yang bekerja di luar rumah, memiliki orientasi seksual homoseksual dan biseksual, serta pasien HIV atau infeksi menular seksual.
Gejala Cacar Monyet

Gejala cacar monyet biasanya muncul dalam waktu 1 – 3 minggu setelah terpapar virus, dengan masa inkubasi berkisar antara 6-13 hari. Manifestasi klinis penyakit ini dapat dibagi menjadi gejala sistemik dan dermatologis yang khas.
– Gejala Awal Cacar Monyet
Gejala awal cacar monyet mirip dengan influenza, meliputi demam sebagai gejala yang paling umum, sakit kepala, nyeri otot dan punggung, kelelahan ekstrem, menggigil, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala respiratorius seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau batuk juga dapat muncul.
– Manifestasi Kulit
Ruam kulit merupakan ciri khas cacar monyet yang biasanya muncul 1-4 hari setelah demam. Ruam dapat muncul di wajah, telapak tangan, telapak kaki, mulut, dan area genital atau anus.
Lesi kulit secara bersamaan mengalami evolusi bertahap dari makula (bercak datar), papula (benjolan), vesikel (gelembung berisi cairan), pustula (berisi nanah), hingga membentuk keropeng sebelum akhirnya mengelupas.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lesi anogenital ditemukan pada 65,7% kasus, dengan limfadenopati inguinal sebagai manifestasi yang paling umum. Pada outbreak 2022-2023, sebanyak 95,2% pasien mengalami lesi kulit, 58,4% mengalami demam, dan 53,0% mengalami limfadenopati.
Pencegahan Cacar Monyet

Strategi pencegahan cacar monyet melibatkan pendekatan komprehensif yang mencakup vaksinasi, modifikasi perilaku, dan penerapan protokol kesehatan.
– Vaksinasi
Vaksin JYNNEOS merupakan vaksin dua dosis yang direkomendasikan untuk pencegahan cacar monyet. Vaksin diberikan dengan interval 4 minggu antara dosis pertama dan kedua untuk memberikan perlindungan optimal.
Vaksinasi pasca pajanan dapat diberikan dalam waktu kurang dari 4 hari setelah kontak dengan penderita cacar monyet, atau hingga 14 hari jika belum muncul gejala.
Kelompok yang direkomendasikan untuk mendapat vaksinasi meliputi tenaga kesehatan yang berisiko terpapar, anggota keluarga atau komunitas dekat dengan penderita cacar monyet, individu dengan multiple partner seksual termasuk laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, dan pekerja seks.
– Modifikasi Perilaku
Pencegahan melalui perubahan perilaku sangat penting, terutama menghindari kontak langsung kulit-ke-kulit dengan penderita yang memiliki ruam mirip cacar monyet .
Penggunaan kondom dapat membantu mengurangi risiko paparan, namun tidak dapat mencegah semua bentuk pajanan karena ruam dapat muncul di bagian tubuh lain.
– Protokol Kesehatan
Penerapan protokol kesehatan meliputi cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air atau hand sanitizer berbasis alkohol, menghindari kontak dengan objek yang digunakan penderita seperti pakaian, seprai, atau handuk, serta menjaga kebersihan lingkungan.
Komplikasi Cacar Monyet

Meskipun sebagian besar kasus cacar monyet sembuh dengan sendirinya, beberapa individu dapat mengalami komplikasi serius yang memerlukan perhatian medis intensif.
– Komplikasi Kulit dan Jaringan Lunak
Infeksi bakteri sekunder pada lesi kulit dapat menyebabkan pembentukan abses atau kerusakan kulit yang serius. Komplikasi ini lebih sering terjadi pada pasien dengan sistem imun yang lemah atau penderita HIV.
– Komplikasi Sistemik
Komplikasi sistemik yang dapat terjadi meliputi pneumonia, ensefalitis (radang otak), miokarditis (radang jantung), proktitis (radang rektum), dan sepsis.
Infeksi kornea dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan. Komplikasi gastrointestinal seperti muntah dan diare dapat menyebabkan dehidrasi dan malnutrisi.
– Populasi Berisiko Tinggi
Bayi baru lahir, anak-anak, ibu hamil, dan individu dengan defisiensi imun termasuk penderita HIV yang tidak terkontrol memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit berat dan kematian akibat komplikasi cacar monyet.
Pada ibu hamil, virus dapat ditularkan ke janin selama kehamilan melalui plasenta atau ke bayi baru lahir saat atau setelah persalinan.
FAQ (Frequently Asked Questions)
Berdasarkan data epidemiologi terkini, kelompok yang berisiko paling tinggi terkena cacar monyet adalah laki-laki berusia 20-40 tahun yang memiliki orientasi seksual homoseksual atau biseksual.
Tenaga kesehatan yang berisiko terpapar, individu dengan multiple partner seksual, pekerja seks, dan orang yang tinggal serumah dengan penderita cacar monyet juga memiliki risiko tinggi.
Selain itu, individu dengan sistem imun lemah seperti penderita HIV, anak-anak, ibu hamil, dan lansia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit berat.
– Penyebaran mpox lewat apa?
Cacar monyet dapat menyebar melalui beberapa rute transmisi. Penularan utama terjadi melalui kontak dekat dan berkepanjangan kulit ke kulit dengan penderita yang memiliki lesi aktif.
Virus juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan saat kontak wajah ke wajah yang berkepanjangan, kontak dengan cairan tubuh penderita, dan menyentuh benda-benda yang terkontaminasi seperti pakaian, seprai, atau handuk. Ibu hamil juga dapat menularkan bayinya melalui plasenta.
Penularan juga dapat terjadi dari hewan ke manusia melalui gigitan dan cakaran hewan dengan infeksi mpox atau memakan daging hewan yang menderita mpox.
Penularan seksual telah menjadi rute transmisi dominan pada outbreak 2022-2023, dengan 99,2% kasus melaporkan riwayat kontak seksual.
– Apa pantangan penyakit cacar monyet?
Penderita cacar monyet harus menghindari kontak dekat dengan orang lain hingga semua lesi sembuh dan terbentuk lapisan kulit baru, yang biasanya memakan waktu 2-4 minggu.
Pantangan utama meliputi menghindari aktivitas seksual atau kontak intim, tidak berbagi pakaian, seprai, handuk, atau peralatan makan dengan orang lain.
Penderita sebaiknya mengisolasi diri di ruangan terpisah jika memungkinkan dan menghindari kontak dengan hewan peliharaan selama masa sakit.
Aktivitas yang dapat menyebarkan material kering dari lesi seperti penggunaan kipas angin, menyapu kering, atau menyedot debu harus dihindari. Penderita juga tidak boleh menyumbangkan darah, sel, jaringan, ASI, atau sperma selama masa sakit dan pemulihan.
Untuk mendukung upaya pencegahan dan deteksi dini cacar monyet, Klinik Tirta Medical Centre (TMC) hadir sebagai mitra terpercaya dalam menjaga kesehatan Anda.
TMC merupakan klinik medical check up yang didukung oleh laboratorium terpercaya dan terbaik di Indonesia dengan teknologi diagnostik terdepan.
Dengan lebih dari 30 lokasi cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, TMC menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan komprehensif termasuk deteksi dini berbagai penyakit infeksi.
Tim medis profesional TMC siap memberikan konsultasi dan pemeriksaan berkualitas tinggi untuk memastikan kesehatan optimal Anda dan keluarga.
Referensi:
- WHO. Fourth meeting of the International Health Regulations (2005) Emergency Committee regarding the upsurge of mpox 2024 – Temporary recommendations: https://www.who.int/news/item/09-06-2025-fourth-meeting-of-the-international-health-regulations-(2005)-emergency-committee-regarding-the-upsurge-of-mpox-2024-temporary-recommendations
- MedlinePlus. Mpox: https://medlineplus.gov/mpox.html
- Cleveland Clinic. Mpox (Monkeypox): Causes, Symptoms, Treatment & Prevention: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22371-monkeypox
- E-Journal Universitas Udayana. Kajian Pustaka:Infeksi Cacar Monyet pada Manusi: https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/118693/57266
- Sehat Negeriku. 88 Kasus Konfirmasi Mpox di Indonesia, Seksual Sesama Jenis Jadi Salah Satu Penyebab: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240818/1546252/88-kasus-konfirmasi-mpox-di-indonesia-seksual-sesama-jenis-jadi-salah-satu-penyebab/
- Healthline. What Is Monkeypox: Symptoms, Pictures, and Treatment: https://www.healthline.com/health/monkeypox
- MDPI. Clinical Characteristics of Human Mpox (Monkeypox) in 2022: A Systematic Review and Meta-Analysis: https://www.mdpi.com/2076-0817/12/1/146
- CDC. Preventing Mpox: https://www.cdc.gov/mpox/prevention/index.html
- CDC. Mpox Vaccination: https://www.cdc.gov/mpox/vaccines/index.html
- WebMD. Mpox (Monkeypox) Vaccination: What to Know: https://www.webmd.com/vaccines/mpox-vaccination
- WHO. Mpox: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mpox
- F1000Research. Monkeypox (mpox) in immunosuppressed patients: https://f1000research.com/articles/12-127/v2
- CDC. Mpox Cases Among Cisgender Women and Pregnant Persons: https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/72/wr/mm7201a2.htm?s_cid=mm7201a2_w